Poles kembali unsur-unsur fiksi ini.
Membaca novel bagus amatlah menyenangkan dan bikin lupa waktu.
Namun, tahukah di balik berlembar-lembar—bahkan ratusan—halaman novel itu terdapat proses kreatif yang menantang bagi sebagian penulis?
Nah, menyusun novel berkualitas bukanlah pekerjaan yang amat sulit jika kita mengetahui langkah-langkahnya.
Selain membuat perencanaan sebelum mulai menulis, sebaiknya kita evaluasi kembali unsur fiksi dari karya terdahulu dan kembangkan penggarapannya agar jadi lebih mengkilap.
Berikut cara menulis novel yang baik dengan memoles unsur-unsur fiksi di dalamnya:
Tema sebagai tulang punggung
Tema merupakan tulang punggung cerita karena inilah gagasan utama yang memayungi karya kita. Agar pembaca dapat mengetahui tema secara menyeluruh, penulis harus lebih dulu paham seperti apa gagasan utama dan menerjemahkannya ke dalam bentuk cerita.
Plot yang merangkai kisah
Sebelum mulai menulis, penulis sudah lebih dulu mengetahui rangkaian kejadian yang terjalin satu sama lain mulai dari awal, tengah, hingga akhir cerita. Sisipkan kejutan atau plot twist di bagian tengah maupun akhir agar jalannya cerita jauh dari membosankan.
Baca juga: Cara Menjadi Penulis Best-Seller Mulai dari Nol
Penokohan yang konsisten
Lukiskan karakteristik tokoh secara berkesinambungan dalam cerita.
Perlihatkan dalam cerita setidaknya satu karakteristik fisik dan satu nonfisik (sifat) si tokoh, baik itu tokoh utama maupun tokoh pendukung.
Lakukan ini berulang kali dalam bentuk deskripsi serta dialog antar tokoh agar pembaca mendapat gambaran, seperti apa, sih, tokoh yang berperan dalam cerita tersebut.
Dunia cerita dalam latar
Latar—waktu, tempat, budaya, geografis sampai sejarah di masa lalu—menggambarkan dunia dalam cerita tersebut. Makin detail latar disajikan, makin mudah pembaca mencerna dan akhirnya hanyut dalam narasi novel.
Konflik yang menggulirkan cerita
Menyertakan konflik merupakan salah satu cara menulis novel yang baik dan tidak boleh dilewatkan. Tak hanya menjadikan cerita terus berjalan, munculnya konflik (antar tokoh dan di dalam batin tokoh utama) memperlihatkan kekuatan, kelemahan, nilai-nilai yang dianut tokoh, bahkan sisi lain cerita yang belum terungkap. Selain itu, adanya konflik menjadikan cerita kian menegangkan 😃
Sudut pandang sebagai kacamata pembaca
Pemilihan sudut pandang berdampak terhadap seberapa luas pemahaman pembaca terhadap apa yang berlangsung dalam novel tersebut, mulai dari rangkaian kejadian hingga motivasi para tokohnya. Hal ini karena sudut pandang tak lain cara penulis memposisikan tokoh utama dalam novel yang ditulisnya.
Banyak langkah yang bisa kita upayakan agar novel menjadi “hidup” dan menggigit. Tentu hal tersebut membutuhkan proses, baik dari kebiasaan menulis maupun membaca (mengamati dan belajar dari karya orang lain).
Lantas, bagaimana cara menulis novel yang baik versimu?
*) Feature image: Social Squares