10 Tanya-Jawab tentang Menulis Teenlit


blog sittakarina - 10 tanya jawab tentang menulis teenlitMenulis teenlit bisa dilakukan oleh (yang bukan) remaja.

Sudah ada ide brilian di kepala, karakteristik tokoh utama yang wicked cool, serta plot cerita yang seru, tapi kok masih ada keraguan bagaimana menulis teenlit yang hasilnya nggak hanya bikin puas penulis, tapi juga pembaca.

Apakah ini terjadi karena kita sebagai penulisnya sudah bukan remaja lagi?

Atau, sebenarnya kita tengah mengalami kebuntuan menulis (writer’s  block)?

Sayangnya, kondisi tersebut tidak bisa disebut writer’s block. Karena, pada dasarnya kita belum memulai ceritanya sama sekali.

Sepuluh teman penulis di bawah ini juga pernah mengalaminya. Jadi, pada post ini saya akan coba jawab satu per satu pertanyaan mereka.

10 hasil tanya-jawab tersebut nggak cuma untukmenulis teenlit, tapi juga menulis fiksi pada umumnya.

Jadi, simak baik-baik tipsnya dan pilih mana yang paling cocok menurutmu:

1. Apakah menulis teenlit hanya bisa dilakukan oleh remaja? Saya tidak yakin bisa melakukannya karena sudah tidak remaja lagi. (Marizka, 23 tahun)
—Menulis teenlit bisa dilakukan oleh segala usia. Bagi yang sudah melewati masa remajanya justru akan mendapatkan insight lebih karena ia kini telah dewasa. Merasa nggak update dengan gaya bahasa anak jaman sekarang, ahem, itulah gunanya riset 😊

Baca juga: 6 Teknik Mudah Menulis Cerita Pendek

2. Boleh nggak menulis teenlit pakai “bahasa gaul”? (Renna, 15 tahun)
—Boleh, tapi sebaiknya batasi pada dialog para tokoh saja. Narasi cerita tetap gunakan bahasa baku agar pembaca tidak pusing saat membacanya. Got it, doll?

3. Banyak yang bilang teenlit itu karya nggak penting. Bagaimana menjadikannya “penting”? (Syifa, 17 tahun)
—Semua karya itu penting bagi penciptanya. Nah, bagaimana agar penikmat/pembaca juga menganggap demikian, maka garaplah dengan sungguh-sungguh. Hasil akhirnya akan terlihat kok.

4. Dari mana saya bisa dapatkan ide-ide yang nggak pasaran untuk cerita teenlit saya? (Aliya, 17 tahun)
—Cerita teenlit memang sebagian besar seputar cinta, persahabatan, masalah keluarga, dan pencarian jati diri. Bagi saya ada cara yang lebih OK daripada ATM (Amati-Tiru-Modifikasi), yaitu gali pengalaman hidupmu sebagai sumber ide cerita dan padukan dengan imajinasi. Dijamin unik!

5. Awalnya saya punya banyak ide cerita, tapi begitu mau menulis rasanya blank. Kenapa ya? (Retno, 14 tahun)
—Pertama, itu bisa terjadi karena lupa. Karena kita tidak segera menerjemahkan ide kita ke dalam tulisan. Always write down your ideas anytime, anywhere, on used paper, tissue, or smartphones! Kedua, kita merasa takut salah hingga tidak bisa menulis dengan “lepas”. Don’t worry! It’s just a first draft. Setelah cerita selesai ditulis, kamu akan punya banyak waktu untuk menambah dan mengurangi di sana-sini 😊

6. Saya suka nama-nama tokoh di cerita Kak Sitta. Soalnya bagus dan unik. Nyarinya di mana sih? (Jessie, 15 tahun)
Well, thank you. Yang jelas nyarinya di internet. Coba saja googling dengan kata kunci “Sanskrit baby names”.

7. Bagaimana caranya bikin tokoh cerita yang “hidup”? (Anton, 18 tahun)
—Tokoh cerita terasa hidup karena pembaca bisa relate dengan kondisi si tokoh. Nah, agar ini dapat terjadi, coba isi tokohmu dengan dialog-dialog yang membumi dan akrab dengan kehidupan sehari-hari.

8. Bagaimana sih memulai paragraf pertama cerita yang greget? (Fayza, 15 tahun)
—Langsung terjun pada pangkal masalah. Coba mulai dengan “Rania tahu ada yang tidak beres pada tetangga barunya yang selalu tergopoh-gopoh menutup pintu saat menjelang petang itu” daripada “Pada suatu hari…”.

9. Boleh nggak menyertakan penggalan lirik lagu atau puisi orang lain ke dalam cerita kita? (Lorraine, 20 tahun)
—Menurut saya, boleh, selama kamu mencantumkan keterangan dan sumber karya tersebut dengan jelas.

10. Aku kesulitan menulis adegan romantis untuk tokoh-tokoh teenlit yang kebanyakan masih remaja. Apakah ada tips untuk menulis adegan romantis yang nggak cheesy? (Amira, 17 tahun)
—Pertama, jangan nonton sinetron. Kedua, tetapkan standarmu. Ketiga, bayangkan mahakarya yang indah; lukisan Monet, gaun Alexander McQueen, bagaimana Pangeran William dan Kate Middleton bercengkerama. Keempat, pelajari adegan romantis di buku yang kamu baca (apakah kamu menyukainya, atau ingin memperbaikinya). Dan yang terakhir, amati seperti apa relationship kamu dengan sang pacar. Banyak hal yang terjadi di kehidupan sehari-hari yang dapat menjadi sumber inspirasi kita.

Agar hasilnya maksimal, pastikan kita menulis kisah teenlit sama sungguh-sungguhnya seperti kita menggarap tulisan lain.

Menurut saya, menulis untuk pembaca remaja adalah tantangan yang menyenangkan; ini seperti mengulang kembali masa remaja saya dulu.

Jadi, saat saya tidak menikmati saat menulisnya, bisa dipastikan pembaca pun nggak akan enjoy saat membacanya.

Apakah kalian memiliki tantangan maupun kesulitan saat menyusun cerita teenlit?

Just shout it out in the comment box bellow!

 

*) Feature image via @frankvinyl



Leave a Comment

  • (will not be published)


9 Responses

  1. Nares

    hello lagi kak! i’m sorry for asking some more hehe. gimana sih caranya setelah punya draft cerita dan mau publish. i mean how and where? dan how to get the guts to share your stories? thankyou before, God bless you

    Reply
    • Nares – Rencananya terbitkan ceritamu lewat penerbit, dalam situs online, atau terbitkan sendiri? Caranya berbeda-beda 🙂

  2. Daffodil

    kak, aku mau nanya sesuatu nih, smoga kakak sempat membalas ya ^^
    bagaimana ya kak, cara menulis cerita yang feelnya bisa ‘ngena’ ke pembaca? Dengan diksi kata yang variatif? Saya takut dibilang bertele2 ._.
    Dan bagaimana caranya supaya tokoh yang saya buat ‘hidup’ bukan hanya sekedar tokoh yang berbicara saat saya suruh, berjalan saat saya perintahkan, dll. Saya benar2 bingung kak ^^”

    Reply
  3. dinda

    Gini kak, kadang setelah aku nulis beberapa paragraf suka bingung nulis kata2 selanjutnya. Di kepala udah nginget semua tapi bener2 bingung nulisnya gimana. Takut pembacanya bosen dan malah merasa aneh. Menurut kakak gimana?

    Reply
  4. Elvira

    Bukan kak, 2 minggu lalu aku kirim naskah ke GPU, pas aku telpon katanya sudah sampai di sana naskahnya, nanti di kirim surat konfirmasi kalo naskahnya sudah sampai di sana dan nanti diberitahu jangka waktu untuk keputusan novelnya. Bukan surat penerimaan atau penolakan naskahnya kak.

    Reply
  5. Sitta Karina

    @Elvira — Surat konfirmasi bahwa naskahmu diterima? Paling cepat dalam waktu 6 bulan. Kita dapat menanyakan status naskah kita juga ke penerbit 😉

    Reply
  6. Elvira

    kak,biasa surat konfirmasi dari penerbit itu datangnya berapa lama sesudah pengiriman naskah? (surat konfirmasi sudah sampainya naskah tersebut yang kita tuju)

    Reply