Identifikasi Passion dalam Hidupmu


blog.sittakarina.com_identifikasi-passionKenali passion berarti belajar mengenali dirimu.

Belakangan kita sering dengar kata “passion”—apa passion kita selama ini, kalau ingin sukses maka bekerjalah sesuai passion, dan berbagai tips seputar memaksimalkannya.

Well, you’re not alone!

Terus, passion itu sendiri apa sih artinya?

Hobi? Atau sekadar sesuatu yang kita suka?

Berarti nongkrong di coffee shop dan main video games termasuk dalam kategori itu dong?

Passion adalah perasaan yang sangat kuat terhadap sesuatu yang membuat kita ingin terus bergerak, mencari, dan terus berevolusi untuk memberi nilai lebih terhadap diri, kehidupan, juga sekitar kita.

Passion lebih dari sekadar hobi.

Apa ciri-ciri sesuatu merupakan passion-mu?

    1. Kita sangat suka melakukannya
    2. Kita ingin selalu melakukannya, terlibat di dalamnya, sesering mungkin
    3. Ketika melakukannya kita merasa jadi lebih berarti
    4. Kita selalu ingin mengeksplor, mendalaminya, seperti apa pun rintangan yang kita hadapi
    5. Kita pantang menyerah ketika menemukan kesulitan dalam mendalami passion tersebut

Lalu, apakah ini akan datang sendiri pada tiap orang?

Jawabannya tidak.

Passion tidak akan pernah kita temukan apabila kita hanya berdiam diri, tidak mencarinya.

Proses pencarian tiap orang pun beragam; ada yang cepat, ada juga yang lama dan berliku.

Yang paling penting, jangan pernah absen untuk bertanya pada dirimu: “Apa yang benar-benar ingin saya lakukan dan saat melakukannya bikin saya merasa berarti?”

Lalu, apakah setelah menemukannya lalu kita harus bekerja sesuai passion tersebut?

Jawabannya bisa ya, bisa tidak.

Baca juga: Identifikasi dan Penuhi Kebutuhan Jiwa Kita

Contohnya seperti pada dua kehidupan teman saya di bawah ini (nama disamarkan sesuai permintaan yang bersangkutan):

Kondisi 1
Passion Andra adalah mengajar. Kegiatan sehari-harinya bekerja di perusahaan periklanan. Namun, Andra berusaha meluangkan waktu 2 sampai 3x dalam seminggu untuk berbagi ilmu dan pandangannya di organisasi mahasiswa dan organisasi nirlaba demi menyalurkan passion tersebut. Andra merasa mendapatkan kepuasan batin yang tak ternilai saat menjalani itu. Suatu waktu, sebuah organisasi kepemudaan internasional tertarik dengan kiprah Andra dan menjadikannya duta, kali ini dengan bayaran yang bahkan tak pernah ia bayangkan sebesar itu. Dengan begini Andra pun dapat terus bekerja dan berkarya, serta menjalankan true calling (panggilan hidup) pilihannya yang memberikan dampak positif lebih luas lagi.

Kondisi 2
Keke bekerja sebagai konsultan di salah satu consulting firm asing ternama. Jadwalnya luar biasa padat, tapi setara dengan gaji US$ yang diterimanya yang dapat membiayai hidup kedua orangtuanya yang sudah pensiun. Keke cukup sering merasakan burnout dalam menjalani kehidupan konsultan yang serba sibuk dan serba cepat. Lantas, apakah bidang ini merupakan passion-nya? Ternyata bukan.

Keke sangat suka memotret. Tapi ia tidak yakin, apakah biaya hidup diri dan orang tuanya dapat terpenuhi jika ia menjadi fotografer.

Keke memutuskan ia tetap menjadi konsultan saat hari kerja, dan beralih jadi fotografer di akhir pekan. Kegemaran memotret momen pesta (terutama pernikahan dan ulangtahun) serta still life tidak perlu ia korbankan, dan justru menjadi “a beautiful work in progress”. Dengan penerimaan seperti ini, Keke pun merasa hidupnya lebih seimbang antara apa yang harus ia penuhi dan apa yang ingin ia lakukan.

Lebih lanjut lagi, menemukan passion dan melakoninya dengan penuh kesungguhan adalah sebuah bentuk apresiasi terhadap hidup.

Dengan menjalani itu, kita semakin tahu “siapa diri kita” dan “apakah panggilan hidup kita” sebenarnya.

Begitu kita memahami dua hal tersebut, hidup kita pun akan memiliki arah dan tujuan yang lebih jelas, dan tentunya jadi lebih bermakna.

 

*) Featured image via Favim



Leave a Comment

  • (will not be published)


10 Responses

  1. Hai Kak Sitta. aku sudah menemukan passionku. beberapa waktu lalu aku tidak terpikirkan apakah aku harus hidup dengan mengubur passionku dalam dalam. tapi karena aku memiliki teman yang berjuang untuk passionnya sendiri, aku jadi termotivasi untuk mewujudkannya. lingkungan tempatku bekerja mendukungku untuk passionku, tapi memang bukan jobdesk-ku. hampir sama seperti kisah keke, aku juga harus mencukupi kehidupanku serta adikku yang masih sekolah. mengenal temnaku itu, membuat aku kembali menemukan diriku yang lama, yang sebelumnya sempat aku lupakan. aku harus membagi waktu untuk mempelajarinya di lain waktu.
    aku bertekad untuk benar-benar fokus mewujudkannya tahun depan. semoga semesta mendukungku.

    Reply
  2. Salam kenal kak sitta, saya sdh menemukan passion saya yaitu menulis dan traveling, walaupun kerjaan sehari-hari saya di kantor, tp saya berencana resign dr kantor utk menekuni passion saya walaupun msh maju mundur karena dah biasa gajian diakhir bulan hehehe, makasih tulisannya bermanfaat buat saya

    Reply
  3. Rissa Hutapea

    Thanks kak 😄 Makin yakin jalani yg aku pilih saat ini

    Reply