Kenapa Berat Badan Susah Turun Padahal Sudah Berolahraga?


Blog Sitta Karina - Kenapa Berat Badan Susah TurunSudah capek workout, timbangan nggak bergerak sama sekali!

Kinara merasa lelah fisik dan batin.

Sudah hampir empat bulan ia mencoba katering diet yang lagi hits di Instagram.

Selama empat bulan pula ia kuat-kuatin menelan makanan yang hampir tanpa rasa dan membuatnya kepingin menelan Pringles sampai sekaleng-kalengnya!

Ironisnya, diet seberat itu ditambah workout bak akan mengikuti pagelaran Victoria’s Secret tidak juga membuat berat badan Kinara turun.

Malah, beratnya yang selama ini sudah kelebihan jadi bertambah 2 kg lagi!

Horor ‘kan 😭

Tenang… kamu nggak sendiri, kok!

Masalah kenapa berat badan susah turun yang Kinara alami ternyata menimpa sebagian dari kita.

Sudah melakukan diet ekstrem dan olahraga ketat, namun tidak membuahkan hasil BB yang diinginkan seolah-olah apa yang dikerjakan selama ini sama sekali tidak berfaedah.

Baca juga: Ini Cara Cepat Hitung Berat Badan Ideal

Sebenarnya apa yang salah, sih?

Apakah sebagian orang secara genetik memang terlahir gemuk?

Nah, ini nggak sepenuhnya tepat.

Walau faktor genetik memiliki peran terhadap bentuk tubuh seseorang, tidak berarti seseorang yang gemuk tak bisa langsing sama sekali.

Hal ini sangat ditentukan oleh gaya hidup sehari-hari orang tersebut, terutama ajaran pola hidup sehat yang dibiasakan dalam keluarga.

Lantas, kenapa berat badan susah turun, padahal selama ini kita sudah rajin berolahraga seperti yang Kinara lakukan?

Ternyata inilah biang kerok utamanya:

1. Overeating

Tanpa disadari, kebanyakan orang makan lebih banyak yang tubuhnya butuhkan. Saya juga, kok! Karena kesibukan, kita kerap mengabaikan pola makan sehat dan memilih yang serba praktis seperti junk food untuk makanan utama dan cemilan. Akibatnya, tubuh cepat merasa lapar dan kita jadi craving makanan manis, gurih, dan berkalori tinggi. Untuk mensiasati ini, saya selalu mendahulukan makan sayur dan protein hewani. Tubuh ternutrisi, rasa kenyang pun bisa berlangsung lebih lama!

2. Kebanyakan duduk

Setiap hari kita menyempatkan 30 menit berolahraga, namun setelah itu malah “mager” alias malas bergerak. Cuma duduk dan leyeh-leyeh saja. Tentu saja ini mengakibatkan pembakaran kalori jadi tidak maksimal. Biasakan untuk tetap aktif bergerak walau belum bisa mencapai 10,000 langkah per hari. Cari toilet atau mini market yang letaknya lebih jauh, salah satunya.

3. Minuman berkalori tinggi

Sadar nggak sih, kita kerap mereguk liquid calorie dengan santainya? Contohnya, es kopi susu, soda, minuman berenergi, teh manis, sampai es buah. Jumlah kalori per gelasnya bahkan ada yang setara dengan sepiring nasi padang!

4. Begadang

Tidur larut malam membuat kita jadi makan lebih banyak dari seharusnya. Padahal, sebelumnya kita sudah cukup makan malam. Saat begadang untuk mengerjakan tugas maupun binge-watching (jangan salahkan Netflix, ya!), sering kali kita melakukannya sambil ngemil.

5. Kurang minum air putih

Tubuh harus selalu mendapatkan cukup asupan air. Oleh karena itu, saat kita mengalami dehidrasi, sinyal-sinyal yang dikirim oleh tubuh ke otak pun jadi membingungkan. Rasa haus kerap diartikan sebagai rasa lapar!

6. Stres berkepanjangan

Kondisi stres secara alamiah akan membuat tubuh merilis kortisol. Nah, hormon inilah yang memberi sinyal bahwa tubuh memerlukan tambahan energi (padahal tidak), sehingga kita jadi craving makanan manis dan gurih. Bahayanya lagi, meningkatnya hormon kortisol bikin tubuh menyimpan lebih banyak lemak perut. Maka itu, penting untuk menjaga kadar hormon kortisol agar tetap langsing!

Setelah menceritakan masalahnya ke ahli gizi, Kinara jadi paham kenapa berat badan susah turun padahal ia merasa telah melakukan cara weight loss yang benar.

Nggak ada gunanya sarapan salad dan telur rebus, jika ia gragas menyantap pizza setelah sesi Zumba di malam hari.

Apakah kamu pernah mengalami kondisi seperti Kinara?

Setelah mengetahui penyebab utama BB stuck di atas ini, mana yang menurutmu perlu diatasi lebih dulu?

 

*) Feature image: @advicefroma30something



Leave a Comment

  • (will not be published)


5 Responses

    • Sangat berpengaruh! 🙂 Terkadang perbaikan justru dimulai dari yang simpel, seperti minum lebih teratur.

  1. Semuanya saya lakukan. Makanya berat naik lagi dan badan mulai berasa ga enak. Badan teriak2 ngerasa beban udah terlalu berat. Hikss

    Reply
    • Yuk, pelan-pelan diatur kembali pola makannya. Saya termasuk yang percaya bahwa kurus-gemuk nggak 100% ditentukan oleh faktor genetik. Andil terbesar justru gaya hidup kita sehari-hari 😉