Persahabatan sudah jadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
Ia hadir sebagai keluarga kedua, bukan cuma teman di sekolah saja. Ada yang bilang punya sahabat membuat hidup kita lebih berwarna. Punya sahabat bikin kita nggak kesepian. Punya sahabat bikin kita happy karena punya teman seperjuangan untuk nge-fans sama Justin Bieber. Tapi, kenyataannya seringkali penyebab dua BFF (Best Friends Forever) berantem adalah karena saling nggak menghargai perbedaan ‘warna’ itu. Let’s try to evaluate, sehatkah persahabatan kita dengan BFF selama ini?
Karissa dan Flori
Karissa dan Flori adalah sepasang sahabat yang bisa dibilang kayak “Ebony dan Ivory”. Hitam dan putih. Nggak hanya dari warna kulit, tapi juga kepribadian mereka. Karissa super outspoken, namun sebenarnya ia pribadi yang amat classy. Cenderung Introvert.
Sedangkan, Flori tampak dingin, bicara seperlunya, dan uniknya di satu sisi, justru ialah the sassy girl. Teman-teman di sekolah mereka heran melihat sifat kedua sahabat yang bertolak belakang ini. Siapa sangka Karissa yang kesehariannya rame tapi begitu “bertapa” di sudut kantin, lebih memilih mendengarkan lagu seantik Besame Mucho. Benar-benar selera ajaib!
Tapi, ada lagi yang lebih nggak masuk akal. Flori yang biasanya hanya diam mengulum, tiba-tiba bisa seribut petasan banting begitu ada topik yang menarik baginya.
Karissa kadang iri melihat Flori yang asyik tenggelam dalam pembicaraan tertentu.
Flori ingin bisa seperti Karissa yang cepat akrab dengan orang baru. Karissa menganggap kebiasaan Flori yang doyan mengoleksi lilin aneh, sedangkan Flori kerap mengatakan sobatnya “salah zaman” lantaran suka Besame Mucho. Flo dan Karissa bukannya nggak sadar akan perbedaan itu. Mereka tahu dan sering bertanya-tanya, apakah mereka sesungguhnya sahabat sejati? Apakah mereka cocok, atau malah dipaksakan cocok?
Sampai suatu saat datang Reggi, cowok baru dalam kehidupan Karissa. Sedangkan, Flori tetap single. Semua anak di sekolah tahu kalau Flo lebih sering menjomblo, sedangkan Karissa doyan ganti cowok. Lalu, Reggi mengacak-acak acara malam minggu Karissa dan Flo. Ia mengajak Karissa makan di La Codefin setelah kedua BFF itu nonton di bioskop. Hanya Karissa aja yang diajak pergi. Padahal, sebelumnya Karissa pergi bareng Flo. Karissa keburu terpukau oleh senyum brilian Reggi.
Or, she doesn’t want to lose a hot catch.
Baca juga: Nyanyian Pasir – sebuah cerpen
“Gue lanjut ama Reggi ya, Flo.” Karissa seolah tak peduli dengan tatapan penuh harap sahabatnya. Karissa merasa kehadiran Reggi bisa menjadi time-out, waktu merenung atas perasaan tidak yakinnya terhadap persahabatan yang ia miliki bersama Flo.
Not so classy move from our classy girl.
Tidak selalu sama, tapi tetap sportif
Karissa terlihat outgoing, tapi di sisi lain ia adalah pengagum Grace Kelly yang berharap bisa jadi Grace Kelly di dunia serba serampangan ini. Akibatnya Flori menangkap kebiasaan Karissa ini sebagai cerminan betapa jaim-nya si sahabat.
Beda lagi cerita Karissa tentang Flo. Dari luar saja Flo terlihat cuek, tapi sebenarnya Flo bisa dekat dengan siapa saja untuk ngobrol ngalor-ngidul; sesuatu yang sulit Karissa lakukan. Gaya busana bohemian Flo juga keren; kok bisa sih Flo memilih motif tabrak warna dan nggak aneh? Dalam banyak hal, Flo terlihat effortless. Apakah selama ini Flori berlagak cool, tapi sebenarnya justru supel?
Walau dari luar terlihat super kompak, tidak ada sahabat yang selalu seiya-sekata.
Keraguan Karissa dan kekesalan Flo bisa menjadi bom waktu, jika terus dipendam. Tapi, bisa juga itu hanya seonggok kerikil dalam perjalanan persahabatan, asal keduanya berkenan berbicara dari hati ke hati.
“Karissa selalu lupa sama sahabat sendiri kalo udah ketemu cowok baru,” papar Flo pahit.
“Sebenarnya gue nggak gampang deket sama orang. Flo yang bisa. Dan tiap kali Flo begitu, gue ngerasa dia akan pergi dari gue. Gue berusaha nyenengin diri dengan memanfaatkan para cowok yang selama ini berusaha PDKT ke gue.” Karissa pun punya alasan tersendiri.
“Hidup Karissa selalu teratur. Kesannya boring. Gue perlu space dengan ketemu orang lain.”
“Flo kadang terlalu nyeleneh. Gue ‘kan nggak ikut dicap ajaib sama orang-orang.”
Sayangnya ungkapan itu terlontar bukan antar Flo dan Karissa, melainkan ke pihak ketiga. Teman yang kebetulan duduk bareng di kantin atau beberapa anak cheers yang tiba-tiba menyapa karena ada maunya. Semua ini malah menjadikan keadaan lebih runyam.
Ajak sahabat duduk bareng. Utarakan langsung perasaan kita. Jangan mengada-ada, menuduh apalagi menyalahkan. Dan yang paling penting, cari solusi bersama.
Sayangnya, tidak satupun melakukan itu.
Agar BFF nggak cuma sekedar status
- Hargai privasi dengan memberikan ruang buat sahabat
- Dengarkan dengan hati ketika ia berbicara, terutama pas lagi curhat
- Boys will be boys and girls will grow up earlier. Jadi maksimalkan waktumu bersama BFF tercinta, terutama saat masih jadi bagian dari tim jomblo. Waktu akan cepat sekali berlalu!
- Hargai mimpi-mimpinya walau kadang terdengar konyol
- Don’t sugarcoat!
- Berusaha ada, terutama di saat dia butuh
- Laugh together, cry together
- Berdiskusi, bukan ngotot-ngototan apalagi pake acara ngambek-ngambekan
- Saling berbagi semangat dan energi positif
- Dan, yang terpenting: HAVE FUN ALONG THE WAY !
Friendship isn’t about making connection with people whose nature is similar to ours, it’s about respecting and supporting the differences.
Ditulis oleh Sitta Karina, pernah dimuat di Majalah Gogirl! dengan judul “Drama Antar Sahabat, Gimana Cara Ngatasinnya?”
*) Feature image via Pinterest
2 Responses