Hidup Nyaman Tanpa Drama, Bisa Nggak Sih?


Blog Sitta Karina - Hidup Nyaman Tanpa Drama“Mau denger gosip terbaru, nggak?”

Biasanya itu kalimat pembuka yang dapat mengantar seseorang pada asumsi, salah paham, serta kondisi yang menjadi lebih rumit dari sebelumnya, atau terkenal disebut sebagai drama.

Apalagi, jika ditambahkan embel-embel: “Tapi, jangan bilang siapa-siapa, ya. Cuma lo dan gue yang tau.”

Makin seru ‘kan?

Keadaan yang sarat rahasia—sesuatu yang semestinya tidak kita ketahui—justru bikin kita semakin ingin tahu alias penasaran.

Sayangnya, yang namanya gosip sering kali belum bisa dipastikan kebenaran di baliknya, namun keburu tersebar luas dan pada akhirnya mengakibatkan rusaknya nama baik seseorang.

Jika sudah begini, drama pun dimulai.

 

Berawal dari Masalah Tak Tuntas

Ayumi kesal karena selama ini merasa direspons dengan ketus oleh Manda tiap kali ia bertanya.

Merasa tak berdaya untuk menyampaikan uneg-uneg tersebut langsung ke yang bersangkutan, Ayumi malah membicarakan Manda di belakang. Bahasannya pun tak lagi seputar gaya bicara Manda, melainkan tentang ibundanya yang konon merupakan peragawati terkenal era ’90-an simpanan seorang pejabat.

Gosip itu tak hanya sampai ke telinga Manda, tetapi juga Reina, anak si pejabat (yang kini sudah pensiun) yang tak lain sepupu dari calon suami Ayumi.

Baca juga: 10 Cara Menjadi Pribadi yang Menyenangkan

Ayumi sakit kepala menghadapi masalah yang menimpanya. Bukannya selesai, kini ia malah menjadi public enemy!

Seandainya ia lebih tenang, lebih mampu mengendalikan emosi, tentu ia tidak melampiaskan kekesalannya dengan bergosip tentang Manda dan menjadikan api drama kian berkobar.

Jika ingin hidup nyaman tanpa drama, seharusnya Ayumi menyampaikan ketidaknyamanan tersebut kepada Manda dengan cara yang pantas.

Seperti dirinya ingin diperlakukan selama ini.

Kiat Terbebas dari Drama

Drama muncul ketika masalah menjadi tak terkontrol dan melebar ke mana-mana.

Kondisi ini tidak terjadi hanya karena satu orang—karena Manda saja, atau Ayumi saja—melainkan kontribusi beberapa orang, termasuk mereka yang ikut gosipin dan menyebarkan berita yang belum tentu sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan Ayumi untuk mencegah masalahnya berkembang jadi drama?

Simpel saja.

Daripada membicarakannya di belakang, Ayumi bisa mengklarifikasi langsung hal yang tidak berkenan itu kepada Manda dengan cara sopan dan dilandasi niat yang baik.

Bagaimana jika Ayumi—atau kita yang berada di posisi Ayumi—belum bernyali melakukan itu?

Coba jaga jarak. Berinteraksi seperlunya untuk meminimalisir rasa sakit hati.

Jika kegiatan kita ternyata melibatkan sosok yang dirasa mengganggu, berusaha lihat masalah secara obyektif  dan menyeluruh.

Refleksi diri, sambil mencoba melihat dari sudut pandang si pelaku. Apakah ia sungguh-sungguh bermaksud menyakiti kita, atau memang sifat dasarnya seperti itu?

Berikutnya, jika kita berada di posisi Manda, kuatkan diri dan tetap berbuat baik, seperti apa adanya kita selama ini, saat diterpa gosip tidak enak.

Tak perlu capek-capek mengklarifikasi diri, kecuali jika ada yang bertanya langsung kepada kita. Masalahnya, sebagian besar orang lebih berani berbicara di belakang daripada melakukan ini 🙁

Dengan tetap bersikap baik, kita justru membuktikan bahwa diri tidak seperti yang digosipkan selama ini dan drama akan reda dengan sendirinya.

Untuk bisa hidup nyaman tanpa drama adalah dengan tidak menjadi bagian dari drama itu sendiri.

Selain itu, kita bisa berupaya untuk lebih selektif dalam bergaul, menghindari teman yang toxic, tidak sembarangan berasumsi maupun menghakimi, kedepankan komunikasi yang baik, serta tidak menjadikan bergosip bagian dari kebiasaan sehari-hari.

Apakah kamu pernah mengalami drama seperti yang Ayumi dan Manda alami?

Bagaimana cara kamu menyelesaikan masalah tersebut?

 

*) Feature image: This Time Tomorrow



Leave a Comment

  • (will not be published)


One Response

  1. Wah, syulit. Terkadang kita sendiri yang tanpa sadar memantik sebuah drama terjadi, dan entah bagaimana, sudah terlalu terlambat untuk mengakhirinya dengan cepat.

    Reply