Apa Saja yang Harus Dilakukan Agar Bisa Investasi?


Blog Sittakarina - Apa Saja yang Harus Dilakukan Agar Bisa InvestasiTak ada alasan lagi untuk tidak berinvestasi.

Jika selama ini kita merasa nggak bisa menyisihkan sepeser pun untuk investasi dengan beribu alasan yang 🙄🙄🙄

Nah, sekarang waktunya buat “Wooi… bangun! Hidup elo nggak selamanya di atas dan selalu bergelimang duit!”.

Akan ada masa di mana kita sudah tidak bekerja lagi, tenaga tidak sekuat dulu, namun pengeluaran tetap ada, atau malah bertambah.

Masa tersebut salah satunya adalah masa pensiun.

Berkaca dari kehidupan orang tua saya dan mertua, ternyata kehidupan sehari-hari tetap berlanjut setelah pensiun dari kerjaan. Usia pensiun rata-rata 55 tahun dan banyak dari orang tua kita (alhamdulillah) masih bugar sampai usia lebih dari 70 tahunan!

Yang bikin nggak ngeh selama ini adalah para eyang ini masih doyan beraktivitas walau sudah masuk golden age. Seperti kita, mereka masih kongkow dan lunch bareng di Rembulan, datang ke pernikahan salah satu anak teman sambil quick getaway ke Bali, atau liburan bareng keliling Asia.

Tidak suka jalan-jalan?

Toh daily expenses para eyang ini tetap ada. Bayar listrik, ponsel, belanja bulanan, uang bensin, gaji supir, dan lain-lain.

Oleh karena itu, penting untuk diingat, bahwa kehidupan setelah masa pensiun tetap membutuhkan banyak dan.

Menyiapkan dana pensiun untuk kebutuhan di atas adalah salah satu tujuan investasi yang ingin kita capai.

Walau nantinya ada anak dan cucu yang diharapkan bisa membantu, tentunya kita ingin mengusahakan hidup mandiri dulu, dong.

Selain untuk mencapai tujuan keuangan di masa mendatang, alasan lain kita wajib melakukan investasi yaitu menjaga nilai uang yang kita miliki tidak tergerus inflasi.

Dengan adanya kenaikan inflasi di Indonesia sekitar 1-5% per tahun, harga barang konsumsi pun melambung. Dulu saat belanja bulanan cukup dengan Rp500.000, lima tahun kemudian perlu mengeluarkan Rp800.000 untuk membeli barang yang sama.

Tapi, jangan khawatir. Selama naiknya nggak lebih dari 10%, inflasi di Indonesia relatif terkendali.

Lebih cepat kita mulai berinvestasi secara, maka nominal yang mesti disisihkan pun akan lebih kecil. Sedangkan, hasil yang didapat dengan jangka waktu lebih lama tentu akan lebih besar dari mereka yang baru 1-2 tahun memulainya.

Ambil contoh, instrumen yang kita pilih untuk berinvestasi adalah reksa dana dan saham, kita bisa melakukan investasi mulai Rp100.000. Bahkan, beberapa emiten saham memiliki harga di bawah Rp1.000 per lembarnya. Cukup terjangkau ‘kan?

Baca juga: Untung dan Aman, Coba Investasi Obligasi Pemerintah

Lantas, bagaimana agar investasi rutin dapat terlaksana?

Berikut hal-hal yang mesti kita lakukan:

 

DO’S

Sisihkan gaji di muka

Lakukan investasi secara berkala begitu terima gaji… dan hidup dengan sisa uangnya. Ekstrem, tapi terbukti ampuh untuk menambah aset kita.

Pangkas biaya lifestyle 

Ini termasuk social cost buat ngopi-ngopi, playdate, dan ajang sosial sejenisnya. Alihkan dana tersebut untuk investasi rutinmu.

Lakukan auto-invest tiap bulan

Dengan begini, mau nggak mau, kita akan selalu menyediakan dana dan mendahulukan berinvestasi sebelum kegiatan lainnya.

Hasilkan uang dari hobi

Kali ini jadikan hobi sebagai mesin penghasil uang, bukan sekadar sarana melepas stres saja.

Ambil kerja sampingan

Lihat sekeliling kita; apakah ada peluang yang bisa diubah jadi uang? Rintis UKM sendiri maupun bersama teman tepercaya.

 

DON’TS

Sumber dana investasi berasal dari utang

Gunakan penghasilan sendiri saat berinvestasi. Hindari segala jenis utang, mulai dari pinjaman dari kerabat sampai kredit tanpa agunan (KTA).

Berinvestasi tanpa perencanaan

Menyusun dan mengkaji ulang perencanaan investasi penting agar upaya menambah aset ini lancar, serta mampu meminimalisir risiko. Jadi, sebelum berinvestasi, pahami juga jenis investasi dan risiko-risikonya.

Tidak mau belajar

Walau kita sudah menyerahkan pengelolaan investasi kepada ahlinya, misalnya reksa dana, belajar dan menambah wawasan baru adalah hal mutlak yang mesti dilakukan oleh tiap investor.

Berinvestasi secara rutin merupakan kegiatan yang membutuhkan kedisiplinan tinggi.

Awalnya sih memang “berdarah-darah” banget menjalani ini. Tapi, seiring berjalannya waktu, sangat mungkin kok menambah besaran investasi tersebut.

Dulu saat pertama kali berinvestasi saya sampai rela-relain hanya date bareng suami sebulan 1x. Itu pun cuma makan di tempat yang sama sekali nggak fancy, bahkan lebih sering menjajal kuliner kaki lima. Tapi, keseruan itu membuahkan hasil gemilang; KPR kami bisa lunas jauh lebih cepat dari waktunya.

Sepertinya pepatah “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” masih berlaku, ya 😉

Apa saja yang sudah kamu upayakan agar bisa berinvestasi secara rutin?

 

*) Feature image via The Daily Edited



Leave a Comment

  • (will not be published)


6 Responses

  1. saya masih kesulitan untuk investasi. tapi setelah membaca ulasan kak SITTA ini, saya jadi mulai memikirkannya. ternyata tidak harus nunggu duit segunung dulu ya untuk bisa mulai inves, thanks ya kak…

    Reply
    • Betul. Berinvestasi sesuai kemampuan finansial kita dulu saja, misalnya menyisihkan Rp 5000 tiap harinya 😉