Aturan ini tak boleh dilewatkan.
Saat menulis menjadi hobi, bahkan tak dapat dipisahkan dari pekerjaan sehari-hari, sering kali karya yang kita susun tak hanya terbatas pada satu macam saja.
Seorang penulis setidaknya akan mengeksplorasi beberapa jenis tulisan, mulai dari artikel di blog sampai cerita fiksi berseri, sebelum menetapkan mana yang menjadi tulisan favoritnya.
Dunia tulis-menulis telah berevolusi dari yang sebelumnya tersaji secara baku menjadi lebih santai dan mudah dinikmati berbagai kalangan.
Sebut saja artikel blog maupun cerpen yang terasa lebih akrab dibaca ketika menggunakan bahasa sehari-hari.
Namun, ini tak berarti proses kreatif bisa dilaksanakan dengan asal-asalan. Untuk mendapatkan karya bermutu, penulis tetap mesti bekerja keras memadu imajinasi dan keterampilannya.
Tentunya, yang disebut karya bermutu ini tidak hanya berupa karya sastra atau tulisan-tulisan serius saja. Coretan ringan gaya hidup yang bisa dinikmati sambil ngopi pun juga termasuk.
Untuk mewujudkan hasil akhir demikian, saya selalu mencoba berbagai tips menulis dan pendekatan berkreasi.
Proses belajar ini pun berkembang dari waktu ke waktu, menyesuaikan dengan dinamika dunia tulis-menulis saat itu serta preferensi saya dalam menyajikan cerita.
Baca juga: 8 Cara Menulis Produktif
Hasilnya, baik artikel blog, cerita pendek, maupun novel yang digarap bisa memberi manfaat dan mendapat tempat di hati pembaca.
Kamu pun juga bisa melakukannya 🙂
Karya tulis bermutu tidak bisa disusun dalam semalam. Namun dengan menerapkan tips menulis penting ini, tulisanmu akan menjadi lebih baik lagi:
1. Tentukan tujuan menulis
Apa obyektif kita dalam menyusun karya tertentu—untuk berbagi informasi, menghibur, atau memberikan pencerahan?
Tujuan menulis menentukan bagaimana kita menitikberatkan pembahasan isi tulisan tersebut.
Tentunya ini amat mempengaruhi bentuk karya dan cara penyampaian saat bercerita.
2. Tulis yang kita pahami
Selain meminimalisir pembahasan ngawur yang merugikan pembaca juga diri sendiri, menulis sesuai pengetahuan dan genre yang kita minati membuat hasil akhir lebih cemerlang. Ini sesimpel karena, kita tentunya jadi lebih all out dalam berkarya.
3. Lakukan riset sebelumnya
Sesimpel apa pun karya tulis yang akan kita susun, riset sebagai kegiatan pra-menulis sama sekali tak boleh dilewatkan. Riset yang kuat akan menjadi fondasi dalam menopang logika dan kronologi tulisan kita. Tanpanya, argumen yang disuguhkan dalam karya tersebut menjadi lemah.
4. Berpedoman pada “awal-tengah-akhir”
Tips menulis ini sebenarnya kerangka plot mendasar dari karya fiksi maupun non-fiksi. Merumuskan lebih detail bagian-bagian awal, tengah, dan akhir membuat proses kreatif bercerita tak hanya lebih mudah, tetapi juga terstruktur.
5. Gunakan kalimat efektif
Hindari pengulangan kata dan makna yang menjadikan pembahasan terasa bertele-tele. Susun tulisan dalam kalimat-kalimat pendek agar lebih mudah dipahami.
6. Bertumpu pada logika—termasuk saat menulis fiksi
Logika tak hanya esensial dalam menulis karya non-fiksi saja. Saat menyusun tulisan fiksi, konsep logis cerita sama pentingnya dengan daya khayal itu sendiri. Logika menjadikan karya tulis tak hanya menarik, tetapi juga bisa diterima akal sehat.
7. Hindari kata indah bermakna kosong
Terbawa suasana, penulis kerap tergoda untuk menyematkan kiasan-kiasan tanpa makna berarti dalam naskah yang disusunnya. Just don’t. Bermain diksi, boleh. Bereksperimen dengan kata puitis demi narasi bombastis? Sebaiknya pikir ulang lagi.
Menulis adalah proses berkarya yang membutuhkan ketekunan dan dedikasi tinggi.
Tanpa memperkaya diri dengan keterampilan, termasuk tips-tips menulis yang krusial, karya yang dihasilkan tidak akan maksimal.
Tips menulis di atas merupakan pengetahuan mendasar. Untuk mengasah kemampuannya, penulis tidak boleh berhenti mencari referensi dari berbagai sumber, dan tentunya… terus menulis 😉
*) Feature image: @elanaloo
Thanks mba Sitta untuk sharing tipsnya. Memang diawal harus mempunyai niat dan tujuan untuk menulis sebuah karya… Dan tentu latihan yang banyak….