Mental kuat tidak terbentuk begitu saja.
Hidup merupakan perjalanan dengan berbagai pengalaman di dalamnya. Kadang pengalaman tersebut sesuai rencana, menyenangkan, namun tak jarang menyebalkan, bahkan menyesakkan hati.
Saat kecil, kita kerap diteriaki “Eh, itu si gendut!” atau “Gemas deh sama pipi tembem kamu!”.
Ketika beranjak remaja, tak hanya seruan “Udah gede, males banget sih kamu” tapi juga ada saja celetukan usil yang bikin hati tak nyaman sampai bullying yang tak bisa begitu saja kita ceritakan ke orangtua maupun guru.
Semakin lama, rasanya semakin banyak pengalaman tidak enak yang mampir dalam kehidupan kita. Semakin banyak orang yang mengejek dan merendahkan kita, baik itu dilakukan dengan sadar maupun tak sadar.
Ironisnya, sering kali sumber pengalaman buruk dan trauma tersebut justru berasal dari keluarga yang dari luarnya tampak harmonis.
Padahal, di dalamnya tidak ada sikap saling menghargai satu sama lain.
Akibatnya, beban dan kesedihan kita pun bertambah. Ketika itu tak tertahankan, berulang kali kita break down. Ketahanan mental kita tengah diuji.
Pertanyaannya: kita lulus atau tidak?
Apa Itu Ketahanan Mental?
Secara umum, ketahanan mental adalah kemampuan kita beradaptasi dengan segala masalah dan kesulitan, mulai dari stres, burnout, trauma, musibah, dalam lingkup pribadi, keluarga, serta masyarakat.
Masalah dan kesulitan dalam kehidupan hadir dalam berbagai wajah. Sahabat bergabung dengan kelompok lain yang lebih seru, sering dilabel mama padahal sudah berusaha terbaik, dikhianati pasangan, sampai terjerat utang yang tak bisa segera dilunasi.
Tiap kali kita mampu melewati sebuah kesulitan, ketahanan mental kita pun terasah.
Kita “naik kelas” dan bersiap menghadapi kesulitan berikutnya dengan tingkat lebih tinggi lagi.
Baca juga: 4 Tips Penting Mengatasi Harga Diri Rendah
Semua bisa terjadi asalkan kita mampu mengatasi kesulitan tersebut walau, misalkan, kondisi kita akhirnya bisa dibilang setengah mati.
Proses “Berdarah-darah” Demi Mental Kuat
Siapa pun pasti mengakui, bahwa masalah dan kesulitan tidak termasuk sesuatu yang disukainya dalam hidup/
Seandainya bisa, pengennya sih hidup ini isinya yang happy-go-lucky aja, deh!
Karena, berhadapan dengan kesulitan beserta proses penyelesaiannya terasa amat menguras energi dan pikiran. Terasa begitu lama untuk dilewati, walau kesulitan tersebut hanya berlangsung sebentar.
Saat menghadapi klien yang doyan drama, sedangkan proyek mesti selesai tepat waktu, kita pasti stres berat.
Begitu juga ketika berbeda pendapat dalam hal yang sifatnya serius dengan pasangan, kita ingin semua itu selesai dalam waktu singkat. Tapi, kenyataannya sudah lebih dari sebulan perbedaan tersebut masih belum terselesaikan. Capek, kesal, namun sadar bahwa perceraian bukanlah pilihan. Kita masih ingin berusaha.
Tak hanya mental kuat, menghadapi kesulitan juga butuh kesabaran yang seolah tidak berujung.
Padahal, kita merasa nafas sudah hampir habis. Jangankan berlari, berjalan saja rasanya makin susah untuk dilakukan.
Stres, cemas, takut hingga depresi pelan-pelan hinggap di kalbu, membisikkan bahwa menyerah adalah jalan yang seharusnya kita pilih.
Tetapi, hebatnya kita memilih untuk tidak berhenti!
Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Stres dalam Sekejap
Walau proses melewati kesulitan begitu “berdarah-darah”, kita terus berusaha disertai doa kepada Yang Maha Kuasa, daaaan… ta-da! pada akhirnya kita berhasil menyelesaikan itu dengan rasa bercampur-aduk: lega, ngeri, dan sedikit traumatis.
It’s finally over and we’re getting stronger!
Cara Agar Mental Kuat—dan Terus Seperti Itu
Saya pernah dengar kutipan simpel tapi bermakna dalam, yakni “life is the best teacher”.
Kehidupan akan terus memberikan kita pengalaman dan pembelajaran agar kita menjadi sosok yang lebih baik lagi.
Tentu saja pengalaman tersebut tidak selalu enak. Inilah wujud dari kesulitan.
Agar kuat, mental perlu dirawat sekaligus diasah. Seperti apa caranya?
1. Rawat kesehatan fisik
Sebelum menempa mental, pertama-tama siapkan fisik yang kuat lebih dulu. Fisik yang kuat didapat dari kebiasaan hidup sehat: makan dengan gizi seimbang, tidak merokok maupun minum alkohol, aktif bergerak, cukup minum air putih, istirahat sesuai kebutuhan, serta mampu mengelola stres. Tubuh yang tidak terawat dengan baik membuat kita lebih terengah-engah saat menghadapi masa-masa sulit.
2. Latih diri dengan ketidaknyamanan
Try to sit with discomfort. Belajar menghadapi hari yang tidak 100% sesuai rencana tanpa ngomel serta tetap fokus menyelesaikan masalah walau keadaan di sekitar kita sudah tak lagi nyaman. Awalnya memang sulit, tapi lama-lama kita jadi lebih tanggung dan lihai bermanuver tatkala situasi serupa terjadi lagi.
3. Hadapi tantangan dengan sikap positif
Coba lihat kesulitan di depan mata sebagai tantangan ketimbang masalah atau musibah. Cara pandang positif seperti ini akan menggerakkan seluruh jiwa dan raga kita untuk mengatasi kesulitan tersebut, bukannya meratapi.
4. Lihat dari beberapa perspektif
Dalam situasi tidak enak, sulit rasanya melihat dari perspektif di luar diri kita. Akibatnya, kita sering kali menganggap kesulitan yang menimpa hanyalah sesuatu yang menyulitkan, bukannya kejadian yang didesain khusus untuk kita agar kita belajar dan mendewasakan diri.
5. Belajar menerima
Menerima, atau lebih tepat lagi, berserah diri kepada-Nya berbeda dengan sikap menyerah begitu saja. Menerima berarti melepaskan beban stres dan keinginan untuk mengontrol segalanya (which we can’t!) setelah kita berusaha sebaik mungkin.
6. Patience is your superpower!
Kesabaran adalah kualifikasi penting seseorang yang kerap diremehkan dan dianggap lemah. Padahal, inilah kekuatan super sesungguhnya!
Bersabar menjadikan mental tangguh dan tidak mudah putus asa, karena kita menyadari ada kekuatan-Nya yang melebihi kita yang mengatur segalanya.
Kita menyadari bahwa waktu dan izin tersebut (untuk berhasil dan mampu menyelesaikan masalah) bukan milik kita, melainkan milik-Nya.
Enam poin di atas terlihat simpel untuk dijabarkan. Namun, bagi saya pribadi, rasanya butuh seumur hidup untuk melatihnya 😅
Lantas, bagaimana jika kita gagal?
Ingatlah bahwa itu bukan akhir dari segalanya. Selama kita masih bernafas, berarti masih ada kesempatan kedua dan seterusnya.
Masih ada waktu untuk bangkit dan memperbaiki diri.
Ketahanan mental memang tidak dibentuk dalam sehari. Tetapi, satu hal yang mesti kita ingat baik-baik, sikap positif kitalah penentunya. Ia juga yang akan mengantar pada hasil manis tersebut akhirnya.
Mental kuat membuat kita terus berjuang untuk hidup, seberat apa pun kesulitan yang kita hadapi.
Dari beberapa cara agar mental kuat di atas, mana yang saat ini masih jadi tantangan buat kamu lakukan?
*) Feature image: @daisychaussee