Jadikan tokoh ceritamu membekas di hati pembaca.
Apa pendapatmu tentang tokoh Hazel dalam The Fault in Our Stars?
Setelah membaca trilogi The Hunger Games, kita semua tahu betapa gigih dan tangguhnya sosok Katniss Everdeen.
Atau, betapa penuh pengamatan dan bersemangatnya karakter Ikal dalam Laskar Pelangi.
Setelah membaca cerita yang akhirnya menjadi kisah favorit kita, kita pasti akan mengenang si tokoh utama dan dengan mudah menyebutkan seperti apa karakteristik tokoh itu.
Mampu menciptakan tokoh memorable seperti itu merupakan tantangan tersendiri bagi penulis.
Tokoh cerita yang berkarakter tidak tercipta begitu saja.
Sosok ini lahir dari proses dan perencanaan.
Kalau penulis bukan tipe yang suka melakukan persiapan pra-menulis sebelumnya, minimal ia sudah merancang itu dalam pikirannya.
Kalau saya sih lebih enak membuat perencanaan pra-menulis sebelum membuat cerita—otak yang sebelumnya sudah penuh sesak dengan urusan anak, rumah tangga, dan pekerjaan non-menulis—jadi nggak makin terbebani.
Baca juga: Cara Mudah Menulis Cerita ala Anak SD
Menciptakan tokoh cerita yang diingat pembaca dimulai dengan konsistennya penulis menampilkan sikap dan ucapan tokoh yang mewakili karakter kuat tersebut.
Simak langkah simpel berikut untuk memulainya saat menulis cerita:
1. Sebelum menulis cerita
Tentukan 2 sifat baik dan 2 sifat kelemahan si tokoh (misalnya, sifat tokoh Seira dalam #MagicalSeira: gigih, bertanggung jawab, peragu, tertutup).
Dari keempat sifat tersebut, kita dapat merumuskan apa saja konflik yang akan dihadapi si tokoh dalam cerita. Ingat ya, cerita yang OK yang memuat konflik—masalah yang harus dihadapi si tokoh utama.
2. Saat menulis cerita
Tulis ucapan, tindakan, dan pilihan yang dilakukan si tokoh dengan mengacu pada daftar sifat di atas (contoh: saat berhadapan dengan dua pilihan dalam situasi pelik, Seira yang peragu tidak mungkin ‘kan dapat memilih secara langsung dan tegas?)
3. Sesudah menulis cerita
Saat kita membaca kembali cerita yang sudah kita buat, lihat dan cerna: apakah sifat utama tokoh yang tercermin secara umum pada cerita sesuai dengan daftar sifat yang sudah kita susun? Apakah sifat utama tokoh sudah terwakili dengan baik dalam tiap ucapan, pemikiran, dan perbuatannya? Apakah tidak ada kontradiksi dalam penjabaran karakterisasi tokoh?
Tokoh cerita yang terdeskripsikan dengan baik akan membuat pembaca nyaman—dan keasyikan—saat membaca cerita tersebut.
Ingat, sebelum pembaca suka sama si tokoh, pastikan kita sebagai penulis sudah lebih dulu jatuh hati kepadanya.
Jika belum, tentu kita harus melakukan editing ulang sampai karakterisasi dalam cerita tersebut dirasa sudah tepat.
Bagaimana cara kalian menciptakan tokoh yang dapat memenangkan hati pembaca?
Yuk, diskusikan di sini 🙂
*) Feature image: Brandy Melville
2 Responses