Kendalikan, bukan menyiksa diri.
Siapa pun pasti pernah merasakan sakit hati.
Sudah sepenuhnya percaya, menaruh harapan, yakin semua akan baik-baik saja, namun akhirnya kita dikecewakan.
Ketika hati sakit, kita merasa ditinggalkan dalam keadaan rapuh dan sendirian.
Menariknya, rasa sakit hati ini bukan hanya karena cinta saja.
Teman yang menghardik dan merendahkan, sahabat yang menikam dari belakang, sampai orangtua yang tidak sependapat dan menutup pintu maaf terhadap kita. Itu hanya sebagian dari hal-hal yang mampu meremukkan perasaan dan membuat kita sangat sedih, bahkan merasa dikhianati.
“Kok dia tega sih bersikap begitu?”
Pertanyaan seperti itu pun mulai terngiang di kepala, diikuti dengan sikap menyalahkan keadaan, atau lebih parah lagi, diri sendiri.
Berbagai cara menghilangkan rasa sakit hati kita tempuh, namun tidak membuahkan hasil. Yang ada, amarah justru kian menumpuk dan tak tersalurkan secara sehat.
Akhir dari Lilla dan Zio
Lilla dan Zio sudah berteman baik sejak bangku SMA. Kini keduanya sudah lulus kuliah dan berkiprah di bidang masing-masing. Lilla baru bergabung dengan agency dan Zio mengikuti program Management Trainee di sebuah bank BUMN.
Di tengah kesibukan dunia kerja, Zio menjadi dekat dengan Ara, sesama MT di bank, dan tak lama mereka pun jadian. Awalnya semua baik-baik saja sampai Ara bertemu Lilla dan ia murka mendapati pacarnya selama ini punya sahabat perempuan.
Ara langsung mengultimatum Zio, pilih dirinya atau Lilla. Dalam kondisi normal, tentu Zio takkan begitu saja mengikuti jenis drama seperti ini. Tapi, saat ini dirinya kalut. Program MT membuatnya stres setengah mati dan Ara adalah satu-satunya teman berbagi dalam menjalani hari-harinya yang penuh tekanan.
Perlahan tapi pasti, Zio pun hengkang dari kehidupan Lilla sampai akhirnya mereka tak lagi bertemu.
Lilla sendiri bukannya menjalani hidup single. Ia punya Adam sang kekasih. Adam kenal baik Zio sejak pertama kali dirinya PDKT dengan Lilla.
Baca juga: Kalau Benar-Benar Suka, Ini yang Akan Dia Lakukan
Adam tidak cemburu, ia justru mengerti. Saat melihat kekasihnya kesal, Adam tahu bahwa Lilla sakit hati karena kehilangan sahabat.
Menyadari Zio telah memilih (walau itu bukan pilihan yang ia sukai), Lilla yang merasa dikhianati memilih mengubur kemarahannya dalam-dalam.
Sayangnya, bukan membaik, ia malah jadi uring-uringan dan itu mempengaruhi hubungannya dengan Adam.
Kehilangan sahabat maupun kekasih ibarat kehilangan sebagian jiwa kita.
Kenangan pun berubah jadi amarah.
Ingin rasanya kita berteriak sekuat tenaga, sekeras-kerasnya, dan menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
Marah adalah emosi yang wajar sekali muncul di saat seperti ini. Jadi, jangan disangkal, melainkan terima dan amati intensitasnya.
Agar Sakit Hati Mereda
Orang bilang, waktu akan menyembuhkan segalanya.
Namun, mengapa 3, 5, 10 bulan kemudian kita masih belum bisa melupakan kejadian perih itu, apalagi sembuh?
Ternyata kuncinya tak lain ada di dalam diri kita sendiri.
Keadaan dan orang di luar sana kerap tak bisa kita kontrol, namun berbeda dengan diri kita.
Jadi, lebih baik fokus mengendalikan kemarahan dan mencari cara membuat diri lebih tenang daripada mencari-cari kesalahan di luar sana.
Berikut cara menghilangkan rasa sakit hati agar kita bisa move on:
1. Terima emosi yang bergejolak
Wajar jika kita merasa sedih dan marah saat hati terkoyak. Daripada menyangkal atau mengubur perasaan tersebut, langkah pertama yang mesti kita lakukan adalah menerimanya. Dengan menerima segala bentuk emosi diri dan berlatih mengelolanya, kita jadi semakin legowo menghadapi permasalahan dunia.
2. Sadari keadaan yang tidak bisa diubah
Ada saja keadaan yang tak bisa diubah walau kita sudah setengah mati memperjuangkan itu. Coba pahami keadaan itu dengan melihatnya dari beberapa perspektif. Memahami sesuatu lebih dalam membuat kita legowo, karena kita jadi sadar, tidak semua yang terlihat sesuai dengan keadaan di balik layar sesungguhnya.
3. Perlahan bangkit, bukan tenggelam
Saat hati sakit, pada awalnya kita merasa terpuruk. Enggan melakukan apa-apa. Kalau sudah begini, jangan berhenti meyakinkan diri untuk kembali bergerak. Bangkit, walau masih tertatih-tatih. Jika berdiam diri, kita justru makin tenggelam dalam pusaran kesedihan. Ini bahkan bisa mengakibatkan depresi!
“Kita nggak bisa begini terus, La. Keselnya elo ke Zio merambat ke mana-mana—ke hubungan kita juga.”
Lilla tahu, perkataan Adam benar.
Beberapa orang menganggap Lilla lebay karena sebegitu kesalnya kehilangan sahabat cowok, padahal kini sudah memiliki pacar yang ganteng sekaligus pengertian.
Tapi, Lilla benar-benar tidak bisa berbohong akan sesuatu yang mengganggu perasaannya. Ia kesal akan sesuatu yang tidak tuntas, apalagi jika menyangkut hal-hal penting dalam kehidupan.
Bagi Lilla, persahabatan adalah salah satunya.
Oleh karena itu, ia langsung mengiyakan ajakan Zio bertemu. Saat itu ia meminta Adam untuk ikut juga. Zio sendiri datang tanpa Ara, tampak gelisah dan lebih banyak menunduk.
“Gue udah nggak boleh sahabatan lagi sama elo, La. Ara jealous-an banget. Semoga gue dimaafin, ya—”
Plak!
Tangan Lilla mendarat di pipi Zio, membuat cowok ini—juga Adam—terkejut.
“Gitu dong ngomong… sekarang udah gue maafin.”
Walau begitu, Lilla menyadari ini tak lain sebuah perpisahan.
Sikap Zio yang terasa asing bukan sesuatu yang ia sukai, tapi itulah realita yang tersaji di depan mata.
Dan Lilla lelah menyiksa diri dengan kemarahan; ia pun memilih berdamai.
Bagaimana dengan kamu—pernahkah merasa kecewa luar biasa dengan orang terdekat?
Apa cara menghilangkan rasa sakit hati yang selama ini pernah dilakukan dan terbukti ampuh?
*) Feature image: @madewell
Bagaimana dengan kamu—pernahkah merasa kecewa luar biasa dengan orang terdekat?
>>> Sering.
Apa cara menghilangkan rasa sakit hati yang selama ini pernah dilakukan dan terbukti ampuh?
1. Berdoa, curhat dengan Tuhan.
2. Curhat kepada mentor atau teman yang mengasihi & mengerti diri kita serta bisa memberikan solusi yg tepat.
3. Minta kekuatan Tuhan supaya kita bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Karena kita pun pasti juga pernah berbuat salah kepada Tuhan & sesama. Nobody perfect.
4. Setiap kali teringat akan orang itu; kita confess; tuk mengampuni & mendoakan (berkat) untuk orang tsb. (Moga2 Tuhan Allah memberikan hidayah buat orang tsb.)
5. Inget dengan karma; apa yang kita tabur, akan kita tuai. JIka kita terus berbuat baik kepada sesama, siapakah yg akan berbuat jahat kepada kita? Kalo pun setelah berbuat baik, kita masih di persekusi; maka saya berdoa & mengucap syukur kepada Tuhan. Karena ucapan syukur pada saat menderita adalah persembahan yang harum di hadapan Tuhan. Sehingga hidup kita jadi lebih diberkati dibanding dengan orang yang persekusi kita (ada berkat buat orang soleh, ada azab bagi orang yg berbuat jahat)
Demikianlah sharing dari pengalaman pribadi saya, mbak Sitta. Gbu
Hai Kak SIta,
artikel ini ngena banget ke aku, tapi aku belum dapat solusinya untuk masalahku kak.
aku punya sahabat cowok selama 10 tahun. lalu ada suatu masalah yang buat aku marah dan dia gak pernah kembali lagi. bahkan ketika ketemu udah kaya orang asing. kejadian itu sudah 2 tahun lalu. tapi hingga sekarang, aku masih belum move on. rasa sakit hati sedih dan kehilangan itu selalu ada.
tolong kasih aku saran kak. hingga kini aku masih sedih kalo mengingatnya, rasanya ingin memutar waktu. entah siapa yang salah. aku sulit move on dan sulit percaya orang lain kini. j
makasi kak
Hai ka sitta,
Aku sering bgt merasa begini. Kehilangan orang yg aku anggap deket bgt dan kita sahabat. Tp aku ga yakin dia merasa bgtu dgn hilangny dia hingga kini. Kita kenal dekat sampai >8th dan udh sekitar 6th hubungan kita ga kayak dlu lagi.
Udh bertahun2 ya ka tp tiap inget dia kok ya msh berasa tertekan gtu ka. Saran apa ya ka yg bisa kakak kasih buat aku.
Karna ini mempengaruhi penilaian aku terhadap org baru. Jd selalu waspada dan susah bgt percaya sm org.
Thanks ya ka.
Wajar hati kita terluka jika mengalami perpisahan. Coba cari tahu latar belakang mengapa kalian jadi tidak sedekat dulu lagi. Kadang itu terjadi tanpa disengaja, yakni bisa karena perbedaan nilai, cara pandang, maupun prioritas dalam kehidupan. Setelah tahu penyebabnya, coba pahami atau setidaknya terima keadaan itu, dan move on (ikhlaskan) saat hati sudah memaafkan dan siap melangkah. Semoga ini membuatmu lebih tenang ya 🙂
Sering ka, tahun2 sebelumnya sering banget dapet masalah gegara ditinggal teman, ditambah dengan aku yg agak sensitif dan posesif, malah sampe sekarang ada beberapa teman dekat dulu jadi teman biasa sekarang.. aku jadi males lagi terlalu dekat, tapi syukurnya aku lumayan sudah berdamai.. aku bahkan hampir k psikolog utk konsultasi tentang perasaanku yg sering menggebu2 lalu cepat sedih stree sakit hati… tapi pertengahan tahun kemarin aku lupa moment apa tapi aku tiba2 nemu tulisan salah seorang terapis, dari situ mulai searching tentang mental health terus selfhealing, dan banyak lagi yg aku baca tentang sejenis yg tadi.. dan sekarang Alhamdulillah sekali aku lumayan bisa ngontrol emosi, ngontrol perasaanku sendiri, tanpa sempat k psikolog😊
Perjalanan yang cukup panjang dan berliku, ya. Tapi, hebat kamu berhasil menjalani prosesnya dengan baik, walau pastinya menghadapi jatuh-bangun tersebut sama sekali tidak mudah. Wishing you happiness ahead! 🙂