7 Cara Menerbitkan Buku dengan Cepat dan Ringkas


Blog Sitta Karina - Cara Menerbitkan BukuKerjakan PR kita dulu sebagai penulis.

Setelah naskah cerita rampung, rasanya sudah tak sabar untuk segera melihat buku karya kita tersebut dipajang di rak toko buku—atau berpartisipasi dalam ajang P.O. yang digelar online dan laris manis!

Menulis cerita sampai selesai (termasuk proses editing di dalamnya) merupakan proses panjang yang melelahkan namun berarti.

Lega rasanya melihat satu proses besar telah terlewati dengan baik.

Nah, langkah berikutnya, bagaimana cara menerbitkan buku tersebut hingga sampai ke tangan pembaca dengan cepat?

Secara umum, cara menerbitkan buku bisa dilakukan secara mandiri (self-publishing) maupun melalui penerbit.

Khusus pada artikel ini, saya akan membahas cara menerbitkan buku melalui penerbit saja, ya 😊

 

Kenapa Sebaiknya Terbitkan Cerita Menjadi Buku?

Kebanyakan penulis, terutama mereka yang masih amatir, kurang percaya diri mengirimkan karyanya untuk diterbitkan penerbit besar.

Sebagian lagi merasa cukup puas melihat karyanya dimuat di komunitas baca-tulis online seperti Wattpad.

Baca juga: 5 Hal Penting Seputar Kirim Naskah ke Penerbit

Nah, pernah terpikir nggak sih, akan lebih banyak lagi orang yang membaca karya kita jika sudah dirilis secara resmi dan didistribusikan oleh penerbit major?

Selain eksposur yang lebih luas lagi, kita sebagai penulis pun mendapat bayaran sesuai jerih payah menulis selama ini dalam bentuk royalti.

Bahkan, penulis tidak perlu lagi mengeluarkan biaya sendiri untuk mencetak, mendistribusikan, dan memasarkan buku tersebut.

Keuntungan lain yang didapat dengan menerbitkan buku melalui penerbit, kita jadi belajar meniti karier di dunia tulis-menulis secara profesional.

Jika ingin karya tulis kita dihargai secara pantas, berarti kita dulu yang mesti berinisiatif memulainya.

 

Cara Menerbitkan Buku Melalui Penerbit

Begitu banyak penerbit di Indonesia, besar maupun kecil, dengan beragam buku yang sudah mereka rilis kerap membuat kita bingung: bagaimana memulai proses menerbitkan buku kita? Apa yang pertama kali harus penulis lakukan begitu naskah rampung ditulis?

Berdasarkan pengalaman saya saat Lukisan Hujan pertama kali dirilis pada tahun 2005, berikut cara menerbitkan buku melalui penerbit yang dapat penulis—amatir maupun profesional—ikuti agar tidak memakan proses waktu lama:

1. Pastikan naskah cerita sudah rampung

Naskah rampung bukan sekadar sudah selesai ditulis saja. Namun, penulis sebaiknya juga sudah memeriksa dan memoles naskah tersebut sampai benar-benar mengkilap dan mampu memukau tim editor yang memeriksanya.

Kuncinya adalah lakukan setidaknya dua kali editing dan beri jeda antara kedua proses itu.

Blog Sitta Karina - Cara Menerbitkan BukuFoto: Sitta Karina

2. Sediakan sinopsis dan daftar keunggulan cerita

Tak hanya naskah cerita, penulis wajib menyertakan sinopsis, daftar keunggulan cerita, serta ringkasan cerita (lebih OK lagi!) dalam kesatuan dokumen yang dikirim ke penerbit. Jika kita sendiri saja tidak yakin—atau bahkan, tidak tahu!—apa yang membuat cerita kita OK dan pantas diterbitkan, bagaimana akan meyakinkan penerbit ‘kan?

3. Survei penerbit lebih dulu

Jangan asal kirim cerita ke penerbit tanpa melakukan observasi lebih dulu. Cari tahu reputasi penerbit tersebut, serta genre buku apa saja yang selama ini mereka rilis. Cara paling mudah adalah dengan mengamati hal tersebut di toko buku.

Mengirim naskah ke penerbit yang tidak tepat tentunya akan menghambat impian kita dalam menerbitkan buku.

4. Miliki blog dan akun media sosial

Saya selalu menerapkan konsep bahwa penulis = pemasar buku itu sendiri. Cara menerbitkan buku seperti ini terbukti sangat powerful mendongkrak awareness pembaca dan, tentunya, penjualan buku!

Langkah pertama yang mesti penulis lakukan adalah miliki akun media sosial dan buatlah blog pribadi. Pastikan penulis meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan pembaca melalui keduanya.

Baca juga: Cara Menulis Cerita untuk Pemula

5. Kirim naskah ke beberapa penerbit

Sebagian besar penulis sungkan untuk mengirim naskah yang sama ke beberapa penerbit lantaran takut dicap aji mumpung. Padahal, kondisi tersebut justru merugikan penulis itu sendiri; ia rugi waktu dan peluang dalam upaya menerbitkan karyanya menjadi buku.

Mengirim naskah ke beberapa penerbit dan memilih penerbit dengan kerja sama terbaik merupakan bagian dari profesionalisme penulis dalam mengembangkan karier.

In this case, nothing personal. It’s just business.

Jadi, jangan tunggu satu penerbit memberikan jawaban (yang entah kapan itu akan terjadi). Seperti halnya penerbit, penulis berhak menerima maupun menolak kerja sama yang ditawarkan kepadanya.

6. Jalin hubungan baik dengan penerbit

Akan ada waktu di mana penulis menolak kerja sama yang ditawarkan penerbit, dan begitu juga sebaliknya. Namun, itu semestinya bukan menjadi akhir dari sebuah hubungan baik. Pastikan pintu selalu terbuka untuk kemungkinan kolaborasi di masa mendatang, ya!

7. Tetap aktif menulis

Upaya menerbitkan buku sering kali memakan waktu yang tidak sebentar. Daripada cuma menunggu panggilan dari penerbit dengan hati was-was, kita sebagai penulis tetaplah perlu menulis secara produktif. Terus berkarya untuk mengasah keterampilan dan menjalankan profesi ini secara profesional.

Tantangan terbesar saat mengirim naskah ke penerbit adalah menjaga motivasi tetap ada saat ditolak berulang kali.

Sebaiknya kita tetap jernih mendengar kritik dan koreksi, serta meyakinkan diri bahwa seiring meningkatnya kemampuan mengolah cerita, suatu saat kesempatan emas itu akan datang.

Sudah pernah mengirim naskah ke penerbit?

Cara menerbitkan buku seperti apa yang menurutmu OK untuk diikuti penulis lainnya?

 

*) Feature image via @kariolsonco



Leave a Comment

  • (will not be published)


One Response

  1. Hai, kak..
    kenalin, aku salah satu penggemar tulisan tulisan kak Sitta Karina

    Share dong kak rekomendasi penerbit yang kira kira bakal menerima tulisan fiksi untuk penulis pemula yang blm pernah menerbitkan buku sebelumnya ^^

    Reply