Banyak yang punya ini, saya juga?
Semua orang di sekitar kita punya kartu tipis mengkilap ini di dompet masing-masing.
Apa pun fungsinya, yang jelas ini terlihat keren dan memiliki gengsi tersendiri.
Banyaknya promo dan poin rewards yang didapat jika memiliki kartu kredit pun membuat kita juga ingin memilikinya.
Apalagi, kini lebih banyak cara yang bisa ditempuh untuk membuat kartu kredit, tanpa harus mendatangi bank yang dituju.
Semua kemudahan dan fasilitas menggiurkan tersebut sering kali membuat seseorang langsung memutuskan untuk memiliki kartu kredit tanpa paham fungsi utama, serta yang terpenting, risikonya.
Salah satu teman saya, sebut saja namanya Gaby, kepincut promo penawaran kartu kredit di mall dekat kantornya.
Ia langsung apply dan, tanpa menunggu waktu lama, ternyata langsung disetujui.
Sayangnya, Gaby yang selama ini doyan shopping impulsif jadi semakin tak bisa mengendalikan kebiasaan tersebut sejak memiliki kartu kredit.
Alhasil, gaji tiap bulan cuma bisa buat tambal-sulam tagihan kartu kredit, plus bunganya yang selangit!
Kartu Kredit vs. Kartu Debit
Sebelum membuat kartu kredit, tentunya kita perlu mempertimbangkan kelebihan atau kekurangannya lebih dulu.
Banyak yang bilang, punya kartu kredit itu praktis alias nggak perlu bawa banyak uang tunai di dalam dompet.
Menurut saya, pendapat di atas tidak sepenuhnya tepat. Jika perlu bawa uang banyak atau tidak yang menjadi argumen, lebih baik gunakan kartu debit yang tak hanya praktis, tetapi juga membuat belanja jadi terkendali.
Baca juga: 8 Cara Menghemat Uang Belanja Bulanan yang Terbukti Efektif
Berbeda dengan kartu kredit yang membolehkan kita memakai sepuasnya asal tidak melebihi limit bulanan, belanja dengan kartu debit akan langsung memotong nominal pengeluaran dari saldo rekening bank kita. Jadinya nggak kebablasan ‘kan 😀
Nah, jangan buru-buru menganggap kartu debit lebih OK.
Ternyata ada beberapa hal penting yang akhirnya jadi pertimbangan bagi saya sehingga memutuskan membuat kartu kredit.
Keuntungan Kartu Kredit
1. Lebih aman. Sebagai alat pembayaran, penggunaan kartu kredit ternyata lebih aman daripada kartu debit secara hukum. Salah satunya, ketika terjadi penyalahgunaan kartu kredit, maka pihak bank yang akan menanggung transaksi yang tidak kita lakukan itu. Berbeda dengan kartu debit, walau kita sudah melapor ke bank saat kartu debit dipakai oleh pihak tidak bertanggung jawab, saldo tabungan kita tidak akan kembali seperti semula.
2. Bisa untuk keperluan darurat. Ketika kita membutuhkan uang dalam jumlah besar saat kondisi darurat, kartu kredit bisa menjadi solusi jitu. Pastikan kebutuhan darurat tersebut tidak melebihi limit kartu kredit yang ditetapkan bank penerbit.
3. Adanya program cicilan bunga 0%. Pemilik kartu kredit biasanya dapat membeli barang dengan program promo cicilan bunga 0% yang merupakan hasil kerja sama merchant dan bank penerbit kartu kredit.
4. Dapat digunakan di seluruh dunia. Saat traveling maupun belanja online di situs luar negeri, penggunaan kartu kredit memudahkan kita bertransaksi tanpa harus menukar uang sesuai mata uang negara tersebut.
Kekurangan Kartu Kredit
1. Godaan belanja lebih besar. Sering kali kita merasa memiliki uang banyak dengan adanya kartu kredit. Akibatnya, kebiasaan shopping pun jadi tidak terkontrol.
2. Membiasakan berutang. Sistem penggunaan kartu kredit adalah bank membayarkan transaksi belanja kita lebih dulu, baru kita lunasi sesudahnya sesuai tagihan kartu kredit.
3. Bunga yang tinggi. Jika tagihan kartu kredit tidak dilunasi saat jatuh tempo, bunga yang dikenakan cukup tinggi dan akan terus bertambah. Solusinya, segera lunasi tagihan tersebut menggunakan sistem auto debit. Bunga yang tinggi ini juga berlaku untuk tiap penarikan tunai menggunakan kartu kredit.
4. Risiko penipuan. Saat membuat dan menggunakan kartu kredit, baik secara online maupun tidak, tak ada jaminan bahwa transaksi kita aman dari penipuan maupun risiko tersebarnya data pribadi.
Dari beberapa alasan di atas, menurut saya sebaiknya seseorang yang sudah berpenghasilan setidaknya memiliki 1 kartu kredit, dengan syarat ia mampu menggunakannya secara bijak dan sesuai kebutuhan.
Jadi, latih dulu perilaku belanja rasional sebelum kita membuat kartu kredit tersebut agar tidak terbebani utang yang menumpuk di kemudian hari.
Nah, menurutmu, perlu nggak sih kamu membuat kartu kredit?
*) Feature image: mochithings
terimakasih search engine yang menuntun ku ke blog ini 🙂
Perlu di saat-saat tertentu. Tapi usahakan limitnya juga yang sesuai kemampuan. Soalnya dulu pas apply kadang diminta di”akalin” gajinya supaya limitnya besar. Padahal limit yang dikasih sudah menyesuaikan kemampuan. Ini sih salah satu rem di awal pas mau bikin kartu kredit versi aku 🙂