Manusia nggak bisa hidup sendiri, termasuk mereka yang mengaku dirinya ansos alias anti sosial. Pertemanan dan relasi dengan sesama adalah suatu kebutuhan yang menjadikan kita utuh, juga bahagia.
Seiring dengan perkembangan teknologi, corak pertemanan pun ikut berubah. Apalagi di era booming-nya media sosial seperti sekarang ini.
Semua yang ingin kita sampaikan ke teman-teman segeng bisa dikomunikasikan dengan cepat—dan online.
Selain itu, nggak hanya cepat, komunikasi pun jadi lebih mudah dan praktis.
Ingin membuat janji ketemuan bareng, tinggal bikin grup WhatsApp sementara untuk mendiskusikan venue-nya.
Ingin memastikan nama para sahabat terdokumentasi dalam sepenggal momen foto dan video, tinggal tag maupun mention mereka.
Bahkan, semua tanggal ulang tahun mereka pun sudah diingatkan oleh Facebook. Jadi, kita nggak bakal kelewatan mengucapkan happy birthday!
Nah, dengan segala kemudahan itu, menjalin hubungan yang langgeng dalam persahabatan pun menjadi sarat tantangan. Apalagi jika kita cenderung mau enaknya aja.
Saat ada teman yang dilanda musibah, kita tinggal copy & paste ucapan duka cita… dari pesan orang lain sebelum kita!
Tiap dapat forwarded message, kita langsung meneruskan pesan tersebut ke grup tanpa memeriksa kebenaran di baliknya yang otomatis bikin teman dongkol, tapi nggak enak mau tendang kita keluar dari grup.
Belum lagi saat berbincang dalam grup. Sering kali jari lebih cepat mengetik daripada kemampuan otak menimbang gagasan.
Alhasil, belum sempat dipikirkan baik-baik, pesan keburu terkirim dan ternyata bikin seseorang tersinggung.
Raihana pernah mengalami ini. Maksudnya sih bercanda di grup WhatsApp dengan mengatakan Akar, pacar Willa, nggak kompeten saat weekly meeting Jumat lalu. Sayangnya, gaya bertutur Raihana seolah tampak galak—pakai huruf besar semua dan tanpa emoji sedikit pun—malah mengesankan ia sedang mencaci Akar. Kontan saja Willa jadi nyolot balik dan cekcok via grup pun tak terhindari.
Baca juga: 7 Pertanyaan Penting Sebelum Memutuskan Menikah
Tidak semua persahabatan masa kini seindah quotes manis yang bertebaran di Instagram.
Alih-alih makin akrab, pertemanan di era media sosial justru berpotensi merenggang jika kita kurang peka membaca situasi.
Daripada salah langkah seperti Raihana, lebih baik ingat baik-baik keempat poin penting berikut ini demi menjaga pertemanan yang selalu asyik—dan drama-free:
1. Pilih kata dan perhatikan cara penyampaian
Pikirkan dua kali sebelum post—apakahini perlu, apakah ini pantas, dan apakah ini bisa menyinggung perasaan seseorang?Setelah itu, atur cara penyampaiannya. Lihat dengan siapa kita berbicara dan gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan lawan bicara tersebut.
2. Jangan terlalu sensitif
Kemungkinan kita menyinggung orang lain sama besarnya dengan kemungkinan kita tersinggung gara-gara ucapan orang lain. Namun, kita selalu memiliki pilihan untuk nggak baper dan berusaha melihat dari perspektif orang tersebut. Siapa tahu maksudnya tidak seburuk yang kita kira, kok.
3. Sampaikan secara positif, atau minimal, netral
Bandingkan antara “Hari ini Ipang seenaknya nggak latihan lagi lho!” dengan “Ipang nggak latihan lagi, nih. Ada apa ya?”. Perkataan pertama bernada menuduh, sedangkan yang kedua berisi informasi sekaligus pertanyaan. Kesannya memang sepele. Namun, jika kita di posisi Ipang yang hari itu nggak ikut latihan band karena demam pasti BT ‘kan mendengar ucapan pertama?
4. Niatkan dengan tulus
Kunci menjalani ketiga poin di atas adalah tanamkan niat tulus saat kita berbicara. Karena, apa yang terbesit dalam hati akan terpancar keluar. Orang lain saja bisa merasa terganggu jika cara berbicara kita bikin nggak nyaman, apalagi teman dekat ‘kan?
Satu hal yang harus kita ingat, komunikasi masa kini—via e-mail, chat group, media sosial—sering kali tidak melibatkan tatap muka.
Itu berarti lawan bicara nggak bisa melihat gestur dan ekspresi muka kita saat berbincang dengannya sehingga akan lebih mudah terjadi salah paham saat penggunaan kata dan gaya berbicara yang kurang tepat.
Demi pertemanan yang langgeng, sudah sepantasnya kita nggak lagi meremehkan masalah ini ‘kan? 😉
*) Feature image: @createcultivate
Setuju.
Lebih ke kebiasaan menata attitude ke orang lain itu juga berpengaruh ke cara menjaga komunikasi yang baik. Mantap kak artikelnya😉
Betul, terkadang untuk hal yang sangat penting lebih memilih ngobrol langsung agar tidak ada salah paham. Hehehe.