Dimulai dari kebiasaan sehat sehari-hari.
Siapa yang tidak ingin anak kesayangannya tumbuh sehat dan cerdas?
Tentunya semua orang tua memiliki harapan dan keinginan yang sama.
Seorang anak mampu mengikuti pelajaran dan aktivitas di sekolah dengan baik jika didukung oleh kesehatan tubuh dan jiwa yang prima.
Kedua hal itu sejatinya dimulai dari rumah.
Dari apa yang selama ini dilakukan sehari-hari oleh orangtua serta orang dewasa lainnya yang hidup bersama si anak. Bisa itu paman, bibi, kakek, nenek, maupun sepupu.
Menjadi sehat sebenarnya bukan sekadar tujuan, melainkan sebuah perjalanan.
Sesuatu yang mesti kita biasakan secara rutin hingga menjadi bagian dari gaya hidup.
Gemuk bukan berarti sehat
Pola hidup sehat bagi anak, khususnya pelajar, tidak bisa diterapkan dan membuahkan hasil cemerlang hanya dalam sekejap.
Sayangnya, banyak orangtua masih beranggapan bahwa sehat itu identik dengan gemuk. Bahwa anak yang gemuk, montok dan menggemaskan adalah simbol kehidupan yang sehat.
Baca juga: Ingin Anak Kreatif? Tumbuhkan dengan 4 Cara Ini
Padahal jika dibiarkan, kondisi kegemukan anak akan mengarah pada obesitas. Kita semua tentu tahu bahwa obesitas pangkal dari segala macam jenis penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung. Kini sudah semakin banyak anak muda di Indonesia yang berisiko tinggi terkena penyakit itu akibat pola hidup tidak sehat.
Lantas, bagaimana mengetahui anak kita terlalu gemuk (atau terlalu kurus)?
Kalau saya dengan cara memantau tinggi dan berat badan anak-anak secara berkala di rumah maupun saat mengunjungi pusat kesehatan.
Satu kali dalam sebulan saya selalu mengukur berat badan dengan timbangan dan tinggi anak dengan meteran jahit, lalu membandingkan hasilnya dengan tabel acuan berikut:
- Tabel tinggi dan berat badan anak 0-45 bulan
- Tabel tinggi dan berat badan anak 1-5 tahun
- Tabel tinggi dan berat badan anak 6-12 tahun
Tinggi dan berat badan anak kita mungkin tak selalu seideal tabel di atas. Tapi, setidaknya kita mendapatkan gambaran umum tentang kondisi kesehatan serta perbaikan gizi yang mesti dilakukan jika perlu.
Tabel tinggi dan berat badan di atas merupakan panduan awal untuk mengetahui kondisi kesehatan mendasar si kecil.
Pertanyaan berikutnya, apakah sehat cuma diukur dari tinggi dan berat badan ideal si anak saja?
Ternyata tidak!
Menjadi Sehat Seutuhnya
Ada konsep menarik tentang hidup sehat seutuhnya yang saya dapatkan dari seminar di sekolah anak-anak. Jadi, menurut Bapak Kepala Sekolah, sehat tak hanya menyangkut tubuh atau fisik kita saja.
Kondisi sehat seutuhnya seorang anak dilihat dari empat aspek berikut:
- Fisik (aktif, tidak mudah sakit, menerapkan pola hidup sehat)
- Emosi (berbudi pekerti, mampu mengelola emosi)
- Sosialisasi (beradab, peka dan tanggap terhadap keadaan, bisa beradaptasi)
- Intelektual (cerdas dalam berpikir, mampu menalar dan menganalisa, kritis, kreatif)
Untuk bisa mencapai keempat aspek di atas, kita sebagai orangtua bisa memulainya dengan menerapkan pola hidup sehat bagi pelajar bersamaan dengan mencontohkan hal-hal yang baik di depan mereka.
Baca juga: 8 Hal yang Saya Pelajari dari Guru untuk Mendidik Anak Berkarakter
Pola Hidup Sehat Bagi Pelajar Tidak Harus Mahal
Sebagai sesama ibu, saya pernah berdiskusi seputar penerapan kebiasaan hidup sehat dengan asisten rumah tangga. Menurutnya, hidup sehat itu susah, mahal, dan hanya bisa dilakukan oleh orang kaya.
Saya tidak sepenuhnya setuju dengan opininya. Gaya hidup sehat terasa susah dilakukan oleh semua kalangan, kok. Tak hanya dari golongan menengah ke bawah.
Bayangkan, selama ini kita dikelilingi berbagai makanan enak, murah, dan mudah diakses (mulai dari cilok sampai fried chicken!). Bagi kita saja sulit memilih tumisan taoge, tomat, dan telur puyuh saat ada gorengan, apalagi bagi anak-anak ‘kan? 😅
Pola hidup sehat bagi pelajar seperti apa yang dapat menjadikan mereka manusia pembelajar yang berprestasi, tapi biayanya cukup terjangkau?
1. Perhatikan gizi
Gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak dan ini berfungsi sebagai sumber tenaga. Sedangkan, gizi mikro berupa vitamin dan mineral yang penting untuk menjaga fungsi tubuh. Sumber karbohidrat tak hanya nasi, melainkan juga roti, bakmi, dan sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan selada. Sumber protein bisa didapatkan dari telur, tahu, tempe, jamur, ayam, daging, ikan, dan kacang-kacangan.
2. Beli di tukang sayur
Untuk menyiapkan makanan sehari-hari anak yang sehat dan bergizi, kita bisa membeli bahan-bahan yang tersedia di tukang sayur maupun mini market. Berikut contoh menu harian untuk pelajar:
Pagi
Sarapan: roti, telur dadar, pepaya, air putih
Snack (bekal): pisang, susu kotak
Siang
Makan siang (bekal): nasi, tempe goreng, tumisan jamur dan kacang panjang
Sore
Snack: Jeruk, biskuit
Malam
Makan malam: nasi, semur tahu dan telor ceplok, sayur bening
3. Bawa bekal dari rumah
Salah satu cara membiasakan anak makan sehat adalah dengan membawakan bekal dari rumah. Hal ini cukup menantang, karena biasanya teman-teman si anak jajan saat istirahat di sekolah. Padahal, tidak semua jajanan yang tersedia cukup sehat untuk disantap tiap hari karena kandungan gula yang tinggi. Agar tetap nyaman, ajak anak diskusi kapan saja ia membawa bekal dari rumah dan kapan ia bisa sesekali jajan di sekolah.
4. Cukup minum air putih
Ingatkan anak-anak untuk rajin mengkonsumsi air putih saat di sekolah. Apalagi kita tidak ada di sana untuk selalu mengingatkan mereka ‘kan? Beritahu mereka apa saja manfaat minum air putih, serta apa kerugiannya jika kita lebih memilih minuman kemasan yang manis.
5. Cukup tidur di malam hari
Hormon pertumbuhan anak aktif bekerja saat mereka tidur di malam hari. Idealnya, anak usia sekolah butuh waktu tidur sekitar 8-10 jam tiap harinya. Agar tumbuh kembang mereka berlangsung baik dan tidak mengantuk di kelas keesokan harinya, pastikan waktu istirahat anak cukup.
6. Pilih olahraga kesukaan
Anak aktif adalah anak yang cerdas. Bergerak aktif, salah satunya dengan berolahraga, mendukung pertumbuhan tulang anak dan membuat mereka mampu berpikir lebih baik dari anak-anak yang lebih banyak duduk. Baik anak laki-laki maupun perempuan, dorong mereka untuk aktif berolahraga. Diskusikan pilihan olahraga apa yang cocok dan mereka sukai. Jangan lupa untuk berolahraga bareng keluarga di akhir pekan, ya!
7. Berbincang hangat dalam keluarga
Kasih sayang dan kehangatan merupakan modal penting bagi anak untuk dapat tumbuh menjadi manusia dewasa yang cerdas dan berbudi. Sesibuk apa pun orangtua, jangan lupa untuk TIAP HARI luangkan waktu sejenak untuk mengobrol dan bertukar pikiran dari hati ke hati dengan anak. Buat ia merasa diterima dan bahagia di dalam keluarga kecilnya sendiri.
Ternyata tidak sulit ‘kan menerapkan kebiasaan sehari-hari yang sehat bagi jiwa dan raga?
Tips kesehatan di atas juga bisa dimanfaatkan oleh para orangtua, kok. Karena sebelum membiasakan ini terhadap anak-anak, saya pun sudah lebih dahulu melakukannya dan terbukti bermanfaat!
Nah, pola hidup sehat bagi pelajar seperti apa yang menurutmu baik untuk dijadikan kebiasaan?
Bagikan pendapat di kolom komentar, ya 😉
*) Feature image: Alexander Dummer via Pexels