My First HIIT Experience: Tabata workout


blog.sittakarina.com_tabata-workout

HIIT is the new black.

Or sort of.

I really love working out! Saya suka lari, renang, zumba, dan sampai sekarang masih doyan berlatih tendangan Tae Kwon Do sambil menurunkan ilmu ini ke anak-anak (the boys love it, thinking they’re some kind of superheroes). Lalu, muncul yang baru lagi di telinga, yakni Tabata!

Belakangan, saya tertarik dengan HIIT (High-Intensity Interval Training), yaitu strategi training di mana latihan memiliki intensitas tinggi, sangat memacu jantung, namun dilakukan dalam waktu sangat singkat, biasanya kurang dari 20 menit.

Jenis HIIT favorit saya bermacam-macam, salah satunya berupa tendangan Tae Kwon Do Twimyo Ap Chagi (jump front kick) dalam tempo cepat, yang 1 putarannya berlangsung selama 20 detik. Saat sedang on fire, bisa sekaligus sikat sampai 10 putaran engan jeda 15 detik antara tiap putaran.

Nah, beberapa waktu lalu saya dan teman-teman di sekolahnya krucils sempat rame ngebahas Tabata workout. Begitu juga dengan di Twitter… masih soal  Tabata Training yang ternyata bagian dari metode HIIT juga. Terdengarnya sih simple: 15 detik sprint, 60 detik jalan cepat, semua sampai 8 putaran atau sekitar 10 menit.

Akhirnya, hari ini setelah hubby and the kids pergi beraktivitas, jadilah saya coba Tabata Training….. dan ternyata kuat sampai 8 putaran! Yeay!

Hanya saja, setelahnya saya sempat bengong lama sambil duduk di aspal, sampai beberapa tetangga yang melihat menanyakan apakah saya tidak apa-apa 🙂

Ternyata, Tabata juga digunakan dalam putaran latihan untuk para atlet Olimpiade asal Jepang, karena terbukti lebih efektif menaikkan metabolisme dan membakar lemak daripada workout yang berinterval panjang seperti lari 60 menit di treadmill.

Baca juga: 6 Tips Olahraga Sehat dan Murah di Rumah

Dan saya merasakan dampak dari latihan Tabata ini ternyata lebih bikin ngos-ngosan daripada HIIT yang biasa saya lakukan!

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan HIIT maupun Tabata Training menurut pengalaman saya:

1. Jangan berlatih dalam perut kosong

Karena ini termasuk latihan yang cukup “berat”, pastikan kamu sudah makan cukup karbo dan protein paling tidak 40 menit sebelumnya.

2. Bangun intensitas secara bertahap

Kalau belum bisa menyelesaikan 8 putaran sekaligus, coba 3 atau 5 putaran dulu. Lebih baik sedikit tapi tiap gerakan dilakukan semaksimal mungkin, daripada banyak namun asal-asalan.

3. Pastikan asupan cairan cukup

Menjelang putaran ke-5 biasanya badan mulai terasa berat dan mata agak berkunang-kunang. Nah, manfaatkan sesi jalan cepat 60 detik menjelang masuk putaran ke-6 untuk minum sedikit air putih sebelum kembali sprint.

A new challenge in your life is fun, so try to find one every day.

Jadi, masih berani coba HIIT atau tabata workout? 🙂

*) Feature image via London Running



Leave a Comment

  • (will not be published)


8 Responses