Cara Nabung Saham untuk Dana Pensiun


Blog Sittakarina - Cara Nabung Saham untuk Dana PensiunIlmu baru agar uang kita tidak tergerus inflasi.

Sebelum pasar modal nge-tren seperti sekarang, opsi kita untuk mengembangkan aset demi tercapainya dana pensiun yang cukup hanyalah deposito, emas, tanah/properti, dan berbisnis.

Kini pilihannya tidak terbatas pada empat hal itu saja. Saham menjadi investasi favorit yang bisa dibilang “ngeri-ngeri sedap”, walau masih jauh lebih kecil risikonya dari bitcoin!

 

Kenapa saham?

Dari tahun ke tahun, bisa dikatakan untung yang didapat dari investasi emas maupun obligasi tidak signifikan. Masih kurang tangguh untuk bisa mengalahkan laju inflasi dalam negeri. Deposito? Duh, jangan tanya. Dengan kenaikan harga barang di minimarket sekitar 10%, bunga deposito 5-8% per tahun jadi nggak ada apa-apanya ‘kan?

Lantas, kenapa saham?

Karena saham yang secara umum memberikan imbal hasil tinggi terbukti kuat melawan inflasi.

Oke, saya tidak mengatakan seluruh saham pasti memiliki kinerja sebaik ini 😄 Namun, jika jeli memilih saham yang bagus, tentu kita bisa mendapatkan keuntungan maksimal juga.

Dari perbandingan return (keuntungan) beberapa instrumen di bawah, terlihat jelas ‘kan bahwa sahamlah yang jadi jawaranya!

Blog Sittakarina - Cara Nabung Saham untuk Dana Pensiun 2

Dana pensiun sendiri baru akan kita gunakan setelah kita pensiun dari pekerjaan. Biasanya usia kita saat itu sudah lebih dari 50-an. Jika saat ini usia kita masih 30-an, atau bahkan 20-an, kita punya waktu yang cukup lama lho buat mengumpulkan dan mengembangkan aset.

Jangan sampai ketika pensiun nanti, kita malah tidak memiliki uang sepeser pun.

Sebelum Bursa Efek Indonesia gencar dengan kampanye Yuk Nabung Saham, saya pernah mengevaluasi portofolio investasi reksa dana untuk dana pendidikan anak-anak. Karena sebagian besar tujuan yang ingin dicapai paling cepat dalam kurun waktu 10 tahun (jangka panjang), maka jenis instrumen yang dipilih pun reksa dana saham.

Di dalam portofolio reksa dana saham tersebut bertebaran emiten-emiten yang diwakili kode saham masing-masing, ada Bank Central Asia/BCA (BBCA), Unilever Indonesia (UNVR), Astra International (ASII), dan lainnya. Perusahaan-perusahaan publik tersebut tentu familier dong di mata kita.

Baca juga: Apa Saja yang Harus Dilakukan Agar Bisa Investasi?

Ketika membeli sebuah reksa dana, berarti saya memercayakan dana saya dikelola oleh manajer investasi dari reksa dana terkait. Misalnya, saya membeli reksa dana Schroder Dana Prestasi yang merupakan produk dari perusahaan manajemen aset Schroder Indonesia. Maka, Schroder Indonesia selaku manajer investasi dari produk-produk investasi Schroder yang akan mengelola aset kita agar berkembang.

Menyadari salah satu isi portofolio Schroder Dana Prestasi adalah saham BBCA, terlintas di pikiran: kenapa nggak saya sendiri aja yang mengelola saham ini ya?

Sejak saat itu, perjalanan belajar investasi saham pun dimulai.

 

Keuntungan menabung saham

Dari istilahnya, saya mengartikan nabung saham sebagai upaya membeli saham, menyimpannya dalam kurun waktu tertentu, serta menjualnya dengan harapan dapat return maksimal. Jika kita ingin pensiun di usia 55 dan saat ini baru berulang tahun ke-25, berarti kita masih punya waktu 30 tahun untuk mempersiapkan dana pensiun.

Berapa besaran dana pensiun yang dibutuhkan? Saya pernah membahasnya pada artikel cara investasi reksa dana mulai Rp100.000. Jadi, silakan baca lagi untuk refresh ya 😉

Nabung saham memiliki beberapa keuntungan selain mampu menandingi laju inflasi dengan return OK. Seperti halnya menabung di bank, transaksi jual-beli saham juga tercatat dengan baik, serta investor mendapatkan bukti kepemilikan atas saham yang dibelinya.

Selain itu, keuntungan menggiurkan dari investasi saham adalah pembagian dividen.

Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada tiap pemegang saham. Investor sebaiknya jeli dalam memilih saham, salah satunya carilah perusahaan yang terus mencetak laba. Perusahaan seperti ini biasanya rajin bagi-bagi dividen.

Jika dibandingkan dengan investasi reksadana, keuntungannya adalah biaya nabung saham lebih murah!  Pada tiap proses jual-beli reksa dana biasanya dikenakan biaya sampai dengan 3% dari total transaksi. Untuk saham, pada umumnya hanya dikenakan 0,2-0,3% per transaksi.

Ada keuntungan, ada pula resiko menabung saham yang mesti kita cermati sebelum mulai bertransaksi, antara lain: capital loss alias rugi, saham dikeluarkan dari pencatatan bursa efek, serta perusahaan bangkrut. Oleh karena itu, penting sekali melakukan analisa secara komprehensif terhadap saham yang akan kita beli untuk meminimalisir risiko-risiko di atas.

Salah satu cara saya dalam menyeleksi saham mengacu pada simple guideline dari Lo Kheng Hong si “Warren Buffett Indonesia” yang terkenal dengan keahliannya memilih saham-saham yang mendatangkan untung besar:

Blog Sittakarina - Cara Nabung Saham untuk Dana Pensiun 3

Lantas, di mana menabung saham jika kita sudah memiliki dananya? Cara praktis dan aman melakukan transaksi saham saat ini adalah dengan nabung saham online atau melalui online trading. Begitu kita sudah mendaftar jadi investor saham pada perusahaan sekuritas (pastikan perusahaan ini terdaftar di OJK ya!), biasanya kita bisa langsung bertransaksi saham secara online.

 

Bagaimana cara nabung saham?

Langkah-langkah sederhana untuk nabung saham setelah kamu mendaftar di perusahaan sekuritas dan menyetor dana ke rekening dana investor adalah:

1. Lakukan analisa fundamental sebelum membeli saham

Cari tahu tentang perusahaannya, bandingkan dengan kompetitornya, dan pantau terus update beritanya. Bagi saya, membeli saham sama dengan membeli perusahaan, jadi carilah perusahaan bagus. Untuk itu, pastikan kita melakukan analisa fundamental sebelum membeli saham.

2. Cari saham yang harganya tidak terlalu tinggi

Jika dana terbatas, ini dimaksudkan agar saham yang kita inginkan terjangkau dibeli. Cara ini sebenarnya menantang, mengingat sebagian saham yang produknya ada di sekitar kita dan kita pakai sehari-hari, biasanya memiliki harga cukup tinggi. Siasati ini dengan membeli saham bagus saat harganya terdiskon atau sedang turun (undervalue).

3. Sisihkan uang untuk berinvestasi rutin

Setidaknya “nabung saham” tiap hari minimal seharga 1 lembar saham tersebut. Lebih baik lagi jika dananya disimpan dalam rekening tabungan berbeda agar tidak tercampur dengan dana kebutuhan sehari-hari. Misalnya, jika kita ingin membeli saham TLKM (PT Telekomunikasi Indonesia) yang harga per lembarnya Rp3.500, maka sisihkan minimal Rp3.500 tiap harinya. Ingat, saham dapat dibeli paling sedikit sebanyak 1 lot, atau setara dengan 100 lembar. Ingin sisihkan Rp3.500 atau Rp35.000 per hari, your choice 😊

4. Evaluasi portofolio secara berkala

Nggak harus tiap hari, kok. Lakukan ini setidaknya satu kali dalam sebulan. Tujuannya agar kita selalu mengetahui  Jika sudah tidak menguntungkan, pertimbangkan untuk menggantinya dengan saham lain.

5. Beli saham sampai nominal dana pensiun tercapai

Disiplinkan diri saat berinvestasi. Sisihkan uang begitu kita terima gaji agar tidak terpakai untuk yang lain, apalagi buat social cost.

Berinvestasi dengan cara nabung saham adalah proses belajar yang terus saya tekuni sampai kini. Informasi lebih mendetail tentang program tersebut bisa dilihat pada situs kelolaan Bursa Efek Indonesia ini.

Sudah mencoba nabung saham?

Berapa persen alokasi danamu dari total penghasilan untuk ini?

 

*) Feature image: Deborah Rosa



Leave a Comment

  • (will not be published)


13 Responses

  1. Pitana Sudjana

    Bagus banget kak Blognya dan sangat berguna infonya kalau saya sekarang investasi semua ya saham reksadana properti juga berupa gudang yg disewakan dengan tujuan untuk mengumpulkan dana untuk hari tua karena usia saya sudah masuk setengah abad Tks

    Reply
    • Betul. Lebih baik terlambat memulai daripada tidak sama sekali. Pilih investasi sesuai tujuan dan kemampuan finansial kita ya 🙂

  2. Wah makasih mbak infonya. Aku masih belajar di reksadana sih. Ini mbak bahasnya nabung saham untuk dana pensiun ya? Kalo nabung saham untuk beli properti kira-kira bisa prospek gak? hehe Takutnya return lama dan harga properti keburu melangit

    Reply
  3. sita

    hai kak, artikelnya bgs sekali. saya beberapa kali nemu artikel ttg saham dan selalu kepikiran buat nabung saham tp saya selalu stuck krn ngga tau harus mulai dr mana, saya juga masih mahasiwa smt awal dan juga sepertinya mereka2 yg udh ikut itu udh pro. jd bs sahre apa yg harus saya lakukan lebih dl spy bisa ikut nabung saham atau kasi link artikel tsb yg bersangkutan jg boleh. makasi kak

    Reply