Donat dan teman-temannya termasuk?
Banyak teman saya mengeluh, kok susah banget sih menurunkan berat badan, padahal selama ini “udah nggak makan apa-apa”.
Familier dengan jenis obrolan seperti itu?
Sejujurnya, dulu pun saya termasuk yang sering melontarkan pernyataan seperti itu pas kongkow bareng sahabat 🙈
Seharian rasanya sudah nggak makan ini-itu, hanya menyantap regular meals pagi-siang-sore saja.
Di hari lain, oke… saya makan satu bakwan goreng, sekotak french fries dan dua gelas Iced Latte… ngg, semua itu di luar regular meals yang biasa saya santap!
Makan sesantai itu, terus aktivitas saya seberat apa sih?
Tiga kali dalam seminggu saya Zumba, sisanya weight training dan lari pagi. Intinya, saya sendiri memang rutin dan suka banget berolahraga.
Namun, tetap saja semua itu tidak mencegah kenaikan BB (berat badan) saya sekitar 1-2 kg tiap tahunnya. Parah ‘kan!
Kalau sudah begini, apa yang salah ya?
Tidak Sadar Konsumsi Makanan Berkalori Tinggi
Kalori merupakan satuan energi, baik yang didapat dari makanan dan minuman yang kita santap maupun dilepas saat tubuh beraktivitas.
Mengapa tubuh membutuhkan kalori?
Secara umum, tubuh membutuhkan kalori untuk bertahan hidup. Dengan asupan kalori yang cukup, maka tubuh dapat menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana mestinya.
Baca juga: Cara Menurunkan Berat Badan dalam 1 Minggu
Sesuai yang disampaikan sebelumnya, kalori diperoleh tubuh melalui asupan makanan dan minuman.
Sayangnya, fungsi makanan di mata kita makin ke sini ternyata makin bergeser. Dari yang tadinya semata kebutuhan untuk bertahan hidup, kini makanan dijadikann pengusir rasa bosan, teman saat suasana ceria (juga sedih!), sampai penenang jiwa di kala stres melanda.
Karena makanan selalu ada dalam tiap kondisi, tak heran jika kita sebenarnya overeating dan inilah menjadikan tubuh gemuk secara bertahap.
Semua makanan dan minuman mengandung kalori. Sedangkan, seperti yang kita tahu, untuk menjaga agar tubuh tetap langsing, kalori yang masuk ke dalam tubuh = kalori yang keluar dari tubuh.
Sedangkan, untuk menurunkan BB, kita mesti berada dalam kondisi defisit kalori.
Nah, jika teori dasarnya seperti itu, oke nggak sih jika kita makan enak melulu seperti pada foto sebelah kiri bawah ini dalam sehari? Toh kelompok makanan sebelah kiri dan kanan sama-sama memiliki total kalori yang sama.
Ternyata pilihan tersebut sama sekali nggak oke!
Foto: @caloriefixes
Walau jumlah kalori kedua kelompok makanan di atas sama-sama 1600 kcal, namun kelompok makanan yang kaya sayuran serta buah di sebelah kanan justru membuat kenyang lebih lama, bernutrisi tinggi, dan tentunya baik untuk menjaga kesehatan.
Bagaimana dengan kelompok makanan di sebelah kiri?
Enak, tinggi gula, tinggi lemak, dan sudah pasti masuk kategori makanan yang bikin gemuk jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi.
Makanan yang Diklaim Sehat Tak Selalu Rendah Kalori
Salah kaprah yang sering terjadi di kalangan penggiat hidup sehat adalah pendapat bahwa makanan sehat nggak bakal bikin tubuh gemuk.
Padahal, ini ternyata salah besar!
Baca juga: Coba 6 Makanan Sehat untuk Diet yang Murah Meriah Ini
Selain bergizi, beberapa makanan sehat justru memiliki kalori yang sangat tinggi (dan kita asyik aja ngemil ini sambil berharap badan tetap langsing 😂).
Bandingkan jumlah kalori beberapa makanan ini dalam takaran 100 gram (just google it!):
Apel: 52 kalori
Pir: 57 kalori
Roti gandum: 247 kalori
Semangka: 30 kalori
Pisang: 89 kalori
Alpukat 160 kalori
French fries: 312 kalori
Fried chicken: 250 kalori
Potato chips: 536
Kacang almond: 576 kalori
Cokelat batangan: 556 kalori
Jika demi hidup sehat kita doyan ngemil kacang almond secara rutin, bisa-bisa BB malah bertambah. Apalagi, kalau selama ini kita cenderung kurang bergerak.
Satu sesi Zumba bisa membakar 500 kalori. Namun, post workout kita berusaha mengembalikan tenaga dengan makan semangkuk kacang almond dan egg sandwich.
Jika kita sedang dalam proses menurunkan berat badan, kebayang ‘kan usaha tersebut sia-sia? 🙁
Jadi, Apa Saja Makanan yang Membuat Gemuk?
Sesekali makan donat maupun burger tidak membuat kita serta-merta jadi gemuk.
Tiap hari makan burger dan junk food lainnya yang menjadi penyebabnya.
Jika kita biasa menyantap makan besar 3x dalam sehari, berarti dalam seminggu kita menyantap 21 makan besar. Nah, 4x cheat makan dalam seminggu (sisanya clean eating) relatif mampu menjaga BB tetap stabil.
Intinya, makanan dan minuman apa pun, terutama yang berkalori tinggi dan diproses berulang kali, jika dikonsumsi secara berlebih bisa membuat tubuh jadi gemuk.
Lebih lanjut lagi, mungkin kita pernah mendengar bahwa daging merah, alpukat, dan kacang-kacangan kerap jadi makanan pilihan bagi mereka yang ingin menaikkan berat badan.
Nah, pastikan kita tahu batas saat mengunyah jenis makanan tersebut, ya.
Proses menjadi gemuk tidak terjadi dalam semalam. Selama kita menjadikan clean eating sebagai gaya hidup (bukan sekadar diet yang bersifat sementara) dan menerapkan portion control saat makan, tubuh langsing tak lagi sekadar jadi impian 😍
Apa saja comfort food berkalori tinggi yang selama ini jadi “kelemahan”-mu?
Apa kiat-kiat mengatasi keinginan makan enak secara berlebih yang sudah berhasil kamu jalankan?
*) Feature image: @cupcakeproject
Comfort food ku nyemil snack biasanya kak😂. Tapi juga cepet bikin tambah gemuk. Mungkin kalo buat mengatasi makan enak secara berlebihan adalah nyari kesibukan yang bikin lupa makanan itu. Udah. As simple like that😅
Pilihan snack-nya yang justru penting 😉