Dimulai dengan memahami diri dulu.
Saat mendengar ucapan “Yang PD, dong!” atau “Bisalah! Yakin aja sama diri elo sendiri”, apa yang pertama kali terlintas di kepala?
PD, yakin sama diri sendiri, percaya diri, atau malah sebaliknya: “Bisa ya nggak ya gue begitu?”
Anjuran dan nasihat untuk percaya diri kerap kita dengar sampai rasanya itu menjadi sesuatu yang biasa. Padahal, pada kenyataannya, bagi sebagian orang butuh usaha yang luar biasa demi bisa menjadi seperti itu.
Pengertian Percaya Diri
Sebenarnya apa sih pengertian percaya diri itu sendiri?
Apakah sekadar yakin sama diri sendiri—dalam segala hal? Atau ada batasan tertentu?
Secara umum, percaya diri adalah rasa yakin terhadap kemampuan diri dalam mencapai sesuatu.
Seseorang yang memiliki rasa percaya diri cukup biasanya tidak memerlukan validasi berlebihan dari orang lain demi bisa unjuk gigi.
Pengertian percaya kadang bisa diperluas menjadi penilaian positif terhadap diri sendiri yang dibarengi pengharapan realistis.
Pengharapan realistis membumikan seseorang.
Baca juga: 4 Tips Penting Mengatasi Harga Diri Rendah
Dengan rasa percaya diri yang cukup, jika tujuan dan harapan yang diinginkan tidak tercapai, maka ia tetap mampu memandang secara positif (mengambil hikmah dari kejadian tersebut) dan menerimanya.
Kurangnya rasa percaya diri membuat seseorang ragu saat memutuskan, tidak berani mengambil risiko maupun menghadapi tantangan yang terjadi dalam kehidupan, baik itu di lingkungan rumah, sekolah, dunia kerja, sampai kehidupan sosial.
Sedangkan, PD berlebih membuat seseorang jadi cocky alias sombong. Dengan bersikap begini, ia jadi cenderung meremehkan dan memandang rendah hal lain di luar dirinya.
Pada awalnya, sikap terlalu PD hingga menjadi sombong sering kali mendatangkan energi berlipat ganda dan menjadikan seseorang seakan tak tertandingi.
Namun, hati-hati… alih-alih tujuan tercapai dengan mulus, ia malah tersandung kesombongannya sendiri dan berpotensi gagal pada akhirnya.
PD, Namun Tetap Membumi
Kyori pernah kena batunya soal PD. Berbeda dengan kebanyakan orang yang mengalami krisis percaya diri, ia justru sebaliknya.
Sejak SMP, Kyori yang berotak encer dan aktif dalam klub dance selalu merasa di atas angin. Semua hal dalam kehidupan bisa diselesaikan tanpa effort berlebih, termasuk saat ia memilih jurusan MIPA (Matematika dan IPA) di perguruan tinggi.
Sayangnya, keberuntungan Kyori tidak berlangsung selamanya. Setelah lulus kuliah, ia yang terbiasa menganggap enteng sesuatu mendadak berhadapan dengan tantangan.
BANYAK tantangan baru.
Kolega yang “drama”, bos yang berubah-ubah ekspektasinya, sampai klien yang tidak pernah puas.
Dulu tugas-tugas sekolah dapat diselesaikan tepat waktu. Kini, kerjaan menumpuk dan terasa tiada habisnya.
Kyori tak habis pikir; ia merasa dirinya jago. Bibit unggul malah. Tapi, pencapaiannya sekarang nggak lagi sekeren saat masih sekolah.
Menyadari dirinya nggak bisa menggunakan cara seperti dulu, Kyori pun melakukan refleksi atas apa yang terjadi dan menyadari ternyata ia tidak benar-benar menggali dan mengenali diri. Pokoknya, yang penting sukses. Dengan begitu, ia selalu tampak keren dan dielu-elukan orang.
Kelewat PD, Kyori pun kehilangan kompas nuraninya. Ia jadi tidak ngeh, selama ini telah salah menempatkan rasa yakin terhadap kemampuan dirinya.
Berbeda dengan yang Kyori alami, rasa percaya diri yang cukup membuat kita tidak merasa optimis berlebihan, rendah diri, apalagi sombong.
Ini justru membuat kita mampu menjawab tantangan dengan mantap namun tetap realistis. Tidak juga ditunggangi rasa panik maupun anxiety karena kita mengerti kapasitas diri selama ini.
Setelah mengetahui pengertian percaya diri, bagaimana penilaian terhadap kondisimu saat ini?
Apakah sudah memiliki kadar PD yang cukup atau masih perlu ditingkatkan lagi?
*) Feature image: @harleyjayne
Makasih. Sepertinya Saya kelewat pede. Dan kadang bikin temen-temen pada kesel sama Saya. Terimakasih, ini cukup menyadarkan 🙂
Kadang dengan kita tau porsi percaya diri, impact ke hasil kerjaan kita itu lebih dari apa yang kita ekspektasikan. Dibandingkan dengan ketika tidak bisa mengontrol rasa PD yang memuncak. Itu si kak kalo dari pengalamanku😊