Corsage – Sebuah Cerpen dari Serial Keluarga Hanafiah


Corsage - Sebuah Cerpen dari Serial Keluarga HanafiahApa hubungannya Nura dengan para Hanafiah?

Kisah nona satu ini adalah satu dari beberapa detail keluarga Hanafiah yang perlu digarap lebih lanjut.

And guess what, ia bahkan bukan berasal dari klan keluarga mogul tersebut!

Banyak yang bertanya-tanya “Siapa lagi nih?”, mengingat tokoh dalam serial ini sudah cukup banyak.

Well, ia mungkin sosok yang baru bagi sebagian besar orang, walau kisahnya pernah muncul di Majalah Cerita Kita edisi Maret 2006 dengan judul “Charm”, kemudian dibukukan dalam kumpulan cerpen Skenario Dunia Hijau yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama (2009).

Bagi yang sudah membeli novella Imaji Terindah edisi baru tentu sudah baca dong cerita “Air Mata Pedang” di dalamnya?

Sejak memutuskan untuk merilis buku-buku lama kisah Hanafiah, saya ingin sekali membeberkan detail-detail yang sebelumnya tidak ada pada edisi lama.

And I think, this is just the right time to post Nura’s story since she’s actually part of the journey from the very beginning.

Dan jangan lupa ikutan #ImajiTerindah Book Giveaway berikutnya pada akhir post ini 😉

So, enjoy the story—you might find certain hint in it!

—-

“Corsage”

 

Apakah adik kelas dan kakak kelas tak pernah bisa berteman? Hanya bisa bertemu sebagai musuh?

Nura sering bertanya-tanya tentang hal itu sejak pertama kali masuk SMA. Seperti kebanyakan sekolah menengah atas di Jakarta, sekolah mereka pun mengaku anti-bullying. Tetapi, siswa-siswa senior di situ selalu memiliki cara untuk mengintimidasi adik kelas mereka.

Kini menjelang kenaikan ke kelas 11, Nura memiliki jawaban akan pertanyaan yang membuatnya tak hanya penasaran, tetapi juga gemas. Ternyata, tidak. Tidak selalu demikian. Buktinya, salah satu dari senior tersebut kini menjadi sahabatnya.

Ia adalah Gia. Gia Nendra Amari. Seorang perempuan  keturunan Jepang-Sunda-Palembang yang tak hanya jelita, smart, namun juga membawahi beberapa klub seni prestisius di sekolah mereka. Para adik kelas memanggilnya Kak Gia. Bagi Nura, cukup Gia.

Dan, tentu saja ini karena Gia yang membolehkannya.

“Aku pergi ke Carrefour ya, Ra. Cuma titip potato chips dan roti kismis ‘kan? Jangan lupa kunci pintu apartemen.”

“Baik, Ibu Gia!” Nura menjawab dengan nada setengah mengejek.

“Jangan panggil gue ibu, deh, Nurani Lira Adinegoro!” Gia terkekeh.

Mereka selalu bersama-sama, hampir tak terpisahkan satu sama lain. Dulu dalam satu sekolah, kini mendiami satu apartemen yang sama.

Dan bagaimana dirinya dan Gia dapat menjadi sepasang sahabat, itu pun melalui proses yang tak biasa. Tak terlupakan. Satu dari sedikit momen yang akan selalu Nura simpan dalam relung hatinya.

Nura hanyalah gadis biasa yang terlahir sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dan menjadi yatim piatu saat seluruh keluarganya meninggal dalam kecelakaan kapal feri di laut ketika ia baru masuk SD. Nura kecil adalah satu dari sedikit penumpang yang selamat. Sejak saat itu, ia tinggal bersama Bude Ajeng yang memilih hijrah ke Jakarta, meninggalkan Solo selamanya.

Duka berikutnya terjadi tepat sehari setelah Nura tampil dalam drama Timun Mas asuhan klub seni tari dan teater sekolah yang dipimpin Gia. Bude Ajeng tutup usia akibat komplikasi ginjal dengan penyakit diabetes yang diidapnya. Mimpi buruk Nura jadi kenyataan—ia kini benar-benar sebatang kara.

Baca juga: Telusuri Hati – sebuah cerpen

Gia ada di situ untuk menghiburnya. Bukan karena ia takut kehilangan aset berharga klub yang mampu memadukan gerakan klasik European Ballet dengan tarian tradisional Indonesia untuk puncak acara pada pentas seni mendatang di sekolah mereka, tetapi ia dapat melihat sebuah retakan—halus, hampir kasatmata—pada sikap tenang Nura yang terlihat terlalu sempurna ketika baru dirundung musibah.

Lalu, tangis Nura pecah saat ia tengah berlatih menari berdua dengan kakak kelasnya. Nura tidak setabah itu. Ternyata kamu manusia biasa, Gia membatin, sedikit lega.

Hari-Hari Nura berikutnya dijejali dengan berbagai kesibukan di sekolah dan klub. Hanya dalam waktu yang singkat, ia menjadi asisten Gia. Tangan kanan dan, mungkin, teman baru. Tidak sekadar hubungan formal adik kelas dan kakak kelas.

Sayangnya, keakraban yang baru tumbuh itu tak berlangsung lama. Seperti halnya Gia yang cantik dengan mata sipit dan gerak-gerik yang anggun laksana geisha, Nura juga mewarisi kecantikan yang tak kalah unik: hidung bangir, mata bulat, serta kulit kuning langsat seperti baru dibalur mangir kunyit. Walau hanya dalam polesan bedak tipis dan lip balm, kecantikan polos Nura juga menarik perhatian Bryo.

Ya, Bryo sama yang tak lain pacar resmi Gia.

Prom sudah dekat, pertanda masa tahun ajaran di sekolah segera berakhir. Sebentar lagi para senior akan meninggalkan masa SMA yang indah. Gia akan mengubur kenangan bersama Bryo yang selama ini sekelas dengannya. Sedangkan, Nura tengah bersiap-siap menjadi kakak kelas. Tak sabar rasanya jadi seorang senior di klub tari dan teater seperti Gia dulu!

Pada detik-detik terakhir menjelang pesta Prom yang dinanti semua orang, Bryo putus dengan Gia. Namun, Bryo tak berada di kubu yang berduka. Sama sekali tidak. Tak berniat menyia-nyiakan kesempatan mengingat Prom tinggal tiga hari lagi, Bryo pun mengajak Nura.

Nura sendiri tak pernah memandang Bryo sebelah mata. Tak hanya sosoknya, bahkan ucapan cowok ini mengingatkan Nura kepada seseorang.

“Ayo, bersamaku. Kamu cocok bersamaku.”

“Sori. Aku nggak ada waktu.”

“Karena mengurus Gia? Gia is a big girl and you need to enjoy life.

Setelah lama merenungi, Nura mengiyakan pernyataan itu. Tak ada alasan untuk lama-lama bersedih. Ia memang pantas menikmati hidup, seperti yang Bryo katakan. Apalagi, Bryo berjanji akan memasangkan corsage[2] anggrek putih di tangan kanan Nura saat Prom!

Sesaat Nura merasa iba, juga bersalah, kepada Gia.

Aku seharusnya menolak.

Tapi, ini Bryo. Dan Gia sudah tak bersamanya lagi.

Aku juga layak menikmati hidup. Mencicipi kebahagiaan.

Jadi, ini bukan salahku.

“Nura! Fokus.”

Nura mengerang. Sulit sekali untuk lakukan seperti yang Gia perintahkan saat hanya Bryo, Bryo, Bryo yang menyesaki pikirannya.

“Err… K-Kak Gia, gladi resik drama yang kemarin sudah cukup, ‘kan? Perlu diulang lagi?” Nura heran, mengapa ia mendadak memanggil Gia dengan sebutan “Kak”?

Gia menatapi lama adik kelasnya, bolak-balik dari atas ke bawah, bawah ke atas lagi. Ia ingin mendamprat adik kelas ingusan yang berani-beraninya merebut hati Bryo di depan matanya. Ia punya kekuasaan untuk melakukan itu. Semua senior punya.

Tapi, ia urung.

“Nggak usah.”

Lalu, Gia pergi tanpa pamit.

blog sittakarina - corsage sebuah cerpen dari serial keluarga hanafiah 2Foto: What She Said Blog

Pada malam Prom, kafe yang biasanya menjadi tempat malam mingguan kini disulap menjadi ruangan bernuansa ceria, penuh dengan ornamen kertas berbentuk bintang, bulan, dan matahari bergelantungan di langit-langitnya. Pada sudut tertentu tampak confetti  beterbangan tertiup kipas raksasa.

Suasana ceria yang sama terlukis di wajah Nura, walau ia tak dapat mengenali apa yang sesungguhnya ia rasakan saat itu: gembira, gelisah, atau sekadar heboh karena semua orang begitu dan ia rindu keriuhan yang absen sejak dirinya masih kecil. Bahkan ingatan akan pesta ulang tahun terakhir bersama ayah, ibu, dan kakak-kakaknya kini terasa samar di kepala.

Semakin bertambahnya umur, Nura tahu apa yang diinginkannya. Dan itu bukanlah santunan melainkan panduan, terutama pekerjaan. Dengan bekerja, ia dapat mencari nafkah. Dengan memiliki nafkah ia dapat menghidupi dirinya sendiri. Oleh karena itu, ia tak menyia-nyiakan kesempatan bekerja paruh waktu di toko beras dekat rumah Bude Ajeng, lalu pindah ke mini market, dan kini jadi peracik kopi di kedai kopi lokal yang kerap jadi tempat nongkrong para personel rock band Indonesia ternama.

Hal lain yang tidak Nura sadari tapi ia butuhkan adalah perhatian dari sosok ayah.

Sosok lelaki.

Kehadiran Bryo, Nura yakini, akan mengubah segalanya. Menjadikan dirinya tampak normal.

Membuatnya sesaat lupa bahwa dirinya pernah menghancurkan kelopak-kelopak mawar  seperti sayatan silet berulang kali.

Pertama kali menjejakkan kaki di lantai pesta, Nura dapat merasakan energi bergejolak mengaliri dirinya. Mungkin karena malam ini semua orang tengah bersuka cita.

Kecuali satu.

Baca juga: Kumpulan Cerita Manis yang Bisa Kamu Baca Gratis

Pada satu sisi ruangan yang jauh dari suasana ingar-bingar, terlihat Gia lebih banyak melamun daripada mengobrol dengan Gilang, lelaki yang tampak bersemangat berbincang di sebelahnya. Nura tahu cowok itu. Gilang, Aksa, dan Dimas. Sahabat-sahabatnya Bryo. Para pemain inti klub basket sekolah.

Dipejamkan mata perlahan. Berkonsentrasi.

Nura ingin membagi sedikit energi positif dari tubuhnya untuk Gia. Ia bisa melakukan itu, tapi ia tidak bisa mengaliri kebahagiaan karena itu adalah sesuatu yang harus dirajut oleh hati masing-masing.

Ketika ekspresi Gia tampak lebih cerah, Nura tersenyum. Ia baru menyadari, Bryo tak lagi berdiri di sampingnya.

Nura mencari-cari sosok yang tak begitu ia kenali di tengah lautan anak laki-laki dengan jas hitam serupa. Saat ia menoleh ke belakang, ternyata Gia juga sudah tidak berdiri di bar lagi.

Mendadak Nura merasa sendiri. Rasa kesepian yang sama yang pernah menderanya kini kembali lagi. Terlebih karena dirinya merupakan satu-satunya siswa kelas sepuluh, sementara yang lain adalah kakak kelasnya.  Beberapa perempuan yang dilaluinya melirik sinis, menertawai kesendiriannya.

Perlahan Nura sentuh ujung hidungnya. Ada bintik keringat. Pasti kini wajahnya sudah berminyak. Mungkin ia harus ke toilet, lalu mencari udara di luar ditemani segelas kopi. Tidak ada gunanya menelepon Bryo dari tempat seberisik ini.

Langkahnya terhenti ketika ia mendengar erangan halus dari balik pintu yang sedikit terbuka. Wajahnya langsung merona, malu mendapati bayangan dua orang tengah bergumul—make out di situ.

“Jangan…”

Kali ini Nura benar-benar tidak berkutik. Suara rintihan Gia!

Nura mengintip penasaran dari celah pintu terbuka yang itu dan terkejut mendapati Gia sedang bersandar tegak, kaku, pada tembok di belakangnya. Dan di depannya berdiri Bryo dengan jemari yang tampak sibuk; menarik bagian depan gaun Gia seraya menahan tubuhnya agar tidak bergerak. Darah Nura mendidih melihat ini; tak disangka Bryo dan Gia main belakang!

Kecuali, Gia tidak terlibat dan justru menjadi korban, karena sejak tadi perempuan ini hanya bergeming.

Lalu, mengapa Gia menangis? Apakah mereka sedang bertengkar?

“Nura nggak segampang kamu,” tutur Bryo dalam suara dan sorot mata yang tak lagi seindah yang Nura ingat. Laki-laki ini seperti haus darah.

Corsage ini nggak ada pengaruhnya di tangan dia. Berbeda dengan kamu, Gia,” lanjutnya. “Mungkin kita bisa cari hotel terdekat. Lagipula, Kemang adalah tempat yang pas buat hura-hura. Dan malam ini kita rayakan berdua saja.”

Nura melotot mendengarnya. Ini date rape?

Langsung saja Nura lepas pita yang mengikat anggrek putih di pergelangan tangannya. Dicampakkannya benda itu ke lantai dengan rasa jijik. Jadi, Bryo menggunakan hipnotis, atau malah ilmu hitam, untuk menghipnotis perempuan?

Nura kembali memejamkan mata. Ada desakan yang lebih besar untuk berkonsentrasi lebih dalam, lebih keras, sampai-sampai ia mendengar suara sobekan halus. Pertanda bunga di tangan Gia telah hancur. Sama halnya dengan kelopak mawar yang dibuatnya tercabik-cabik.

Nura ingin sekali agar kekuatan anehnya ini bisa digunakan untuk menolong bukannya menyakiti. Dan ini adalah satu kesempatan konkrit dimana ia dapat melakukan itu.

“Sial lo, Gia! Ngapain—“ melihat corsage pemberiannya hancur, Bryo marah besar dan melayangkan tangannya ke pipi Gia.

Gia yang sudah dapat bergerak secara refleks langsung menghindar.

Sebelum Bryo berhasil mencengkeram lehernya, tiba-tiba cowok ini jatuh terkulai ke depan. Ke bahu Gia.

Gia yang tidak mengerti mengapa cowok ini mendadak pingsang, menyingkir sedikit hingga tubuh Bryo menghantam lantai.

“Hampir saja.”

Sementara Gia masih keheranan, dari belakangnya muncul Nura memegang sapu. Ekspresinya antara cemas bercampur lega.

Gia tersenyum kecil, terlihat belum sepenuhnya pulih dari kondisi syok. “Aku nggak tahu harus ngomong apa,” ia menoleh ke tubuh tak bergerak Bryo di dekat kakinya,”Dia…”

“Pingsan.” Nura meletakkan kembali sapu ke sudut ruangan. “Date rape itu masalah serius. Bryo bisa masuk penjara, kalau kamu mau,” ucapnya sungguh-sungguh.

Gia terdiam lama, memandangi sekitarnya dengan pikiran yang masih bingung, lalu kembali ke Nura. Ia heran, dari mana adik kelasnya memiliki keberanian sebesar itu?

“Kamu nolong aku… padahal, selama ini aku cuek terhadap usahamu. Tak peduli kamu sudah bekerja keras membuat koreografi seindah itu,” Gia berhenti untuk memperhatikan perubahan pada mata Nura, berharap si adik kelas akan marah setelah mengetahui seperti apa tabiat aslinya. “Kamu tahu ‘kan, adik kelas dan kakak kelas nggak akan pernah bisa akur?”

“Kita bisa,” Nura tersenyum lebar seraya memberikan sehelai tisu, mengisyaratkan ada sedikit goresan berdarah pada pelipis si senior. ”Berteman seharusnya nggak pandang usia. Aku… mau minta maaf soal Bryo.”

Gia memandanginya takjub. “Kamu aneh… tapi baik,” ia tertawa lemah,”kamu pastinya terbiasa hidup dalam lingkungan yang hangat dan penuh kasih, ya? Kedua orangtuaku sibuk bukan main. Dan ya, walau aku dipercaya mengelola sanggar seni, tetap saja aku nggak seberuntung kamu yang—“

“Aku yatim-piatu.”

Gia terperangah. Ada hantaman keras di dadanya kala mendengar ini. “Kamu—“ what?

Sebelum Gia merespons, Nura sudah menarik tangan si senior berjalan kembali ke ruang utama. “Hei, siapa tahu kamu yang jadi Prom Queen!”

Gegap-gempita pesta masih terasa. Makin banyak confetti  beterbangan. Makin banyak pula dessert enak tersaji di sudut-sudut yang kini dijejali anak-anak.

“Jadi, malam ini kita single?” Gia berujar. Tawanya rikuh.

Prom ‘kan nggak harus selalu dilewati bersama pasangan. Ini juga ajang perpisahan dengan teman-teman terbaik dalam hidup kita,” saat Nura berkata-kata, sorot matanya tampak menerawang; sesuatu yang tak dapat Gia baca maksudnya.

Dan rasanya lucu mendengar perkataan itu. Karena setelah Gia ingat-ingat kembali, selama di SMA ia tak memiliki sahabat yang benar-benar dekat di hati. Bukan sekadar kongko bareng saja.

Detik inilah saat Gia baru merasakan arti teman sejati, sekaligus menemukan sosoknya.  Tak hanya keberanian, tetapi juga butuh kepedulian yang besar untuk maju menyelamatkan seseorang seperti yang baru saja Nura lakukan.

Gia menebarkan pandangan ke arah teman-teman seangkatannya.

Ia tidak merasa kehilangan.

Lalu, ia membetulkan bagian bawah empire dress-nya yang agak kusut.

“Ini Prom yang berarti, karena aku malah mendapatkan teman baru.” Gia menatap dengan pasti ke adik kelasnya. “Tinggal denganku, yuk. Aku sedang mencoba hidup mandiri. Di apartemen. Ayah dan Ibu baru saja kembali ke Jepang. Kamu nggak perlu bayar sewa dan kita bisa patungan kalau mau belanja bulanan. It will be fun!”

Nura mengangguk. Senang sekali. Ini berarti ia tak perlu mengemis ke kerabat lain untuk bisa hidup, atau bahkan memohon bantuan ke Dinsos.

“Kamu cantik, jago menari—dan berkharisma. Pastinya bisa dapat yang lebih oke dari Bryo.” Gia mengambilkannya gelas berisi es lemon.

Mendengar ini, Nura hanya tersenyum kalem. Pikirannya melayang, teringat akan kekuatan anehnya, juga mimpi yang lebih aneh lagi suatu malam saat ia sedang mengalami demam tinggi.

Akan datang si belahan jiwa pemilik rantai emas; ia yang berhak atas Sword’s Tears.

Nura kembali ke dunia nyata di sekitarnya. Duduk melamun di balkon apartemen menghadap ke sebuah pertokoan yang baru akan dibangun.

Sword’s Tears? Nara? Nura, kamu ngoceh apa sih?”

Nura kaget setengah mati mendengar suara lain menyahut dari belakangnya.

Lalu, disusul teriakan sewot.

“Nura! Pintu depan nggak dikunci lagi?”

Nura langsung bangkit dengan ekspresi merasa bersalah.

“Untung nggak ada orang jahat masuk.” Gia meletakkan tas di sofa, lalu menghilang di balik pintu kamarnya.

“Maaf, Gia…”

Gia tak mengacuhkan permintaan maaf itu. “Nara itu siapa? Pacar baru? Bos baru? Cari tahu dulu latar belakangnya, ya. Jangan sembarangan dekat sama orang. Banyak psikopat di luar.”

“Mana bahan-bahannya? Aku masakin sup krim jamur, ya? Gia pasti lapar.”

Kini malah Nura yang sengaja tak mengacuhkannya.

“Eit! Nggak boleh kabur. Harus gosip-gosip ya kita.”

Nura membalasnya dengan senyuman lebar nan pasti.

Ia tak jadi membuka pintu kulkas, melainkan hanya berdiri di situ.  Sesuatu yang bermain-main di pikirannya melahirkan sebuah senyuman baru yang sarat kenangan.

“Ayo, bersamaku. Kamu cocok bersamaku.”

“Nara! Kamu nggak lihat? Aku yang menghancurkan kelopak bunga itu. Aku monster!”

“Tidak ada yang aneh. Kamu justru istimewa, ugly duckling.”

“Naraaa!”

“Sssh. Aku tidak akan jadi bagian mereka-mereka yang memujimu, nanti kamu besar kepala.”

Ia takkan pernah mampu menyingkirkan tiap ruas adegan dari beberapa tahun silam itu, saat dirinya masih sepuluh dan Nara Hanafiah dua belas. ****

 

—-

Hope you like the story, guys!

Dan tentunya cerita di atas berkaitan dengan buku Lukisan Hujan, Imaji Terindah, dan Dunia Mara yang bisa kalian beli di TB Gramedia maupun via toko buku online seperti tokobaca.com, bukabuku.com, dan bukukita.com.

Dan pertanyaan untuk #ImajiTerindah Book Giveaway kali ini adalah:

“Buku karya saya manakah yang paling kamu suka selama ini? Dan apa alasannya?” 

Simpel dan gampang banget! 😄

Tulis nama, alamat email, dan jawaban kalian pada bagian comment di bawah ini sebelum Jumat, 3 Februari pk 12.00 WIB.

2 pemenang yang beruntung masing-masing akan mendapatkan 1 buku Imaji Terindah  dan diumumkan pada blog, Twitter, Instagram, dan Facebook saya pada hari Jumat sorenya. So, stay tuned! ✨✨✨

—-

3 Feb 2017 – update:
OK… soooo, after smiling all by myself while reading your thoughts and answers (thanks guys, you make this mommy author feels really happy!), here are the  2 lucky winners of #ImajiTerindah Book Giveaway Quiz:

Carla Thurmanita (carlathurmanita@gmail.com)
Maya (call.mayamurti@gmail.com)

Selamat untuk pemenang yang beruntung kali ini ya. Yang belum, tenang saja, saya akan sering gelar giveaway quiz lainnya.

Untuk Carla dan Maya, tunggu email dari saya untuk info pengiriman hadiahnya.

Sekali lagi, terima kasih atas dukungan kalian untuk karya saya selama ini.

Oh ya, mohon maaf ya saya belum bisa jadikan nyata impian sebagian pembaca untuk memfilmkan karya-karya saya, terutama serial Hanafiah. Semoga suatu saat nanti bisa 😊


Lengkapi kisah-kisah karya Sitta Karina lainnya di sini.

 

*) Feature image: Kristina Paukhstite via Pexels



Leave a Comment

  • (will not be published)


53 Responses

    • Endah – Betul 🙂 Disesuaikan dengan rangkaian kisah Hanafiah yang akan dirilis ulang dengan plot lebih detail.

  1. Diyan

    Jadi fans Sitta Karina sejak Circa pertama kali terbit dan setelah baca Titanium aku jadi addicted sama Hanafiah, sampai berburu semua buku-buku lama kak Arie 😂 Semua serial Hanafiah, Magical Seira, Aerial, dan kumpulan cerpennya aku punya. Demi secuil informasi tentang Hanafiah

    Reply
  2. Andiyani Dewi

    Jadi fans Sitta Karina sejak Circa pertama kali terbit dan setelah baca Titanium aku jadi addicted sama Hanafiah, sampai berburu semua buku-buku lama kak Arie 😂 Semua serial Hanafiah, Magical Seira, Aerial, dan kumpulan cerpennya aku punya. Demi secuil informasi tentang Hanafiah

    Reply
  3. Deatri

    Baru baca cerpen ini hari ini. Dan setelah baca the sword’s tears dan segalanya, yang tersisa cuma jadi tambah penasaran sama Nara.
    Karena aku pernah baca beberapa buku hanafiah cuma sekedar di perpus sekolah waktu itu (makanya seneng banget waktu tahu novel Hanafiah dirilis ulang, aku ngikutin banget cause I can save them all by myself now! -walaupun sedikit gak sabar)
    Intinya aku gak ingat pernah baca cerita Nara yang utuh kaya hanafiah lainnya, sebenernya Nara di buku yang mana mbak?

    Reply
  4. Ratna

    Suka sekali dengan novel kaka yg berjudul titanium. Suka dengan cara penggambaran karakter dari tokoh austin hanafiah, caranya dia bergelut dengan masa lalunya, dia rela berkorban demi org yg di sayang, bahkan dia amat sangat protect dengan orang yg di sayang. Tipe family man banget.

    Reply
  5. Kanissa A

    YES! My most favorite Hanafiah, Carlo Andara Hanafiah. I don’t know why but his presence in your books although not as the main character really attracted me. I love Nara. Even I – somehow – made a short story (not continuing it) about him meeting a woman which is a grand daughter of Kakek Mochtar’s best friend. I cannot wait for the novel which will have Nara as the main character. He is so damn mysterious and I love his easy-going style but serious. And of course I’m waiting for Ambrosia! I also love Aerial. The story is so good and I cannot wait for the next book! Hope we can get it soon?

    Reply
  6. Hanafiah is like a real families and stories to me. I have all your books and still re-read it until now. Aleays enjoy your works and may GOD bless you and your family.

    Reply
  7. Alifa Muthia

    Alifa Muthia
    email: aalkanza@gmail.com

    Buku Sitta Karina yang paling aku suka itu Seluas Langit Biru, alasanya karena aku suka banget karakter Bianca disana dia lembut tapi kuat ya walaupun karakter semua #hanafiah itu kuat sih haha dia nurutin semua mau keluarganya tapi dia punya rencana lain supaya keluarganya yang nurutin dia itu menarik dan konflik sama Sora manis-manis unyu gitu, percintaan yang buat semua cewek teriak pengen. Sora yang sok keras kepala batu akhirnya mengakui pesona Bianca. Gak pernah berhenti senyum deh hehe

    Reply
  8. Buku favorit aku… AERIAL!! email: inezdiva@gmail.com
    Buku ini kesukaan aku, karena aku suka kisah cinta Sadira sama Hasya, dan mereka memiliki konflik paling keren yang pernah ada. Apalagi bagian perangnya the best banget hihihhihi. Sadira yang kuat dan Hasya yang dingin dan posesif.

    Reply
  9. Dinda

    Buku favorit aku yang langsung buat aku buat jatuh cinta : Lukisan Hujan. Aku ingat waktu itu masih smp. I’d love reading, tapi ga terlalu excited sama novel yang terlalu tebal.
    Sampe akhirnya dikasih pinjam temen buku itu dan gatau kenapa serasa dibius gitu dengan setiap lembaran yang ada di novel itu. Dan langsung mutusin untuk beli buku itu juga, karna ga pernah bosan untuk dibaca ulang sampe sekarang💜
    Sisy yang terlalu polos, ceria dan diaz yang terlalu dingin, karismatik bener2 buat perutku serasa tergelitik. Sungguh cerita cinta yang apa adanya.

    Reply
  10. Chusnul Nisa

    Buku karya Kak Arie yang paling aku sukai adalah Pesan Dari Bintang. Aku baca buku itu sampai berulang-ulang kali saking nggak ada bosennya. Bahkan dulu waktu SMP, ketika guru menyuruh kami me-review salah satu novel, aku dan dua temanku berebutan untuk mendapatkan Pesan Dari Bintang. Sayangnya aku kalah jadi aku me-review Imaji Terindah. Yang aku suka dari PDB adalah, PDB mengajarkanku bahwa pertemanan antara pria dan wanita tidak melulu menjadi suatu hubungan yang lebih. Inez & Niki membuktikan itu, mereka bersahabat bertahun-tahun hingga akhirnya keduanya sadar bahwa mereka tdk sanggup lagi hanya untuk sekedar bersahabat. Hubungan keduanya bikin aku pengen banget punya sahabat cowok yang nyaris perfect kayak Niki. Belum lagi, aku belajar mengenai PTSD & Skizofrenia yang pada masanya waktu PDB terbit masih belum ter-eskplor. Adikku cerita, salah satu temannya ada yang mengidap Skizofrenia, dan ciri-cirinya pun mirip dengan apa yg dialami kakaknya Niki (maaf Kak, aku lupa namanya dia siapa). Kita jadi sering berbincang mengenai sindrom tersebut dsb. Tetapi yg bikin lebih membuatku belajar adalah, terkadang cinta tidak harus memiliki. Pengalaman juga sih, aku mau tidak mau harus ikhlas melepaskan mantanku yang ingin lepas dariku karena keinginannya untuk terbang lebih tinggi (mengejar impiannya). So, menurutku, PDB adalah buku yg mengajariku banyak hal sehingga aku suka banget sama PDB.

    Reply
  11. muslipah

    muslipah
    muslipah13@gmail.com

    buku yang paling aku suka ada 2. LUKISAN HUJAN dan PUTRI HUJAN & KSATRIA MALAM. alasannya adalah CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA. ya, Diaz-Sisy adalah Hanafiah pertama yang aku kenal dan yang mengenalkanku pada Hanafiah lainnya. walopun aku tidak terlalu suka Dunia Mara tapi aku selalu suka bagian RENO-NARA

    apapun judul bukunya asalkan ada tiga serangkai (Reno-Nara-Diaz) aku selalu suka. thanks for read my opinion {^_^}

    Reply
  12. Reta Yudistyana, yudistyana@gmail.com .

    Buku yang paling disuka? Titanium!

    Sesimpel karena menyukai karakter Austin dan caranya berbaur dengan keluarga Romy plus melindunginya, juga menyukai penggambaran sosok Romy yang hampir real, cantik, cerdas, sukses di karir, kehidupan sosial oke, tapi pada akhirnya tetap butuh perlindungan dari orang yang benar-benar menyayanginya.

    Reply
  13. Hesryda

    I fall in love with TITANIUM. Membacanya membuat jantung berdebar, yah layaknya org jatuh cinta. Entah untuk alasan apa…

    Reply
  14. Jennifer Alexandra

    Nama: Jennifer Alexandra
    Emaill: chikako.alexandra@gmail.com

    Jujur Kak, susah banget cari karya Kak Sitta meski aku udah hunting ke toko buku. Alhasil saya udah kumpulin semua kumcer, serial Magical Seira saat dicetak ulang. Saya baru dapat Imaji Terindah dan Lukisan Hujan sementara kisah Hanafiah lain belum. Tapi saya harus akui saya suka banget sama Lukisan Hujan. Chemistry Diaz sama Sisy kerasa banget! They resemble a real life couple which i know very much about and SDKFDS rasanya selalu ada feels kalo baca ttg mereka. Saya suka kakak menuliskan kisah mereka dengan realistis, no insta love and apalah. Saya juga suka gmn kakak bikin semua cerita kakak dalam satu universe, it makes it so interesting! Terus berkarya kak, love love yours stories.

    Reply
  15. Faza Muhammad Hanifan

    Karya yg disuka? Tentu aja Lukisan Hujan… Kenapa? Karena itu buku ato novel pertama karya Mbak Sitta yg saya punya, meski begitu saya blm pnya lanjutan.a, Putri Hujan dan Kesatria Malam… selain itu saya suka dg karakter Diaz Hanafiah…kenapa? Krn saya merasa sbg Diaz meski gak sepenuhnya, lebih krn sifat sya yg gampang emosi meski gk lgsg main hajar kyk Diaz…
    Bisa belajar bhs Spanyol jg jd poin tambahan meski gak ada niat bljar lebih krn skrg lebih tertarik ama bhs Jepang lewat anime (haha malah curhat)…

    Reply
  16. Cella

    Easy peasy! Sejak belasan tahun lalu, pertama kali baca waktu SMP, aku langsung jatuh cinta sama Lukisan Hujan begitu selesai baca halam terakhir. Waktu cover bukunya masih versi yang warna cream, dan sejujurnya ini sebenernya cover favoritku loh diantara semua versi Lukisan Hujan. Baca buku ini tuh, kayak makan gulali yang bentuknya anak anjing. Manis & bikin gemes. Sisy & Diaz is just way too cute! Bahkan nama friendsterku dulu, Cella Hanafiah. Yah, jaman masih abg dan mengalay. Dan sekarang, biar uda lebih “berumur”, Lukisan Hujan selalu punya tempat spesial di rak bukuku. 🙂

    Reply
  17. Inka sarina melayu

    Pilihan yg sulit untuk aku kak. Karena aku suka semua karya kak Sitta. Tapi, aku paling suka dengan semua cerita keluarga Hanafiah. Dan kalau harus memilih, aku paling suka Pesan Dari Bintang. Aku suka karakter Inez dan Niki. The relationship between both of them are amazing. They know each other and trust each other. Aku percaya Soulmate itu ada berkat Inez dan Niki.

    PS: Saat kuliah aku ikut les bahasa Spanyol gara-gara baca semua cerita Hanafiah nya kak Sitta. Hihihi..

    Reply
  18. Gizella Sutanto

    Nama: Gizella Sutanto
    Email: gizella.sutanto@hotmail.com

    Tbh, I read and love all the stories that you wrote kak! Alur ceritanya tidak common dan picisan, juga banyak mengedukasi pembaca tentang berbagai hal. Kalau harus pilih 1, I think I’m gonna say Lukisan Hujan. Pertama kali baca waktu SMP sampai sekarang sudah kerja pun aku masih suka baca diulang-ulang (both the old and new version). Lukisan Hujan opened the door to the world of Hanafiah and your other writings, and also to Indonesian novels. Dulu aku pikir semua novel romance Indonesia itu very cheesy dan common, ceritanya mirip-mirip. But Lukisan Hujan (and your other writings) is definitely not, and will forever be one of my favourite novels of all times. Aku fresh-grad and baru mulai kerja not in Indonesia, tapi aku selalu bawa novel karangan kakak anywhere I go, as a reminder of home and my child(teen)hood. Setiap kali pulang ke Indonesia, aku ga pernah absen ke toko buku untuk beli novel baru kakak 🙂 Hope I can get this one and wish you all the success in the future.
    Love from Japan 🙂

    Reply
  19. Agnes

    Buku yg paling saya suka “Lukisan Hujan”. Karena novel Lukisan Hujan saya tertarik untuk belajar bahasa lain, saya belajar bagaimana harta bukan satu2nya yang harus di utamakan dalam menemukan cinta sejati. Dan yg terpenting saya jg belajar apa artinya persahabatan, keluarga, dan cinta. Karena itulah saya sangat senang dengan buku ini.😊

    Reply
  20. Inna Diena Haqi

    Buku yang paaaling suka dari semua karya teh sitta itu jatuh kepada TITANIUM. Alasannya ? Karena itu buku pertama karya teh sitta yang saya baca. Dari halaman pertamany saja sudah mampu menarik saya masuk ke dalam dunia Hanafiah. Mulai dari TITANIUM itu baru melebar ke saudarasaudara Hanafiah lainnya. Dan sekarang sudah baca semua karya teh sitta dan itu makin membuat jatuh hati pada semua karya teh sitta dan selalu menunggu serial lanjutanny, tapi tetap saja yang paling utama di hati adalah TITANIUM ❤

    Reply
  21. halida mutia

    Nama : Halida Mutia
    Email : halidamutia@gmail.com
    Buku karya kaka yg paling aku suka itu Pesan dari Bintang! Suka bgt sama semuanya, karakter sangat nyata, puisi2 didalamnya bikin aku tambah cinta sama kisah inez dan niki. Inez Niki bener2 nunjukin kalo jodoh itu saling melengkapi. Terima kasih ka udh nyiptain kisah cinta yg indah2 ttg keluarga Hanafiah~ ditunggu kisah selanjutnya~ *salam ka buat Inez dan Niki* hihihi

    Reply
  22. If I have to choose, I’ll definitely pick Stila-Aria as my most fave book of yours! Saya sangat jatuh cinta dengan bagaimana karakterisasi Aria digambarkan di sini. Aria yang standout di lingkungannya, punya pandangan berbeda akan dunia, supel dan apa adanya, namun dibalik kekuatan yang ditunjukkannya itu sebenarnya dirinya masih struggling untuk keluar dari gelembung masa lalunya dan berusaha untuk fit in dgn keluarganya. I see her as a complex yet strong character. Belum lagi konflik-konflik yang diceritakan di buku ini terasa real sekali jadi waktu membacanya benar-benar merasa kalau saya jadi salah satu bagian dari Pelita Bangsa. Masalah self-esteem, existensialism, keluarga, hingga rasa suka/cinta antar sahabat yang ga hanya remaja alami tapi juga orang dewasa. Dan saya sangat suka bagaimana novel Stila-Aria ini bisa mengajarkan kita untuk bisa menjadi pribadi yang memiliki ‘nilai’ dan pengaruh untuk sekitar. Seperti Aria. (Btw, I’m still patiently waiting for the 2nd book of Stila-Aria, kak Sitta. Penasaran banget dengan kelanjutan cerita Aria-Musa-Soma!)

    Selain itu Seluas Langit Biru, Pesan Dari Bintang, dan Titanium ada di posisi favorite yang sama karena bingung kalau diminta pilih salah satu dari 3 ini hehe. SLB tentu karena novel yang menceritakan kehidupan Bianca Hanafiah, tokoh perempuan di keluarga Hanafiah yang paling saya suka. She’s smart, strong, independent – a rebel and a fighter, what’s not to like? Kalau Pesan Dari Bintang karena saya sangat terbawa dengan hubungan Inez-Niki yang walaupun sekilas cliché tapi sangat realistis. Hubungan yang bermula dari sahabat tapi tidak semudah itu untuk dijalankan. Dan untuk novel Titanium, karena dari semua pria Hanafiah, karakter Austin lah yang paling mengambil hati saya dengan sikap diam, tegas, dingin namun itu semua karena ada sesuatu yang masih ia simpan dalam memori terdalamnya-it’s kinda heart-wrenching. Tapi bisa tetap menjadi manis dan lembut pada Indira meskipun hubungan mereka naik turun sekali! Ditambah lagi karakterisasi Romijn Indira Singgih yang saya suka banget! Wanita karir yang gesit dan ga ‘menye’ dalam menghadapi apapun. Juga tetap punya visi kedepan yang jelas haha.

    After all, thank you so much kak Sitta untuk semua karyanya. I do enjoy all of your books and other forms of writing yang bisa bikin saya mikir sehabis membacanya, informatif tapi tidak terkesan menggurui. I genuinely love ’em.

    Reply
  23. Rumah Coklat. Walau bergenre mom-lit dan kubaca saat aku masih duduk di bangku SMA, tapi rumah coklat memberiku gambaran bagaimana nantinya saat menjadi seorang wanita karir, istri, dan ibu. Bagaimana menghadapi anak sendiri (anak kecil, yang kemudian beberapa hal dalam novel tersebut aku praktikkan ke adikku yang berbeda umur 14 tahun). Mengajariku bagaimana menyanyangi anak kecil, bagaimana menaruh sepenuhnya perhatian kepadanya sehingga ia pun akan merasakan rasa sayang yg kita berikan. Juga memberi gambaran (dan keyakinan) bahwa menjadi wanita karir dan ibu rumah tangga itu tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Juga memberi peringatan agar nantinya anakku jangan terlalu diberikan sepenuhnya kepada ART. Karena akan sangat sedih rasanya jika anak lebih dekat dengan art daripada dengan ibunya. Juga memberi warning bahwa jaman saat kita dibesarkan oleh ibu kita mungkin akan berbeda dengan jaman saat kita membesarkan anak kita, maka mulai perhatikan dan ambil hal hal baik dari pengajaran ibu kepada kita untuk diterapkan kepada anak kita. Intinya, suka buku rumah coklat karena memberi edukasi tanpa menggurui. Bahkan aku yang kala itu masih duduk di bangku SMA pun benar benar merasa buku rumah coklat cocok dibaca utk remaja juga, tidak hanya untuk kalangan young mom.

    Semangat selalu kak sitta. I always love your book since I was 13th yo. Terima kasih atas segala nasihat dan saran saran kehidupan dalam setiap buku kakak. 🙂

    Reply
  24. Afifah azizah

    Aku suka banget titanium n pesan dari bintang. Bahkan berharap 2 novel itu di filmin. Pengen liat romijn n inez dalam kehidupan nyata. Bisa ga y terwujud?? 😉

    Reply
  25. Corry

    Lukisan Hujan! I’ve left my heart on it, Mba. Simply reason. Saya gak pernah sadar kalau saya begitu menyukai hujan sampai saya membaca buku ini. Cerita, karakter, sampai scenery-nya bikin saya ingin ada di dalam buku. So shooting and calm, yet mellow. Thanks for visualizing my mind through this book, Mba Sitta.

    Reply
  26. Maya

    Dari karya kak sitta yg pernah saya baca, saya paling terkesan dg seluas langit biru. SLB menghadirkan seorang hanafiah yg down to earth selain diaz, yaitu bianca. Ketika menyelami sudut pandang bianca, kita bisa menilai bahwa ia adalah gadis pemberontak yg kesepian. Kemudian hadir sora, yg mencintai bianca dan berusaha selalu ada di sisinya. Hubungan keduanya menggemaskan karena sora cukup agresif dan overwhelming buat bianca. Kita bisa merasakan dinamika emosi keduanya, seperti tarik ulur antara berharap, putus asa, kemudian berharap lagi :’D

    Saya juga suka tokoh sultan yg merintangi hubungan bianca dan sora. Saya harap pada SLB edisi revisi, kak sitta bisa mengeksplor karakter sultan sehingga benar2 punya pengaruh yg penting dalam hubungan sora dan bianca. Jadi bukan hanya sosok yg ambisius, namun akhirnya sultan juga menemukan jalan untuk menjadi lebih humanis. Yah, sekedar masukan saja untuk pertimbangan karya kak sitta selanjutnya.

    Reply
  27. Helistia

    My fave from mba Sitta Karina’s book is… everything! Hehehe duh gabisa milih karena every book has different unique and charm. Tapi kalo harus milih banget, saya sangat sangat suka kisah Hanafiah di series kedua Lukisan Hujan, yaitu Putri Hujan dan Kstaria Malam. Dari buku itu kita mulai dikenalin lebih dalam sama Nara, Reno, Chris, dan sepupu-sepupu Hanafiah lain hehe. And every detail, like the location, the characters, also their inner mind, it was explained very beautifully and interesting. Apalagi pas kisah dimana Diaz and Sisy have reunited in San Fransisco, gabisa dilupain :’) ditambah adanya skets yang menggambarkan latar tempatnya. Oiya, kita juga pertama kali tahu tentang Sword’s Tears dari buku ini kan! (too excited)
    In other words, I really love and enjoy Hanafiah’s stories! I hope Hanafiahs would never end 😀 Thank you mba Sitta for having an amazing imagination (or is it real?) And create such enchanting stories 🙂

    Reply
  28. Jessica

    Saya paling suka baca titanium! Itu buku udah sampai lecek karena dibaca berkali-kali. Mungkin karena ini buku pertama yang akhirnya membuat saya langsung keliling cari buku mbak sitta yang lain se-kota. Ceritanya ringan dan saat membaca saya bisa membayangkan detail ceritanya dengan jelas sehingga saya seperti bisa masuk ke dalam buku, berasa ikutan nongkrong sama romy di portrait! Atau mungkin saya yang lemah dengan sosok dominan Austin apalagi saat panggil “Indira..”. Hati saya selalu deg-degan kalau baca Titanium.
    Sebenarnya cerita fantasi seperti aerial juga salah satu favorit saya, di tunggu kelanjutannyaa mbak👏

    Reply
  29. Fida

    Buku karya kak Sitta yang paling disuka: Satu Hari Berani. Ceritanya lengkap, dari kisah keseharian yang simpel, cerita dari hanafiah family, sampai cerita fantasi semua ada. Selalu suka untuk baca lagi dan lagi. Buku itu selalu ada di dekat tempat tidur, siap dijangkau kapanpun pengen baca.

    Reply
  30. Shinta Arum Vianti

    Bukunya Kak Sitta paling aku suka Pesan Dari Bintang. Cz pertama baca buku kakak ya itu n akhirnya nagih

    Reply
  31. Lia Afifa

    Nama: Lia Afifa
    Email: lia.elway@gmail.com

    my fav novel adalah imaji terindah. hampir kesusul dengan pesan dari bintang, but this one have a special meaning to my heart. buku ini yang pertama kali memperkenalkan saya ke dunia hanafiah dan juga yang memperkenalkan saya pada dunia menulis. bahwa terkadang hidup itu adalah jalan yang harus kita lalui, mau itu senang atau sedih. bahagia atau pedih. yang terpenting dri itu semua adalah bagaimana kita menjalani itu semua dan membawa pelajaran dalam setiap langkah kita.

    setelah buku ini, kita bisa melihat bagaimana chris melewati itu semua mulai dari sedih, menerima sampai bisa menjadikan itu semua sebagai kenangan yang indah

    mudah2an kemampuan saya menulis lama2 bisa memberikan arti juga seperti mbak sita karina. 😊😊😊

    *aku repost karena bru nyadar ada typo 🙁 :(. maklum ngetik dari hp

    Reply
  32. Dilamaya grafika

    Lukisan hujan dong…
    That abang-adek relationship is real dan banyak “korban” di dunia nyata..^^
    Ketika suatu hubungan dimulai dr teman lalu berlanjut ke tingkat selanjutnya, gak bakal ada kata jaga image. You will no the plus n minus of your significant other.
    Karakter diaz itu idaman banget. Gak suka umbar-umbar tapi ketika tahu kalau ternyata diam-diam kita diperhatiin dan dijaga… Hmmm..
    Semoga sehabis Putri Malam dan Kesatria Hujan bakal ada novel lagi yang backgroundnya tentang Sisy-Diaz ya

    Reply
  33. Lia Afifa

    Nama: Lia Afifa
    Email: lia.elway@gmail.com

    my fav novel adalah imaji terindah. hampir kesusul dengan pesan sei bintang, but thia one have a special meaning to my heart. buku ini yang pertama kali memperkenalkan saya ke dunia hanafiah dan juga yang memperkenalkan saya pada dunia menulis. bahwa terkadang hidup itu adalah jalan yang harus kita lalui, mau itu senang atau sedih. bahagia atau pedih. yang terpenting dri itu semua adalah bagaimana kita menjalani itu semua dan membawa pelajaran dalam setiap langkah kita.

    setelah buku ini, kita bisa melihat bagaimana chris melewati itu semua mulai dari sedih, menerima sampai bisa menjadikan itu semua sebagai kenangan yang indah

    mudah2an kemampuan saya menulis lama2 bisa memberikan arti juga seperti mbak sita karina. 😊😊😊

    Reply
  34. Shinta Arum Vianti

    Nama : Shinta Arum Vianti
    Email. : lilshinta.arum@gmail.com

    Buku Kak Sitta paling suka itu Pesan Dari Bintang. Pertama buku seri Hanafiah yg aku baca gara2 pinjem temen. Pertama rada males bacanya tapi akhirnya nagih.. 😁
    Dan sampe akhirnya ngikutin semua series n hampir semua buku kak Sitta. Hehehe..
    Gara2 buku Pesan Dari Bintang itu aku punya panggilan Mi Querida buat pacarku dulu yg sekarang udah jadi mantan. Wkwkwkwk..
    Dan ngebayangin dapet pacar atau suami kayak Niki. Hehehhe..
    Btw aku suka banget nama2 tokoh di buku kakak. Cz bagus2 menurut q. Sampe kepikir kalo punya anak dinamain salah satu tokoh dari buku Kakak. :))
    Kadang juga sampe ngebayangin kalo buku – buku kakak dijadiin film pasti keren. Hehehe.
    Ah jadi gak sabar banget nunggu kisah – kisah Hanafiah yang lain. Ditunggu karya karya selanjutnya ya kak.. 😊

    Reply
  35. fatimah ibrahim

    hai kak sitta
    jujur aku belum pernah baca 1 pun buku kk, aku followers kak sita di twitter soalnya suka liat twitnya banyak ngebahas tips dan quote. Dari itu aku penasaran cerita hanafiah ini tentang apa. Dan ngebaca cerpennya cukup menarik buat aku. Simpel, bahasanya ringan, dan ngalir kayak kehidupan sehari hari. Aku mau dong kenalan sama hanafiah family hehe.

    Reply
  36. Yanti

    Novel Kak Sitta yang paling aku suka, Putri Hujan dan Ksatria Malam.
    Ceritanya komplit, romance, thriller, fantasi semua ada di novel itu.
    Penggambaran adegannya cukup jelas, walaupun saat itu belum pernah dijelaskan mengenai sword’s tears secara detail.
    Di novel ini, Sisy digambarkan sudah cukup dewasa dan matang dalam membuat keputusan. Aku suka dengan karakter Sisy di novel ini.
    Kebetulan mengambil jurusan kuliah yang sama dengan Sisy, jadi menunggu gimana Sisy mengatasi perkuliahannya, namun memang tidak diceritakan lebih detail.
    Overall, novel ini bagus. Aku menunggu remakenya.

    Reply
  37. Utami Gendis Setyorini
    gds.setyorini85@gmail.com

    Well, buku yang paling aku suka itu Imaji Terindah versi lama dengan cover seseorang berdiri diantara pohon musim gugur karena belum baca versi barunya. Salah satunya karena mengambil latar belakang Jepang atau hal berbau Jepang seperti nama panggilan kalau tidak salah. Maklum itu buku kedua yang aku baca saat SMP setelah seri pertama Hanafiah keluar. Masih menabung untuk bisa beli langsung semuanya agar bisa nostalgia 😊
    Imaji Terindah juga yang membuat aku lebih suka memiliki buku fisik walaupun sampai sekarang belum kesampaian

    Reply
  38. Ratih Tiyas

    Yang paling aku suka sampai sekarang dan masih nggak bosen untuk baca berulang kali itu “Seluas Langit Biru” I’m falling in love with Sora. Karena dia nggak sempurna, and I love him that way. Karena love story Sora dan Bi yang menarik tapi bisa diceritakan sesuai realita dan nggak muluk-muluk.

    Reply
  39. Kartika N R

    Nama: Kartika
    E-mail: tikaarachmania@gmail.com
    Karya kakak yang paling saya suka kayaknya Pesan dari Bintang. Aku juga gak tau kenapa suka banget. Tiap karakter yang ka arie ciptakan selalu keliatan flawless, tapi setelah dibaca kayak lagi ngupas bawang yang berlapis-lapis. In a good way kok. Karakter perempuan yang ka arie buat selalu kuat pendiriannya. Deskripsinya ceritanya juga lengkap. Itu buku yang aku baca berkali-kali waktu SMA soalnya sesuka itu sama Niki-Inez huhu
    Aku suka banget sama cara ka arie menceritakan relationship-nya Niki-Inez yang temenan tapi gak berasa temenan saking lengketnya. Terus deskripsi momen mereka berdua yang sadar gak sadar bergantung satu sama lain. Intinya sih mereka manis banget buat aku yang masih SMA waktu itu huhuhuhuhuhuh
    Tapi sih sebetulnya, aku suka semua kisah Hanafiah hahaha Gak ada yang kubaca cuma sekali. Aku selalu suka cara nulis kakak dan penasaran gimana lanjutan ceritanya. Kalau dibaca lagi sekarang pun belum bosen.
    Aku juga suka Stila Aria, kak. Kangen sama Aria dan gengnya. huhu

    Reply
  40. Dewi Indira

    Pesan dari Bintang – Ini buku Sitta Karina pertama yang kubeli. Iseng ambil di rak toko buku tapi nggak tau alasan pasti aku beli ini apa, pokoknya waktu itu tertarik aja liatnya. Cuma butuh waktu 1 hari buat nyelesaiin bacanya. Saking tenggelamnya di dunia Hanafiah, ngebayangin mereka nyata. Menurutku, kisah cinta paling klise “dari temen jadi demen” bisa diceritain sama Mbak Sitta dengan elegan, seru dan feeling nyatanya dapet bgt. Sampe dulu mikir “Jangan2 ini based on real life” hahaha. Dan sampai saat ini baca beberapa buku Hanafiah, karakter Inez dan Niki masih jd favoritku.

    Reply
  41. Wahyu Eka Putri Djasli

    Nama : Wahyu Eka Putri Djasli
    Email : euqaristia@gmail.com

    Waduh, kalau disuruh milih buku karya Kak Sitta manakah yang paling saya suka selama ini? Dan apa alasannya? Bingung kakak.. Ini mah, bukan pertanyaan simpel dan gampang. SULIT BANGET!! Tapi, tapi, kalau memang harus memilih mungkin jawabannya Kencana eh atau Imaji Terindah.. Haduh, Tuh, kan!!! :((( Kencana itu novel pertama kakak yang saya baca. Bacanya jaman SMA *sekarang udah kerja btw* pinjem punya temen, masih inget banget dulu sukaaaaaaaaa banget sama Senna sampe kebawa mimpi, senyum2 sendiri, yang ngeliat cowok, ‘cih kamu bukan Senna gih jauh2 sana’ orz, kisahnya SMA banget, simpel gak yang waaaah kek hanafiah series, sih, tapi ngena banget.. Senna si kutu buku tapi bad boy boy tapi charming tapi manis banget… tapi, kenapa disekitaran saya GAK DA COWOK KAYAK SENNA, SIH? huhuhuhu Senna x Kencana pasangan favorit pokoknya.. Ah, Chris x Aki juga, sih *sorry Kayo*. Imaji terindah juga fave banget, dapet minjem juga dari temen, *jaman sma ngirit banget idup, pas udah kerja novelnya udah gada, WHY??* Makanya Wish me luck ya kak, semoga dapet imaji terindah, ini bakal jadi kado yang disayang banget pokoknya.. >_____<

    Reply
  42. Sania Milzandi Djuwita

    Karya kakak yang paling kusuka itu Lukisan Hujan, alasannya karena aku pertama kali baca karya kakak mulai dari buku itu tahun 2006. Karakter diaz (He’s my fave character after Austin) dan sisy begitu hidup begitu nyata penggambarannya, bikin jatuh cinta dan rasanya mereka ada di dunia nyata beneran. alur cerita sangat bagus, ringan namun padat nggak membuat bacanya bosan, ditambah ada ilustrasi di setiap bab jadi bisa lebih membayangkan gimana cerita itu berjalan di pikiranku. Moment moment mereka ‘real’ bikin nggak bisa lepas baca kalau udah pegang bukunya. Selalu seru untuk dibaca ulang berapa kali pun, dan setiap hujan… aku selalu senyum senyum sendiri karena inget cerita diaz dan sisy. Btw, lukisan hujan bikin aku selalu penasaran dengan setiap karya kakak dan juga buat aku pengen nulis dan membuat cerita yang bagus kaya karya karya kakak. Saking bagusnya lukisan hujan (favoritku banget) aku sampai bacain summary novel kakak waktu zaman SMA di depan kelas pas pelajaran bahasa indonesia. Alhasil, novel lukisan hujan punyaku bergilir dipinjam teman teman karena penasaran dengan cerita keseluruhannya.

    Reply
  43. Meiriska Dwi Utami

    Nama: Meiriska Dwi Utami
    Email : meiriskadwiutami@yahoo.com

    Dari semua buku yang Mbak Sitta tulis yang berkesan buat saya itu Titanium dan Pesan Dari Bintang. Namun yang paling membekas buat saya adalah Pesan Dari Bintang, dimana diceritakan seorang Nikratama Zackrie berusaha mengimbangi kehidupan Inez yang awalnya sulit dia pahami, lama kelamaan bisa dimengerti. Dari kisah Niki, saya semacam “mirror”. Bahwa dalam kehidupan, ‘minder’ itu wajar. Tapi selama kita masih mau berusaha dan yakin, dunia pasti bisa kita imbangi. Terlebih kepada pasangan hidup. Cerita Niki berhasil membuat saya termotivasi untuk jadi pribadi yang lebih mandiri dan kuat melawan perubahan dunia. :))

    Reply
  44. afifah Zulfa azzah

    Buat aku karya terspesial dari kak sitta yang membekas banget itu Lukisan Hujan, gatau mungkin dari judulnya ada udah jatuh cinta banget karena aku termasuk orang yang suka semua hak tentang hujan dan senja ditambah penggambaran kak sitta yang buat aku seolah menyaksikan semua peristiwa dinovel nggak cuma sekedar membaca, ditambah karater Sisy dan Diaz yang duh bikin nagih dan jatuh cinta buat baca karya kak sitta yang lain.

    Reply
  45. Mahesa S.H

    Mba Sitta duh makin ngefanslah diriku sama kamu mba, ini cerita ttg Nura perlu diperluas lagi sih kalau perlu bikin serialnya juga hehe. Untuk buku-bukumu susah banget sih kalau harus pilih salah satu karena semua ceritanya aku suka tetapi ya yang bener-bener terpusat perhatianku ke buku cerita ttg Hanafiah yaitu Pesan Dari Bintang. Alasannya buku ini buku mba sitta yg aku beli pertama kali dan aku langsung jatuh cinta dengan karakter + ceritanya. Aku lupa saat itu aku masih smp atau sudah sma, yg jelas setelah membaca Pesan Dari Bintang aku jadi termotivasi untuk bisa menulis. Menurutku isi cerita Pesan Dari Bintang yaitu ttg Inez dan Niki related bgt dengan kehidupan sehari hari, problematika di lingkungan pertemanan, keluarga dan bahkan percintaan. Bacaan yang ringan dan mudah dimengerti untuk usiaku saat itu. Harapanku sih Mba sitta bisa merilis ulang dengan cerita versi lebih lengkap lagi untuk Pesan Dari Bintang karena Inez dan Niki adalah pasangan favoritku 😊😊

    Reply
  46. Tri Susanti Oktavia

    nama : Tri Susanti Oktavia
    email: trisusantioktavia@yahoo.com

    buku karya kak sitta yang paling aku suka tentunya seriah hanafiah ya, apa lagi Lukisan Hujan dan putri hujan & ksatria malam (karena sisi dan diaz sih lebih tepatnya 😂). Kenapa suka lukisan hujan? ini novel paling membekas banget di hati aku karena pertama kali baca novel ini pas jaman SMP peralihan dari komik ke novel gitu disuruh baca sama temen aku yang udah duluan ngoleksi novel pas baca udah gemes dan jatuh cinta banget sama bayangan paras dan kepribadiannya diaz dan ditambah lagi ternyata ini novel yang berkelanjutan gitu mengenai satu keluarga kan dulu jarang banget bahkan mungkin belum ada novel yang jenis kaya gini jadi makin jatuh cintalah sampe-sampe itu kalimat-kalimat asing suka aku dan temen aku fangirling-in ka hahaha.. dari SMP sampe sekarang udah umur 24 tahun masih suka baca ulang novel hanafiah apa lagi pas tau lukisan hujan di publish ulang, langsung bahagia super dan dapet info lagi kalo bakal publish ulang semuanya. Kyaaaaaaaaa~~ i cant wait ❤❤❤

    Reply
  47. Murni Milayani

    Sebenarnya agak bingung kalau disuruh milih satu, karena aku suka semuaaaa. Tapi i decide to choose Lukisan Hujan, karenaaaa…Lukisan Hujan itu aku banget, semua pengalaman Sisy dan Diaz seperti pencerminan diri aku, walau ga se-wow yg dialamin Sisy sih ya hahaha. Mungkin karena aku bacanya saat masih atau baru lulus SMA yaitu sekitar tahun 2007-2008. Itu yg paling ngebekas di hati aku, sampai aku googling2 mobilnya Sisy, wanginya Sisy. Diaz yg super duper ganteng protektif tapi lembut banget.
    Kehidupan sosialita dan brand-brand mahal yg aku tadinya ga tau.
    Aaaah jadi kangen pengen baca lagi.
    I always waiting for your next Hanafiah, Kak. Ga akan pernah bosen.

    Reply