Menulis novel pun jadi lebih lancar.
Menulis novel bukan pekerjaan yang bisa dilakukan dalam sekejap.
Di balik berlembar-lembar cerita seru yang bisa kita rampungkan dalam semalam, ternyata ada proses panjang mengubah draf menjadi sebuah karya tulis yang menarik sekaligus layak dibaca umum.
Selama ini, begitu banyak tips menjadi penulis novel yang bisa kita temukan di internet. Sebagian besar tips tersebut bahkan sudah berulang kali kita dengar. Namun, bagi penulis, urusan menyelesaikan novel selalu saja menjadi tantangan tersendiri, terutama jika belum menemukan kapan waktu terbaiknya untuk menulis.
Ketika pertama kali menyusun novel, saya pun melakukannya seperti kebanyakan penulis pemula, yakni menulis dengan mengalir dan tanpa perencanaan.
Alih-alih selesai menjadi karya utuh dan paripurna, proses kreatif menyusun draf tersebut malah sering kali terhambat di tengah jalan 😭
Seiring berjalannya waktu, saya pun perlahan-lahan menyempurnakan metode menyusun cerita fiksi.
Baca juga: Setelah Terbitnya Buku Pertama, Lalu Apa?
Nah, simak sekumpulan tips yang terbukti efektif membantu penulis novel merampungkan naskahnya:
1. Catat, pilah dan kembangkan ide
Ide, termasuk yang paling potensial dikembangkan jadi novel, kerap datang dan pergi di kepala begitu saja. Selalu catat ide yang lalu-lalang itu agar kita tidak lupa. Kumpulkan ide sebanyak mungkin, pilih ide terbaik, lalu kembangkan menjadi sebentuk struktur cerita.
2. Buat linimasa dari tiap cerita
Tentukan seluruh kejadian yang berlangsung dalam cerita secara berurutan. Jangan lupa sebutkan latar waktu dan tempatnya juga. Informasi seperti ini membantu kita membuat jaring-jaring plot yang berkaitan satu sama lain dan menjadikan cerita bergulir.
Contoh linimasa untuk novel:
15 Januari 2019, Jakarta
Ibunya Alya meninggal dunia.
2 Februari 2019, Bandung
Alya menemui teman masa SD, Raka. Kehadiran Alya tidak disambut hangat karena dianggap telah merusak keluarganya di masa lalu.
25 Februari 2019, Jakarta
Saat memulai kembali latihan rutin band, Alya si vokalis terkejut karena Raka ikut bergabung sebagai pemain gitar elektrik.
2 Maret 2019, Jakarta
Mayang, mantan pacar Raka, menyusul ke Jakarta untuk menjemput Raka pulang ke Bandung, padahal sejam lagi mereka akan tampil di pentas seni bergengsi. Alya dan Mayang adu mulut, kemudian Raka melerai dan mengikuti keinginan Mayang untuk pulang. Alya yang berpikir hubungannya dengan Raka dapat membaik, kini kembali kecewa.
Foto: Madewell
6 Maret 2019, Jakarta
Gading, pemain kibor sekaligus sepupu Raka, menghibur Alya dan memintanya bersabar atas sikap Raka. Gading menceritakan masa lalu pahit Raka yang membuatnya marah kepada Alya dan keluarganya. Cerita tersebut berbeda dengan versi yang pernah Alya dengar.
…dan seterusnya.
Baca juga: Memulai Bab Pertama Novel Tanpa Pusing
3. Tentukan awal, tengah, akhir
Setelah menyusun linimasa selengkap mungkin, barulah kita buat struktur cerita yang terdiri dari bagian awal, tengah, dan akhir cerita secara ringkas.
Cermati kembali linimasa di atas dan tentukan bagian mana yang akan dijadikan awal sebuah cerita.
Biasanya, sebuah cerita diawali oleh kejadian yang bermuatan masalah.
Oleh karena itu, kita tidak perlu lagi memulai cerita dengan “Pada suatu hari…” yang bertele-tele. Yuk, langsung terjun ke masalah utamanya! 😉
4. Susun kerangka cerita lebih dulu
Kembangkan ketiga bagian awal, tengah, dan akhir tersebut menjadi beberapa bab. Tentukan inti bahasan tiap bab secara padat dan ringkas. Dengan begitu, tahap selanjutnya menyusun novel, yakni mengembangkan poin-poin kerangka cerita menjadi sebentuk narasi, akan lebih mudah.
Sebagai contoh, bagian awal novel mencakup bab 1-5, lalu bagian tengah bab 6-10, dan bagian akhir bab 11-15.
5. Tentukan deadline dan jadwal menulis
Keasyikan menyusun cerita dari awal sering kali membuat penulis lupa menentukan kapan karyanya mesti rampung. Tidak harus menunggu dapat kontrak dengan penerbit untuk menentukan deadline naskah dan jadwal menulis di awal. Jadikan ini sebagai rutinitas penting sebagai wujud profesionalisme diri. Hal tersebut penting, lho, agar kita senantiasa disiplin dalam berkarya.
6. Disiplin menulis
Ini merupakan tips menjadi penulis novel yang paling esensial, tetapi luput diasah lantaran tersingkir oleh kesibukan sehari-hari lainnya. Setelah merumuskan deadline dan jadwal menulis, pastikan kita selalu meluangkan waktu untuk menulis tiap hari.
Jika kebiasaan ini—meluangkan waktu untuk menulis, bukannya menulis hanya di kala tersedia waktu luang—dilakukan secara terus-menerus, maka akan terbentuk sikap disiplin menulis yang menjadikan karya pun selesai sesuai deadline.
Dari seluruh tips di atas, kita jadi paham bahwa menulis novel tidak jauh berbeda dari pekerjaan lain yang perlu dilakoni dengan tekun dan terstruktur.
Bagi kamu yang menggemari dunia menulis, apa saja tips menjadi penulis novel yang sudah dirintis?
*) Feature image: euni+ co.