Sebaiknya berapa $$$?
Nominal fee pekerjaan yang pas selalu jadi kebingungan para freelancer.
Para pekerja lepas yang antara lain blogger, desainer grafis, buzzer, content writer, ilustrator, programmer, fotografer, social media strategist dan lainnya sering kali berada pada posisi serba salah; menetapkan fee terlalu rendah, atau bahkan gratis, malah membuat klien seenaknya memperlakukan si freelancer beserta hasil karyanya.
Namun, jika mematok fee tinggi akan berimbas pada sepinya order hingga berkurangnya pendapatan.
Dari pengalaman saya sendiri selama menjadi penulis lepas, blogger, dan content writer, urusan menentukan fee pekerjaan merupakan sesuatu yang rumit, mengingat orang Indonesia pada umumnya masih kikuk membahas nominal gaji dan honor secara buka-bukaan.
Walau begitu, bukan berarti proses nego tersebut nggak bisa dilakukan.
Seiring bertambahnya jam terbang, percaya deh, kita akan semakin luwes dan percaya diri membahas ini secara mendetail dengan klien.
Fee kita, kita yang menentukan
Sebenarnya berapa sih besaran fee pekerjaan yang pantas? Selama ini tak ada pakemnya secara jelas. Hanya rumor dari mulut ke mulut yang kita dengar dari teman seprofesi.
Padahal, fee seorang pekerja lepas sifatnya subjektif. Besarannya terserah si freelancer itu sendiri.
Sayangnya, banyak pekerja yang sungkan menentukan fee pantas versi mereka sendiri.
Sebagai contoh, beberapa blogger yang saya kenal tidak menetapkan fee ketika diundang ke peluncuran produk maupun brand activation yang diusung klien—sebuah acara yang amat membutuhkan partisipasi para blogger ini. Mereka cukup puas dengan keuntungan free lunch dan jejaring yang lebih luas dengan datang ke acara itu.
Alasan lain, beberapa merasa tidak nyaman memasang tarif event attendance dan artikel reportase dalam blog karena takut tidak diundang lagi ke acara serupa. Sebagian lainnya tidak tahu bahwa pekerjaan yang membutuhkan jasa freelancer dapat dikenakan fee.
Tetap tenang saat mendengar reaksi klien
Reaksi klien saat mendengar fee pekerjaan kita tentunya beragam. Bisa saja fee tersebut dianggap terlalu mahal sehingga klien akan menawar lebih rendah lagi—atau bahkan, langsung kabur tanpa kabar setelah mendengarnya.
Sebaliknya, kemungkinan besar fee kita terlalu murah jika klien langsung mengiyakan tanpa menawar sama sekali.
Apa pun tanggapan klien, penting untuk tetap tenang dan dahulukan negosiasi yang membuat kedua belah pihak sama-sama nyaman.
Biasanya klien menganggap mahal jika besaran fee dinilai melebihi value yang akan didapatkannya.
Namun, jangan langsung menurunkan rate begitu saja saat dicap mahal. Karena, begitu kita melakukannya, klien berpikir bahwa fee pekerjaan kita akan dengan mudah turun hanya dengan sedikit tekanan seperti itu.
Lantas, apa dong yang sebaiknya dilakukan?
Nah, pastikan kita memiliki 2 hal ini, kompetensi dan komunikasi.
Kompeten untuk melakukan pekerjaan serta menghasilkan karya yang oke, juga mampu mengkomunikasikan ide dan harapan kita ke klien.
Kemampuan berkomunikasi ini tak terbatas pada bagaimana kita berbicara saja, tetapi juga kemampuan kita mendengarkan dan mengolah informasi sesuai kebutuhan.
Dengan begitu, kita dapat menjelaskan kepada klien, dengan fee sebesar itu, keuntungan apa saja yang bisa mereka dapatkan saat menggunakan jasa kita.
Baca juga: Jadi Entreprenur Sambil Kerja Kantoran
Apa saja langkah dalam menentukan fee pekerjaan?
Saat ditanya nominal rate tawaran kerja, saya akan memperhatikan faktor-faktor ini sebelum merumuskannya:
1. Pastikan pekerjaan sesuai bidang yang digeluti
Saya tidak akan mengambil pekerjaan yang bidangnya tidak dikuasai walau tawarannya cukup menggiurkan. Jangan melakukan sesuatu yang tidak kita pahami hanya karena tak ingin kehilangan kesempatan. Taruhannya kredibilitas kita sendiri!
2. Hitung ongkos produksi
Saat kita diminta datang ke acara dan membuat liputan pada blog, coba hitung biaya-biaya yang mungkin terlibat di dalamnya: ongkos transportasi, wardrobe & makeup, foto-foto penunjang konten, dan pembuatan artikel. Baru deh tutup dengan berapa marjin yang kita harapkan dari pekerjaan ini.
3. Value apa yang bisa diberikan ke klien
Beri value lebih kepada klien yang tidak ditawarkan oleh para pesaing dengan memanfaatkan kelebihan dan keunikan yang kita miliki. Misalnya, ketika klien merasa fee artikel blog Rp 4.000.000,- kemahalan, tawarkan juga benefit lain, misalnya, kita bisa beberapa kali share tautan blog tersebut melalui akun media sosial, serta menyediakan foto berbeda ketika membaginya via Instagram.
4. Pertimbangkan jam terbang dan portofolio
Rumuskan pencapaian kita selama ini—portofolio pekerjaan, penghargaan, Alexa Rank, serta dengan siapa saja kita pernah bekerja sama—dan jadikan semua itu dasar berpijak yang valid untuk tidak malu-malu lagi “maju” dengan skema fee yang menurut kita pantas dan OK.
5. Berpegang pada prinsip “win-win solution”
Klien ingin untung, begitu juga kita. Ketika belum ada kata sepakat antara kedua belah pihak perihal fee, coba cara ini: pertama, apakah fee tersebut masih bisa bertemu di tengah? Kedua, tanya berapa budget yang klien miliki dan lihat apakah kita bisa menyesuaikan jasa kita dengan budget tersebut.
Sesekali tidak mematok biaya sih boleh saja. Tetapi, jika kita ingin menjadikan ini sumber penghasilan yang terus berkembang, sebaiknya mulai sekarang perlakukan pekerjaan freelance ini secara profesional.
Punya rumusan tersendiri dalam menentukan fee pekerjaanmu?
Share di sini dong! 😊
*) Feature image via Glitter Guide
Makasih Kak, berguna banget tipsnya buat newbie blogger kaya saya yg suka bingung jawab fee
Wah terima kasih Kak. saya ini newbie blogger, meski sudah nulis macem2 jadi kadang suka bingung kalau isi form atau ditanya fee berapa. Biasanya saya tanya teman dekat saya yang memang sudah lama jd blogger
Kalau saya terkadang menyesuaikan budget mereka (biasanya kalau yg meng-hire itu teman, rekomendasi teman atau sudah kenal sebelumnya) dan ketika mereka puas, tidak jarang dapat fee tambahan di luar kontrak sebelumnya
Thanks kak tips nya, bs dipake u/ nentuin fee selaniutnya hihihi
Diankp – Menyesuaikan dg budget klien itu pendekatan yang cukup OK kok. Biasanya dg begitu, klien kita pun jadi beragam 😉
Suka kebingungan sendiri kalau ditanya fee semacam ini. Takutnya kemahalan, tapi takut jika kita yang terlalu rendah pasang harga. Thankyou atas sharing infonya mbak 🙂
Arintya – Sama-sama. Salah satu indikator rate card kita kerendahan: tiap kali ajukan langsung disetujui 😜
Biasanya berapa kali kak sitta nego soal fee ? sering g enak hati deh kalo terus2an nego. kayak banyak maunya
Ajeng – Tergantung 🙂 Kadang cukup 2x tek tok, tapi ada juga yang diskusinya cukup alot, yaitu sampai 8x tek tok. Tetap sabar dan dahulukan itikad baik ya.
berguna banget tipsnya 😍
Putri – Happy to hear, Putri 🙂
Ternyata ada triknya lho buat rate card. Thanks lho kak 😘
Baru tau deh kalo ini penting. Biasanya langsung iya iya aja ama klien 😓😓😓