Kebiasaan kita di era internet ini.
Ini bermula dari kejadian beberapa minggu lalu saat seorang teman mengeluh susah tidur via medsos, memesan makanan via delivery service, dan akhirnya memilih melanjutkan kerjaannya.
Pada post tersebut tertera waktu posting 3 jam lalu, sedangkan saya membacanya di layar ponsel pas pukul 5 pagi. Jadi, si teman masih melek pada pukul 2 dini hari.
Not a surprising fact these days.
Cerita lain lagi—di mana yang ini lebih familier di telinga saya, teman sesama pekerja seni sengaja mengatur waktu tidur di siang hari demi bisa bekerja semalaman alias begadang.
Alasannya, kreativitas justru on fire di malam hari 🔥🔥🔥
Sesuatu yang sedikit-banyak bisa saya pahami, karena saya pernah merasakan hal yang sama.
Sayangnya ia tidak menyadari; bukannya memikirkan cara mengatasi susah tidur yang dialaminya, ia justru menciptakan masalah baru!
Kenapa ya sekarang kita malah bisa melek lebih lama, padahal tubuh sebenarnya kecapean setelah beraktivitas—and get connected—seharian?
Dan lebih menyeramkan lagi, semua ini bukannya tanpa konsekuensi fatal.
Jika dibiarkan terus-menerus, yang pertama menjadi korban pastinya diri kita sendiri.
Bahayanya Ketika Malam Jadi Seaktif Siang
How can we sleep if the world outside is so loud, exciting, and inviting?
Dan semua itu terjadi 24/7 !
Mulai dari internet, mini market, coffee shop, sampai urusan kerjaan tak ada jeda selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu.
Baca juga: Habis begadang? Ini Cara Memulihkan Tubuh dan Kulitmu
Tanpa disadari gaya hidup kita pun menyesuaikan dengan kondisi aktif 24/7 tersebut dan tidak lagi menempatkan tidur berkualitas sebagai prioritas utama kebutuhan.
Capek, tidur sebentar. Habis itu kerja lagi. Mendadak lapar tengah malam, tinggal order makanan via delivery service sambil ngopi dan bekerja kembali.
Malam yang tak ubahnya siang, tetap aktif dan terang-benderang, bikin kita lupa fitrah tubuh yang sesungguhnya, yakni beristirahat saat langit menjadi gelap.
Jika kita terbiasa mengabaikan fitrah tersebut, tubuh tentu menjadi sakit. Mulai dari yang ringan seperti batuk-pilek sampai penyakit jantung!
Bukan Hanya Gara-gara Gadget
Dari opini yang selama ini beredar, gadget selalu jadi kambing hitam saat seseorang mengalami susah tidur.
Seolah-olah dengan menjauhkan gadget dari jangkauan, maka insomnia akan teratasi.
Menurut saya, ini tidak sepenuhnya tepat.
Dulu pun saya kerap begadang. Alasannya bukan hanya karena mesti belajar sistem kebut semalam saja, melainkan too excited to sleep!
Dengan kopi dan Marlboro Light Menthol di tangan, rasanya saya bisa mengerjakan apa saja semalaman.
Padahal, dulu koneksi internet belum sekencang dan semurah sekarang. Media sosial pun masih terbatas banget (Hello Friendster!).
Intinya, selalu ada alasan bagi kita untuk menunda tidur demi mengerjakan apa pun itu yang ingin kita kerjakan.
Dari pengalaman pribadit tersebut, saya menarik benang merah antara kondisi psikis diri dengan kondisi susah tidur tersebut.
Ada stres dan anxiety terkait keinginan untuk diperhatikan yang tercermin dalam sikap yang sebentar-sebentar ingin mengecek berapa like, comment, dan mention didapat.
Ini tentu saja menjadikan proses menuju tidur terganggu. Sebagian besar orang akhirnya memilih cara mengatasi susah tidur versi singkat, yakni menenggak obat tidur demi bisa terlelap.
Rusaknya Tubuh Perlahan-lahan
Kita sering kali menganggap”Ah, kurang tidur gara-gara begadangnya bisa diganti sama tidur lebih cepet nanti malam kok” atau “Malam ini begadang, besok tidur seharian!”.
Sayangnya, mekanisme yang berlangsung dalam tubuh tidak terjadi sesimpel itu.
Saat tubuh kurang tidur di malam hari, ada dampak buruk yang muncul karenanya.
Dampak buruk itu makin menumpuk jika begadang menjadi kebiasaan kita sehari-hari.
Banyak teman dan keluarga yang terkena serangan jantung dan stroke di usia 30-an karena mereka mempertahankan gaya hidup yang diawali gejala susah tidur ini 😭
Selain stroke dan serangan jantung, ini yang akan terjadi pada tubuh setelah seminggu kita begadang:
Tanpa Obat, Ini Cara Mengatasi Susah Tidur
Setelah pelan-pelan membenahi hidup, termasuk lebih ikhlas, mantapkan niat untuk tidak begadang, dan berhenti merokok, ternyata rasa kantuk bisa datang lebih cepat.
Prosesnya sih cukup lama dan berliku, apalagi saat itu bersamaan dengan meninggalnya Ayah.
Namun, pada akhirnya saya berhasil dan sampai sekarang bisa melakoni beauty sleep 7-8 jam tiap harinya.
Baca juga: Sehat Itu Murah dan Mudah
Kadang saya ikut tidur lebih awal bareng anak-anak, sekitar jam 20.00, dan bangun lebih pagi pada jam 3.30 untuk bekerja.
Tubuh dan pikiran justru lebih segar dengan menerapkan cara tidur lebih awal ini.
Nah, bagaimana cara mengatasi susah tidur yang makin menjadi-jadi?
Ini yang saya lakukan secara bertahap:
1. Tidak makan berat 3 jam sebelum tidur
Lebih jauh lagi, dari artikel yang amat membuka mata ini saya jadi mengerti bahwa pola makan yang kacau-balau ikut berperan dalam gangguan tidur kita.
2. Berhenti merokok
Dulu saya menganggap merokok itu bikin nyaman. Apalagi kalau sudah ditemani kopi! Saking nyamannya, ini membuat saya awake terus dan tidak terlalu pengen tidur.
3. Kendalikan ketergantungan pada gadget
Terutama media sosial. Coba untuk tidak terlalu sering mengintip update di layar ponsel. Ingatkan diri bahwa masih ada hari esok untuk melihat semua itu dan ada hal lebih penting yang harus kita dahulukan malam ini, yakni tidur.
4. Rutin berolahraga
Sudah banyak studinya tentang ini, ‘kan? Begitu saya rajin berolahraga, tidur pun jadi lebih cepat dan lebih lelap. Syaratnya, olahraga tersebut dilakukan sebelum jam 5 sore. Olahraga di malam hari sering kali bikin kita segar dan justru terjaga lebih lama.
5. Tidak ngopi di atas jam 5 sore
Kalau ada acara kongkow saat pulang kerja, coba sesekali ganti kopi dengan jus buah segar. Kandungan kafein pada kopi akan membuat kita terjaga semalaman.
6. Terapkan “kerja di siang hari dan tidur di malam hari”
Bukan sebaliknya. Ingat, perlakukan tubuh dan diri kita sesuai fitrahnya. Saat masih muda, begadang terasa lumrah, bahkan seru. Namun, seiring bertambahnya usia, terutama jika sudah di atas kepala empat, tidurlah sesuai jam biologis yang dibutuhkan tubuh 😉
7. Kendalikan stres
Nah, ini cara mengatasi susah tidur yang paling penting! Stres, anxiety, dan insecurity membuat pikiran kita selalu ramai dan susah tenang. Seperti yang kita ketahui, pikiran seperti inilah yang bikin kita sulit terlelap walau sudah setengah jam memejamkan mata. Ketika semua tak bisa diatasi sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan atau setidaknya teman berbagi.
Sekarang jadi percaya ‘kan bahwa gangguan susah tidur bisa menyebabkan kematian dini.
Jadi, jangan tunda lagi untuk mengatur waktu wajar tidurmu, ya.
Apa cara mengatasi susah tidur yang menurutmu paling ampuh selama ini?
*) Feature image via Tumblr
sangat membantu terimakasih
mahkaryacargosurabaya – Sama-sama! 🙂
Dulu waktu masih kerja, sering ngalamin insomnia kak..kepikiran kerjaan besok, kepikiran mesti ngerjain ini itu, malah kadang nggak mau tidur karena nggak kepengen cepet-cepet pagi. Setelah resign dan dapat kerjaan yang saya suka, insomnia saya berangsur-angsur pulih, malahan sudah setahun ini saya nggak pernah sakit. Mungkin selama ini saya stress kali ya..untung cepet nyadarnya hehe.. Apa pun itu kesehatan tetep nomor satu. Jangan sampai di usia yang harusnya masih produktif malah sudah bermasalah dengan kesehatan. Nice sharing kak..sukses terus buat kak Arie 🙂 Aku nungguin lho lanjutan stilla aria. ini novel teenlit paling keren yang pernah aku baca bahkan untuk usia aku yang udah nggak teen lagi hehe..
Mita – Intinya, tidur akan mudah saat hati tenang ya 🙂 Terima kasih support-nya ya. Duh, diingetin utang serial Stila-Aria pula nih 😄