Plan your story: Cerita Seru Dimulai dari Plot Seru


blog-sittakarina-plan-your-story-cerita-seru-dimulai-dari-plotPlot solid adalah segalanya.

Bagi penggemar buku, coba deh tanya ke diri sendiri:

Kenapa ya kita susah berhenti pas baca Harry Potter?

Kenapa sih rasanya penasaran banget dan ingin segera membalik halaman terakhir untuk tahu bagaimana kisah cinta Bella dan Edward di Twilight?

Nah, jawaban untuk kedua pertanyaan di atas adalah sesimpel—congrats to the author!—cerita yang kita baca itu seru!

Page-turning, istilah kerennya.

Yang harus diingat baik-baik, cerita yang seru tidak terbentuk  begitu saja.

Kalau pun ya, itu hanya karena faktor kebetulan. Biasanya tidak terjadi lagi pada buku kedua, ketiga, dan seterusnya.

Lantas apa yang membuat penulis bisa menulis cerita yang seru?

Yes, plan your story!

Langkah pertama membuat cerita yang seru adalah rencanakan kerangka ceritamu.

Ketika pembaca merasa cerita yang kamu tulis “mengalir”, ternyata tidak begitu dengan proses pembuatannya.

Dalam mengarang cerita, terutama fiksi, perencanaan pra-menulis adalah kegiatan esensial yang tak boleh dilewatkan.

 

Plot mempermudah proses kreatif menulis

Apa saja perencanaan pra-menulis yang dapat membantu kelancaran proses kreatifmu dalam bercerita?

Baca juga: Tampilkan Karakter Khas Tokoh Ceritamu

Ini dimulai dari menentukan premis, tema, tokoh dan karakterisasinya, tujuan dan akhir cerita, alur, latar (waktu, tempat, dan detail situasi saat cerita berlangsung), serta yang tidak kalah pentingnya: membuat kerangka plot.

Bentuk plot paling sederhana berupa struktur “awal-tengah-akhir” pada cerita:

plot_seru_1

Seperti yang kita ketahui, plot merupakan rangkaian kejadian-kejadian dengan urutan tertentu yang menjalankan cerita dari awal sampai akhir.

Plot yang rapi dan terencana membuat penulis dapat mengembangkan cerita dengan lebih baik lagi.

Keberadaan kerangka plot juga mendukung munculnya ide-ide baru yang memperkaya isi cerita.

Dan yang tidak kalah pentingnya, kerangka plot membantu penulis menyusun ceritanya dengan lebih sistematis—menjadi pengingat terhadap kejadian-kejadian penting dalam cerita maupun penanda terhadap urutan kejadian sebelumnya hingga konsistensi cerita dapat terus terjaga.

Kebanyakan penulis di Amerika Serikat hanya menerbitkan satu buku dalam kurun waktu satu tahun atau bahkan lebih.

Kenapa ya?

Ternyata itu salah satu upaya mereka dalam memaksimalkan penggarapan dan pengembangan kerangka plot.

Setelah naskah pertama selesai ditulis, butuh proses belasan kali revisi dan baca-ulang hingga akhirnya naskah dianggap layak terbit.

Peran editor tentu sangat besar dalam hal ini, namun kendali utama adalah di tangan penulis.

Semakin lama naskah diendapkan, baca dan edit kembali, terus begitu berulang kali, semakin bersinar kualitas naskahmu.

 

Urai jadi kerangka plot yang lebih detail

Kerangka plot—uraian plot yang dipecah dalam tiap bab—menjadikan proses penulisan cerita lebih lancar dan menyenangkan.

Kemungkinan writer’s block pun dapat diminimalisir.

Baca juga: 6 Unsur Penting Cerita Fiksi

Nah, seperti apa sih bentuk sederhana kerangka plot untuk sebuah cerita?

Simak contoh berikut:

Bab 1: Tarra berani menerima tantangan berenang di malam hari saat berlibur di pantai. Cuaca buruk dan angin kencang baru dimulai

– Tarra dan keluarga tiba di vila tepi pantai
– Kebanyakan teman sekolah Tarra berlibur di tempat sama dan Tarra ingin bisa diterima di lingkungan itu
– Ada mitos warga setempat tentang berenang di malam hari akan bertemu ikan paus bertanduk
– Demi terlihat berani—dan keren—di depan Syarin dan Eraz (cowok yang Tarra sukai), Tarra menerima tantangan
– Saat berenang di malam hari dan angin bertiup kencang, Tarra terseret arus bawah laut

Bab 2: Tarra terkurung di gua yang selalu terang dan kenyataan yang terjadi lebih menakjubkan dari mitos selama ini

– Tarra diselamatkan oleh sosok yang memelihara ikan paus bertanduk
– Sosok yang selalu hidup di laut tersebut meminta Tarra menyepakati perjanjian mereka
– Keluarga Tarra dan warga sekitar menganggap Tarra sudah meninggal. Banyak jurnalis meliput berita di sekitar pantai.
– Tarra diperbolehkan melihat kehidupan di luar gua asalkan ia melakukan satu hal.

Begitu juga dengan Bab 3, Bab 4, Bab 5, dan seterusnya.

Selain kerangka plot yang rapi, jangan lupa sertakan “twist” dalam ceritamu.

Twist adalah kejadian tak terduga, bumbu yang membuat ramuan cerita jadi penuh kejutan.

Tanpa twist, cerita yang kamu buat akan terasa datar dan tidak menarik untuk dibaca.

Jadi, sudah siap membuat sebuah cerita seru karyamu sendiri?

Share di sini dong kiat-kiatmu dalam menyusunnya!

 

*) Feature image: The Brand Stylist



Leave a Comment

  • (will not be published)


11 Responses

  1. rembi

    wah terima kasih mba sharing kisi2 menulisnya sangat bermanfaat 🙂

    Reply
  2. Desi

    Saya lagi belajar menulis cerita, sudah dua tapi belum selesai semua dan mengenadap nyaris dua tahun, idenya serasa macet belum karena faktor malas =D, thks buat sharing pengetahuannya mbak ^^

    Reply
  3. Really nice share, Mbak :)Wah, ternyata memang selain perencanaan plot, kita jg butuh alur cerita yang tidak biasa ya? Pantas saya gak pernah bosen baca Hanafiah. #gombalTerima kasih, semoga Mbak Sitta mau mampir ke blog saya kapan2 🙂

    Reply