Tidak “mager” saat bulan puasa.
Tapi, apakah olahraga saat berpuasa seaman dan semudah itu dilakukan?
Tunggu dulu.
Sebelum kita langsung suit up dengan sneakers terkece dan yoga pants hip yang baru aja dibeli, ternyata olahraga saat puasa nggak bisa dilakukan sembarangan.
Ini gara-gara pengalaman saya minggu lalu. Lepas dari hari-hari UKK (Ujian Kenaikan Kelas) Harsya dan Nara yang cukup melelahkan (karena bagi otak untuk menulis cerita dan membuat soal latihan mereka), saya kelewat bersemangat melakukan stress-reliever favorit selama ini: olahraga.
Tapiiii.. olahraga kali ini beda. Soalnya, jatuhnya pas bulan puasa.
Merasa tahun lalu mampu melakukan aerobik ringan selama bulan puasa dengan menyetel playlist lagu Zumba yang temponya nggak terlalu cepat, saya ingin coba latihan berbeda tahun ini, yakni HIIT (atau High Intensity Interval Training).
Sebenarnya melakukan HIIT di luar bulan Ramadan bukan hal baru bagi saya. Malah saya suka banget tantangannya!
Sayangnya, saya nggak menyadari bahwa kondisi tubuh yang kurang cairan selama 13 jam saat berpuasa ternyata ngaruh banget.
Alhasil, saya tumbang setelah melakukan sesi HIIT 30 menit sebelum berbuka puasa. Tak hanya sakit kepala, badan langsung berkeringat dingin, dan butuh waktu semalaman untuk memulihkannya (seduhan jahe to the rescue!)
Kita pasti sudah tahu luar kepala apa saja manfaat olahraga.
Ketika dilakukan saat berpuasa, manfaat olahraga jadi lebih maksimal, yakni menjadikan tubuh bugar, serta meningkatkan proses pembakaran kalori.
Namun, semua itu ternyata ada syaratnya, yang kalau tidak dilakukan akan berdampak seperti pengalaman saya. Bukannya bugar, badan malah jadi bubar!
Jadi, apakah boleh olahraga saat puasa?
Baca juga: Diet Sehat Seperti Ini yang Bikin Panjang Umur
Jawabannya boleh, tapi dengan syarat-syarat yang harus kita perhatikan dengan baik sebelumnya.
Apa saja ya?
1. Kondisi tubuh
Berpuasa saja mesti perhatikan kondisi tubuh, apalagi berpuasa sambil berolahraga ‘kan? Ketika kita berpuasa dalam kondisi badan pegal-linu dan hidung meler, sebaiknya urungkan dulu niat mengikat tali sepatu olahraga. Termasuk saat seharian sedang hectic—lembur, meeting seharian, maupun mengantar anak-anak les sambil membuat latihan soal dan kerja di jalan (just like what I do).
2. Waktu berolahraga
Sebaiknya lakukan latihan rutinmu dalam durasi moderat, yaitu sekitar 30 menit, dan waktunya adalah menjelang berbuka puasa.
3. Porsi sahur cukup dengan gizi seimbang
Saya termasuk yang tidak bisa sekaligus makan banyak saat sahur. Tapi, makin ke sini jadi makin paham bahwa cukup sahur dengan nutrisi seimbang (air putih, sayur, buah, lauk, dan sedikit nasi) membuat ritual puasa (dan olahraga) jadi nyaman, serta tidak mudah kehabisan energi sampai waktu berbuka nanti.
4. Perhatikan kesibukan hari itu
Apakah tidak terlalu padat atau sebaliknya, amat menguras tenaga baik secara fisik maupun emosional. Jangan paksakan berolahraga berat saat kondisi jiwa sedang lelah.
5. Turunkan intensitas olahraga
Walau selama ini kita rutin berolahraga di luar bulan Ramadan, bagaimana pun juga yang namanya berolahraga saat sedang menjalankan puasa adalah sesuatu di luar kebiasaan. Oleh karena itu, wajar banget jika badan butuh adaptasi, sehingga tidak semudah itu melakukan olahraga dengan jenis dan intensitas yang biasa kita lakukan. Contoh olahraga yang bisa kita lakukan antara lain: aerobik ringan, jogging, dan berenang.
Jadi, tak ada alasan untuk bermalas-malasan selama bulan puasa, dong.
Dengan persiapan yang tepat, tubuh bisa kok menyesuaikan diri dengan ritme baru ini dan tetap berstamina.
Bahkan, ada yang berpendapat bahwa ngabuburit di mall… is the best cardio! 🙂
Kamu setuju?
Apa olahraga pilihanmu ketika berpuasa?
*) Feature image via Pinterest
One Response