Ini rahasia menjaga semangat menulis.
Ada masanya saya menulis dengan gaya ugal-ugalan. Sistem kebut semalam, baru mulai membuka laptop saat deadline sudah di depan mata, tidak segan begadang, sampai mengabaikan kegiatan penting lainnya demi tercapainya target rampung sebuah naskah. Semua itu saya lakukan karena kesulitan membangkitkan mood menulis.
Menulis adalah maraton
Pada kesempatan berbeda, saya pernah mendengar curhat dari teman sesama penulis. Ia mengatakan, betapa sulitnya menjaga semangat menulis di tengah padatnya aktivitas (kebetulan ia bekerja kantoran). Rasanya tak pernah ada waktu dan kesempatan yang ideal buat menulis!
Memiliki ide saja ternyata tidak cukup. Karena menulis ibarat maraton, seorang penulis perlu menjaga staminanya (dalam hal ini semangat dan fokus) agar bisa mencapai garis finis.
Sesuai ungkapan populer “kreativitas biasanya baru muncul saat kepepet”, dulu saya merasa tak ada salahnya menerapkan gaya ugal-ugalan dalam proses menulis. Toh, rasanya itu membuat saya lebih kreatif dan tenggat waktu pun tercapai.
Sayangnya, konsekuensi yang harus diterima amatlah pahit. Setelah karya tulis selesai sesuai deadline, saya malah sering kali jatuh sakit.
Baca juga: Pikiran Tetap Kreatif, Bagaimana Caranya?
Akhirnya, saya menyadari gaya bekerja seperti itu terlalu berisiko jika dibiasakan dalam jangka panjang. Harga yang mesti dibayar pun terlalu mahal, yakni kesehatan kita sendiri.
Cara realistis membangkitkan mood menulis
Membangkitkan, bahkan meningkatkan, mood menulis tidak bisa dilakukan secara instan. Namun, hal tersebut dapat diupayakan dari jauh-jauh hari.
Ketika menulis menjadi sebuah profesi, penulis yang cakap tidak akan terus-menerus bergantung pada metode lama (dan salah!) demi bisa produktif berkarya.
Metode yang salah justru membuat penulis tidak mampu rutin menghasilkan karya karena tersandung masalah kesehatan yang buruk dan ketidakmampuan menentukan prioritas.
Nah, bagaimana cara meningkatkan mood menulis secara tepat agar proses menyusun naskah jadi lancar?
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Jaga kebugaran tubuh
Penulis wajib memastikan tubuhnya senantiasa bugar dengan membudayakan hidup sehat dan, tentunya, nggak kebanyakan duduk! Ketika tubuh fit, pikiran pun jadi jernih dan kemampuan mengolah ide maupun inspirasi akan meningkat.
Foto: @laurenconradco
Baca juga: 3 Langkah Mengubah Ide Menjadi Cerita
2. Kenali suasana menulis yang nyaman versimu
Tubuh kita menyukai rutinitas, termasuk suasana menulis yang “klik” sesuai preferensimu. Oleh karena itu, cari tahu seperti apa latar tempat kerja dan kapan waktu menulis yang membuatmu on fire ketika bekerja.
3. Tentukan tujuan dan perencanaan menulis
Memahami alasan kita menulis serta apa tujuan yang ingin dicapai tokoh utama membuat garis besar cerita menjadi jelas. Jika hal itu dibarengi dengan perencanaan menulis yang solid, maka semangat berkarya pun tetap terjaga.
4. Nikmati segelas kafein pilihanmu
Meningkatkan mood menulis tak harus selalu dengan segelas kopi. Jangan lupa, teh pun merupakan sumber kafein dan memiliki efek menenangkan. Menyeduh teh hangat favoritmu kala menulis akan menjadikan perasaan relaks hingga inspirasi pun bermunculan.
5. Pastikan kamu terpapar sinar matahari
Tak hanya bermanfaat menaikkan imun tubuh, paparan sinar matahari yang cukup ternyata bisa memperbaiki suasana hati, lho! Karena inilah, saya selalu mengingatkan agar penulis selalu menyempatkan diri work out sambil berjemur.
6. Cukup waktu istirahat
Sesekali begadang mungkin masih bisa ditoleransi tubuh. Tetapi jika sering-sering begini, kita akhirnya bakal jatuh sakit dan tidak bisa produktif mencetak karya. Nggak mau begini ‘kan?
7. Selingi dengan kegiatan yang disukai
Serajin-rajinnya menulis dan mengejar deadline, otak dan perasaan kamu pun butuh istirahat. Jadi, jangan lupa melakukan hobi dan aktivitas lain yang bikin kamu happy serta nggak mudah burn out, ya.
Kesimpulan yang bisa diambil adalah meningkatnya mood menulis bisa dirasakan setelah sebagian besar langkah di atas sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
Saat pertama kali mencoba mungkin itu akan terasa menantang. Tapi, percaya deh… setelah sebulan berlalu, kita akan terbiasa dan dan mampu memetik manfaatnya.
Jadi, tips apa yang ingin kamu coba pertama kali? 😄
*) Feature image: Ella Jardim via Unsplash